Pocari sweet

600 66 4
                                    

"Janina pulang sama gue, thanks atas tawaran lo."

Suara di belakang Janina membuat Janina terlonjak kaget. Disana ada Vabion Darmawangsa yang sedang memandang mereka datar dengan camera digantungkan dilehernya. Vabion Darmawangsa memang sekharismatik itu. Vabion mendekati Janina yang masih melongo melihatnya. Sedangkan Excel tersenyum setelahnya dan mengangguk mengerti.

"Oke, gue duluan kalau gitu. Bareng sama cewek jangan ngebut-ngebut lo." Excel berkata santai pada Vabion dengan nada jenakanya.

"I know how to take care of what is mine"

Balas Vabion santai tapi matanya menatap Excel dengan dingin. Vabion mengalihkan perhatiannya pada Janina dan memberinya senyum kecil kharismatinya. " kuy pulang " Vabion menggandeng gantungan tas Janina dan membawanya pergi dari hadapan Excel.

Dari pada digandeng, Janina lebih merasa terseret dengan tas dibelakanya yang sedikit terangkat. Dari pada seperti sepasang pacar, mereka terlihat seperti majikan yang sedang menyeret anak kucing. Janina menatap Bion kesal sekaligus curiga.

"Hee monas idup! Lo nggak niat nurunin gue di tengah jalan kan?" Vabion berhenti didepan pos satpam, ia masuk sebentar dan tampak bercakap dengan sopan. Setelahnya ia membawa helm dan langsung memasangkan ke kepala Janina sampai mengaitkan tali dibawah dagu Janina. Nggak tahu aja, Janina menahan napas selama Vabion melakukan hal tak terduga tersebut. Vabion mengetuk kecil pucuk helm Janina sampai membuat Janina mengaduh kecil. "Lo kalau mau diculik jangan diem aja, teriak kek!" Vabion langsung berjalan ke motornya setelah mengucapkan kalimat itu.

Apa katanya? Diculik? Anjir, lo pikir gue anak paud?!!-Janina yang tidak jadi baper

Karena keasyikan ngedumel Janina tak sadar Bion beserta motornya sudah di depannya. Bion mengulurkan handphonennya ke depan Janina, Janina menaikkan sebelah alisnya. "Gue nggak tau jalan, lo tulis alamatnya di gomaps." Janina memutarkan bola matanya. "Yaelah ntar gue arahin di jalan, ribet amat!" Vabion menggelengkan kepalanya. "Jalan lagi rame, ntar gue ngga denger, lo harus teriak, kalo gue jadi budeg kan berabe. Udah tinggal tulis aja ribet amat!" Janina mengambil HP Bion yang sudah tersambung earphone di telinga Bion. Setelahnya Janina langsung naik ke motor Bion. Oke, Daddy dan ella pasti syok karna untuk pertama kali ada cowok yang mengantar Janina pulang.

Saat Janina sudah ancang-ancang menaiki motor besar Bion, Bion menghentikan Janina. "Wait, berdiri disitu." Janina masih berdiri dan menatap Bion bingung sekaligus curiga, jangan-jangan Bion tak jadi mengantarnya. Kalau iya Janina akan menggetok kepala Bion dengan helmnya keras-keras. Namun, Vabion malah membuka jaketnya, Janina jadi makin curiga. Sekarang Bion turun dari motor dan menalikan lengan jaket Bion ke pinggang Janina sehingga Jaket Bion menutupi sampai di bawah lutut. Janina mematung sama seperti saat Bion memakaikan helm padanya tadi. Bion kembali menaiki motornya dan memyuruh Janina untuk naik motornya.

HEE CURUT!! GUE BAPER, TANGGUNG JAWAB LO! - Janina yang mudah baper.

Siapa sangka Vabion Darmawangsa si anti cewek ini bisa mempunyai sifat gentleman dan manner pada perempuan. Ucapan Vabion benar, he know how to take care of his girl.

**

Di tengah koridor yang ramai, Janina terlihat kepusingan dengan berkas di tangannya. Ia tak menyangka menjadi manager Rockester sesusah ini. Kini ia ingin menemui Vabion untuk membahas tawaran Rockester untuk manggung di acara yang lumayan besar dan harus bentrok dengan acara festival sekolah. Saking fokusnya dengan berkas ditangannya, Janina hampir menabrak cewek di depannya. Cewek didepannya tersenyum pada Janina hingga memperlihatkan giginya lalu mengulurkan tangannya.

"Hai kak Jenny, aku Rima kelas 10 IPA 1, kakak pasti capek yah? Ini ada pesanan pocari buat kakak." Janina menatap Rima yang sedang mengulurkan pocari sweat dengan pandangan bingung. "Pesanan?" Rima hanya mengangguk masih dengan senyum cerianya. Janina kenal cewek di depannya, walau masih kelas 10 tapi dia sangat populer karena sifatnya yang social butterfly dari angkatannya. Janina menerima pocari tersebut sambil tersenyum dan mengucapkan terimakasih. "Tapi dari siapa?" Tanya Janina

Bukannya menjawab Rima langsung berlari ceria meninggalkan Janina. Rima menghampiri seseorang di dekat pintu kelas lalu bertos ria dengan orang tersebut. Orang tersebut mengalihkan pandangannya pada Janina, Janina langsung terkejut bukan main. Dia Excel, ia tersenyum pada Janina dan memberi kode Janina untuk meminumnya setelahnya ia mengepalkan tangan untuk menyemangati Janina. Janina tertawa kecil melihat Excel disana. Entah mengapa energi Janina langsung terisi penuh. Ia mengepalkan tangannya sambil menaikkan ke atas dan berkata 'FIGHTING ' tanpa suara. Janina meninggalkan koridor dengan keadaan hatinya yang melumar hangat.

***

KAIVAN ALSAKI

KAIVAN ALSAKI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
B I O NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang