***
Apa maksud Maya mengutarakan hal itu??
Ada hubungan apa antara mereka berdua??
Hati dan pikiranku tak mampu berpikir jernih, tak sanggup menerima semua ini..
Aku masih diam tertegun melihat perbincangan mereka berdua dan tak sengaja mas Imran melihat ke arahku dengan aku posisi masih terisak...
Hiks.. Hikss... Hiksss...
"Ya Allah, mengapa ada saja kerikil yang bertamu pada rumah tanggaku dan mas Imran, baru saja pikiranku jernih perihal Asyila dan sekarang.. Hiks.. Hikss.. Maya ingin dinikahi oleh mas Imran, suamiku.. Hiks.. Hiks.." gumamku dalam hati dengan menangis sejadi-jadinya
"Pergi kau Maya!!!" teriak tegas mas Imran menyuruh Maya pergi
"tapi ustadz.. Hiks.. Hiks.." ujar Maya dengan menunduk dan menangis kemudian berlalu pergi
Dengan berlari kecil, mas Imran menghampiriku yang tidak jauh dari tempat dimana mereka berbicara tadi..
Mas Imran meraih tanganku dan digenggam dengan eratnya lalu dibawanya ke dalam rumah
Aku?? Tubuhku seperti tiada daya dan ikut begitu saja dengan mas Imran..
Tangisanku mengalir.. Aku diam tak bersuara..
Tampak mas Imran berdiri dengan tangan kiri di pinggang dan yang kiri menggaruk ringan kepalanya..
"Haaahhhh!!!" seru mas Imran dengan nada kesal atas apa yang dilakukan oleh Maya
Mas Imran berjalan ke arahku yang kini tengah duduk di tepi ranjang kamar mengendalikan amarah yang bercampur dengan isakan tangis..
"Sayang.. Dengarkan aku.." ucap mas Imran duduk dihadapanku namun aku memalingkan wajahku
Aku sadar jika suamiku itu paham akan agama islam, tampan, supel, ramah, jadi tidak heran jika banyak hawa yang mengidamkannya, termasuk aku, Maya, Asyila, bahkan aku yakin diluar sana pun masih banyak hawa yang mengingininya...
"Sayang, semua itu tidak benar, jangan kamu masukkan dalam hati dan pikiranmu, semua itu.. Tidak benar sayang" tutur mas Imran menjelaskan
"Sebenarnya ada apa antara kalian berdua?!" tanyaku pada mas Imran dengan mengusap air mata yang jatuh terus-menerus
"ada apa? Maksud kamu apa sayang? Jadi kamu tidak percaya pada suamimu ini?" jawab mas Imran yang tidak membenarkan pernyataan Maya
"iya, ada hubungan apa antara mas sama Maya? Hingga dia meminta untuk mas nikahi.. Hiks.. Hiks..." tanyaku perlahan pada mas Imran sambil ku genggam tangannya yang berada di pangkuanku
Mas Imran melepaskan tanganku dan berdiri, ia berjalan mundur menjauhiku seolah kehilangan kepercayaan dariku...
Ku lihat matanya, kedua bola mata itu seolah ingin menjelaskan jika dia tidak ada sangkutpautnya sama sekali dengan sikap Maya tadi pagi.. Namun egoku, masih saja ingin membenarkan hal itu...
"astaghfirullah haladzim.. Astaghfirullah haladzim" ujar mas Imran beristighfar dengan duduk disamping pintu kamar kami seolah kecewa
Perlahan aku berjalan mendekatinya..
"mas, kamu jujur saja, apa kamu juga mencintainya seperti yang dirasakannya padamu? Jika iya, insyaallah aku bisa menerimanya.. Hiks.. Hiks.." tuturku membersamainya duduk dan ku pegang kedua tangannya
"apa yang kamu bilang!! kamu tau dasar kekecewaanku? Aku tidak masalah jika Maya berlaku seperti itu, aku tidak peduli karena aku pun tidak sedikitpun mempunyai rasa untuknya, tapi aku..aku sedih, karena istri kesayanganku, bidadari syurgaku, kamu tidak mempercayaiku.. Astagfirullah.. Astagfirullah.." ucap mas Imran dengan menelungkupkan kedua tangannya keatas kepala
KAMU SEDANG MEMBACA
Jannah Ku Bersamamu Ustadz (REVISI)
Teen FictionHati-hati kalau baca, awas BAPER 😂 Langit pagi yang cerah, mentari kian merasuk dalam cermin dan memantul pada bibir yang membuat ukiran indah dengan lesung manis dipipiku... Aroma udara Jogja yang khas kian masuk dalam kalbu "Assalamualaikum Yog...