Yeoja tersebut masih enggan rupanya untuk membuka matanya. Hampir satu bulan sudah dia terlelap dalam tidurnya. Padahal menurut dokter tidak ada kerusakan fatal pada tubuhnya. Entah mengapa dia begitu betah tidur selama itu.
Namja berkulit putih pucat itu mulai memasuki area Rumah Sakit terbesar di Seoul. Hampir setiap hari dia datang kesini hanya untuk menemani seseorang yang sangat dikasihinya. Dia berjalan melewati lorong-lorong Rumah Sakit yang sudah sangat dihafalnya. Bahkan tak jarang di tengah perjalanannya banyak suster yang menyapa dirinya.
Sesampainya di depan pintu yang terletak di ujung lorong tersebut, dia berhenti sejenak. Mencoba mengatur napasnya perlahan. Dia tak ingin menemui seseorang yang sangat dikasihinya itu dalam keadaan sedih seperti ini.
Setelah dirasa siap, dia mulai membuka pintu tersebut dan berjalan menuju satu-satunya bangkar yang ada di ruangan itu. Seperti biasanya dia hanya diam duduk di samping bangkar tersebut. Matanya tak lepas dari sosok di depannya yang tertidur pulas.
Perlahan tangannya mulai meraih tangan yeoja yang hanya tertidur didepannya ini. Helaan napasnya pun mulai terdengar berat. Bahkan sekarang air matanya pun sudah menggenang, siap untuk jatuh. Tapi sebelum hal itu terjadi, dia langsung menghapusnya secara kasar dengan tangan yang satunya. Dia tak ingin terlihat lemah walau nyatanya dia sudah merasa tersiksa dengan semua kejadian ini.
Satu lagi helaan napas terdengar. "Ra sampai kapan kamu akan tidur terus seperti ini?"
2 tahun kemudian...
"Oke, latihannya cukup sampai disini dulu. Kalian coba untuk berlatih sendiri nanti dirumah. Dan untuk pertemuan selanjutnya aku harap semuanya sudah bisa gerakan yang tadi. Mengerti?" Namja yang berdiri di depan ruangan tersebut menatap satu persatu anggota klub tari yang ia pimpin. "Iyaa..." jawab seluruh anggotanya serempak.
"Baiklah, sekarang kalian boleh pulang" Setelah mendengar penuturan terakhir dari namja tersebut. Satu persatu anggota klub mulai meninggalkan ruangan latihan tersebut. Hanya ada beberapa orang yang memilih untuk tetap tinggal sebentar disana.
Namja tadi menghampiri salah seorang yeoja yang tengah sibuk mengemasi barang-barangnya. Disamping yeoja itu ada seorang namja yang duduk berselonjor sambil menyenderkan kepalanya ke dinding. Namja tersebut sepertinya sedang asyik bermain game di handphone miliknya.
Merasa ada yang memperhatikannya, yeoja tersebut mendongak dan mendapati namja tersebut tengah menatapnya. Karena tak kunjung bicara, yeoja tersebut akhirnya bertanya. "Kenapa Sunbae?" Mendengar penuturan yeoja tersebut lantas membuat perhatian namja disampingnya teralihkan dari game ditangannya itu. Dia juga menoleh untuk melihat siapa yang diajak bicara oleh yeoja tadi. "Ahh Hoseok Hyung... Kenapa kau belum pulang?"
Mendengar pertanyaan dari kedua orang itu lantas membuat namja tersebut tersenyum lebar. "Ani, geunyang... Aku ingin mengajak kalian makan di cafe depan bagaimana?"
"Ahh mianhae Sunbae. Aku sudah terlanjur dijemput oleh Oppaku. Kau tau sendiri Oppaku seperti apa" jawab yeoja tersebut dengan mimik menyesal.
Melihat hal itu membuat Hoseok tersenyum singkat. "Ahh geurae arraseo. Kalau kau bagaimana Kook-ah?" Hoseok menatap Jungkook yang tengah asyik bermain game lagi. "Boleh-boleh saja kalau aku Hyung. Asalkan kau yang bayar hehe" ujarnya disertai senyum kelincinya itu. Hal tersebut membuat Hoseok melempar handuk yang sedari tadi digenggamnya itu kearah Jungkook. "Dasar kau ini"
"Aahhhh Hyung... Aku jadi kalah kan" ujarnya sambil melempar handuk tersebut secara asal.
Melihat interaksi dari kedua orang itu membuat yeoja tadi tertawa geli. "Yoora-ya.." Mendengar ada yang memanggilnya, Yoora menghentikan tawanya itu. "Iya Sunbae?"
Kini Hoseok telah duduk di depan Yoora dan Jungkook. "Bisakah kau tidak memanggilku Sunbae? Lihatlah disini cuma tinggal kita saja." Kemudian Yoora mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Benar, sekarang memang hanya tersisa mereka bertiga saja diruangan tersebut. "Ahh baiklah Oppa hehe"
"Good girl", ucap Hoseok seraya mengacak pelan rambut Yoora. "Hyung.. kau ini, jangan merusak rambut Yoora Noona. Lihatlah sekarang rambutnya berantakan begitu." Jungkook yang melihat hal itu langsung memberengut sebal. Melihat kelakuan Jungkook yang seperti itu tak ayal membuat keduanya tertawa kencang.
Handphone Yoora berbunyi tanda panggilan masuk. Setelah di cek ternyata itu dari Oppanya. Langsung saja dia menggeser layar untuk menjawab panggilan tersebut. "Eoh Oppa? Geurae? Eoh arraseo aku akan keluar sekarang" Setelah menutup panggilan tersebut Yoora langsung berdiri untuk meninggalkan ruangan latihan itu.
"Oppaku ternyata sudah didepan. Aku mau keluar sekarang. Kalian mau tetap disini atau keluar juga?" Yoora menatap kedua orang yang masih setia duduk di lantai itu. "Aku ikut bersamamu Noona. Ayo Hyung, kita keluar juga. Katanya kau tadi mengajakku makan" ucap Jungkook sambil menggeret tangan Hoseok agar segera berdiri. "Ahh iya iya baiklah. Ayoo"
Ketiganya pun pergi meninggalkan ruang latihan itu. Sesampainya di depan, mereka melihat seorang namja yang sedang berdiri disamping mobil sport berwarna putih sambil melipat tangannya didepan dada.
Melihat Oppanya tersebut lantas Yoora mulai mempercepat langkah kakinya. Sambil sedikit berlari dia mulai tersenyum manis ke arah Oppanya itu. Kemudian saat sudah dekat dia langsung memeluk Oppanya sangat erat. "Ahh Oppa aku rindu"
Mendengar penuturan yeoja tersebut membuat si namja terkekeh. "Kau ini bisa saja. Baru juga seminggu gak ketemu"
"Aisshh tapi kan tetap saja aku rindu Oppa" ucap Yoora sambil melepaskan pelukannya.
Jungkook dan Hoseok telah berada di dekat mereka. Yoongi yang melihat kehadiran kedua makhluk tersebut berujar, "Ada kalian juga rupanya?".
"Iya Hyung, darimana saja kau seminggu ini tidak kelihatan." Hoseok yang memang sekelas dengan Yoongi bertanya perihal ketidakhadiran Yoongi dikelas. "Ada urusan".
"Oh iya Hyung, kita mau makan di cafe depan. Kau mau ikut tidak. Tenang saja, Hoseok Hyung yang membayar"
"Iya Oppa ayo kita ikut mereka. Aku juga lapar" Yoora menunjukkan puppy face nya sambil menggoyang-goyangkan lengan Yoongi.
"Baiklah ayo"
Setelah sampai di cafe yang dimaksud, mereka langsung mencari tempat duduk kosong disana. Mereka memilih untuk duduk di dekat jendela. Tempat favorit Yoora. Karena dia bisa melihat lalu lalang orang-orang yang berjalan di depan cafe tersebut.
Sambil menunggu pesanan mereka datang, mereka sesekali mengobrol satu sama lain. "Hyung tau tidak kalo dia sudah kembali?" Mendengar penuturan Jungkook membuat mereka menghentikan aktivitasnya masing-masing. "Jeongmal? Eonje?" Hoseok tak mampu menahan rasa penasarannya itu.
"Kemarin sore kalau tidak salah. Aku tau dari Namjoon Hyung sih" Yoongi menatap Jungkook dengan pandangan yang sulit diartikan. "Namjoon tau darimana Kook?", tanya Hoseok lagi. "Kan kemarin yang jemput Namjoon Hyung. Soalnya Jin Hyung sedang ada urusan jadi minta tolong sama Namjoon Hyung" tutur Jungkook panjang lebar.
"Kalian ini ngomongin siapa sih?", tanya Yoora yang mulai penasaran juga. Pasalnya dia memang tak tau siapa yang dimaksud oleh mereka bertiga. Dia cuma tau Namjoon dan Seokjin yang memang sering main kerumahnya, karena mereka adalah sahabat Oppanya, Yoongi.
"Sudahlah tidak usah dibahas. Sekarang ayo makan" Yoongi menunjuk makanan yang sudah tersedia di meja mereka.
Bersambung...
Hai hai...
Selamat datang di work baruku. Semoga kalian suka ya.With luv,
ellyfz
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVESTORY
FanfictionTatapan mata itu seolah mengunciku dalam diam. Aku tak bisa menggambarkan dengan jelas emosi yang ada di dalamnya. Apakah itu bahagia, sedih, kecewa, ataupun terluka. Semuanya seolah berbaur menjadi satu.