ii.

617 73 54
                                    

Suara acara siaran ulang menggema di ruang tengah, menemani kehampaan Winwin.

Entah lawakan lucu dari acara itupun tidak dapat membuatnya tertawa terbahak-bahak, kini ia seperti patung. Hanya diam memandang kosong acara TV, hatinya terasa khawatir ketika suaminya tidak pulang.

Mabuk

Menyewa PSK

Atau berpesta

Entah tiga opsi itu yang selalu terpikirkan oleh Winwin. Kepalanya terasa pusing memikirkan Jaehyun, kenapa ia bisa jatuh hati pada pria bajingan itu? Winwin menghela nafasnya—mencoba berpikir positif namun nyatanya tidak bisa.

Winwin menghembuskan napasnya. Tenggorokannya masih sakit karena berteriak di kamar tadi, kepalanya sedikit pusing, karena darah yang terus menetes lewat tangan kanannya, matanyapun sembab karena menangis selama 2.

Winwin lelah, tapi tidak boleh begitu saja menyerah.

Ada yang berkata usaha tak akan menghianati hasil?

Winwin selalu optimis, dulu saat SMA dia bukan anak yang pintar namun tetap dapat beasiswa ke Korea. Hal itu dikarenakan usahanya. Winwin lulusan terbaikpun karena usahanya, sukses dengan dunia linguistikpun karena usahanya.

Jadi— untuk rumah tangganya iapun harus berusaha.

Mungkin saja usahanya belum keras sehingga Jaehyun masih mengalihkan pandangannya.

Mungkin saat Jaehyun pulang, ia akan mencintainya.

Mungkin esoknya,

mungkin lusa

munkin minggu depan,

mungkin bulan depan,

mungkin tahun setelahnya,

atau mungkin tidak akan pernah?

Winwin menghela napasnya.

Ia menundukkan kepalanya, menjadikan kedua lengannya sebagai bantalan.

Lalu perlahan pandanganya kabur.

Winwin membuka matanya, terperanjat kaget karena tiba-tiba ia bangun di kapuk lembutnya. Seingatnya ia tertidur di sofa tadi pagi.

“Sudah bangun?”

Winwin segera menoleh kepalanya kesamping. Ia membulatkan matanya, kaget? Tentu!

Ia melihat Jaehyun yang tersenyum manis.

“Sudah baikkan?”

Winwin tidak menyangka bahwa Jaehyun secara drastis berubah menjadi sosok lembut, bahkan tangannya mengelus pucuk kepala Winwin.

Oh Tuhan, apakah ini mimpi?

“Ja-Ja-Jaehyun..”

“Iya sayang?”

Suaranya yang biasanya datar kini bernada hangat. Tuhan, jika ini mimpi maka jangan bangunkan Winwin!

“Kamu tidak apa Jae?”

“Aku baik-baik saja, Winwinnie”

Oh! Bahkan Jaehyun memanggilnya dengan sebutan manis!

Panas di pipi Winwin memang tidak bisa dihindari, nampak jelas semburat merahnya.

“Kemarin kamu mabuk?”

“Ah, sepertinya tidak. Kemarin kan kita menonton film”

“Be.. Benarkah?”

Jaehyun mengangguk, “kita menonton film, ingat siapa yang jatuh tertidur di bahu kananku?”

“Tidak..”

“Hmm.. Mana mungkin juga kan kamu ingat.. Lagi pula ini kan hanya mimpi”

DEG

Dan Winwin pun kembali ke realita, dimana ia terbangun di sofa dengan TV yang masih menyala.

Nafasnya tenang, matanya mulai meredup.

Luka di tangan kanannya kini sudah mengering—hanya meninggalkan bekas darah di sela jarinya.

Ah, sekarang dia berada di dunia nyata.

Dimana Jaehyun belum mencintainya.

Namun tetap Winwin membesitkan syukur kepada Tuhan karena telah diberi bunga mimpi yang cukup indah—walaupun fana.

a

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

a.n

di chap kemaren mungkin banyak yang ngira winwin gs gara-gara make lingerie ya wkwk. itu kink saya :3 entah, suka aja ngebayangin cowo crossdresser 🌝

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

멍청이 -jaewinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang