"Ssttt Noona bangunlah" Yoora masih asyik dengan dunia mimpinya. "Ssttt Noona ayo cepat bangun. Kang Ssaem sudah datang" Jungkook berusaha membangunkan Yoora dengan menggoyangkan lengannya. Tapi Yoora tetap saja tak bergeming. Dia malah sedikit menggeliat dan mencari posisi yang enak untuk melanjutkan tidurnya.
"MIN YOORA!" Mendengar suara lantang dari depan sana membuat Yoora kaget dan refleks langsung berdiri masih dengan mata sedikit terpejam, khas orang bangun tidur. "Ne?" Sekarang semua mata tertuju pada Yoora. Tak sedikit dari mereka yang menertawakan tingkah konyol Yoora. Kegaduhan tersebut membuat Yoora perlahan membuka matanya dan mendapati sosok namja yang tengah berdiri di depan kelas tengah menatapnya tajam. Yoora lantas membulatkan matanya dan langsung menundukkan kepalanya karena malu. "Lari 10 putaran keliling lapangan. Sekarang!", ucap namja yang dipanggil Kang Ssaem tersebut tajam. Tanpa babibu lagi Yoora langsung menuju ke lapangan sekolahnya itu.
Tepat setelah Yoora menyelesaikan putaran yang kesepuluhnya, bel istirahat berbunyi. Karena telah lelah berlari sejak tadi, langsung saja Yoora menuju kantin yang masih agak sepi. Disana Yoora melihat Oppanya bersama dengan teman-temannya duduk di bangku paling pojok.
Yoora menghampiri mereka dan langsung duduk tepat disamping Oppanya. Namjoon yang duduk di depan Yoora tersenyum menyambut kedatangannya. Sedangkan Hoseok sibuk dengan ponselnya sendiri. "Oppa aku haus. Yang mana minumanmu? Inikah atau ini?", tanya Yoora sambil menunjuk beberapa minuman yang ada diatas meja. Tanpa menjawab Yoongi langsung mengambil salah satu minuman itu dan memberikannya pada Yoora. Yoora meminum orange juice tersebut dengan rakus. "Huaahhh segarnya, Gomawo Oppa"
"Kau habis darimana? Kenapa kelihatan capek sekali? Lihat keringatmu banyak sekali." Yoongi mengusapi keringat Yoora dengan tisu yang ada disana. Mendengar pertanyaan Yoongi membuat Yoora mengingat lagi kejadian saat dikelas tadi. Sungguh itu adalah hal yang memalukan bagi Yoora. "Kenapa tidak dijawab hmm?", tanya Yoongi sekali lagi.
Yoora memanyunkan bibirnya. "Aku habis lari keliling lapangan 10 kali Oppa. Jelas aku berkeringat seperti ini." Hoseok yang awalnya diam saja, menoleh pada Yoora. "Kok bisa? Memangnya kau melakukan apa sampai disuruh lari begitu?"
Belum sempat menjawab pertanyaan Hoseok, Jungkook tiba-tiba datang dengan nafas yang memburu. Sepertinya dia berlarian tadi. "Noona-noona kau tidak apa-apa?", tanyanya sambil mengecek kondisi Yoora. "Aku tidak apa-apa Kook. Hanya lelah saja" hawab Yoora disertai senyumannya. "Ahh syukurlah. Aku kira kau bakalan pingsan setelah lari tadi hehe"
"Eh tadi kau belum menjawabku Yoora-ya". Mendengar penuturan Hoseok membuat Yoora tersenyum kecut. "Oh iya lupa Oppa. Jadi gini, tadi itu Yoora kan lagi tidur dikelas, eh tiba-tiba Kang Ssaem masuk kekelas tapi Yooranya gak tau. Jadilah Kang Ssaem marah dan nyuruh Yoora lari."
"Memangnya tidak ada yang membangunkanmu?", sekarang giliran Namjoon yang bertanya. "Aku sudah membangunkannya Hyung, berkali-kali malah. Dasar Noonanya aja yang emang kebo". Yoora langsung menoleh meenatap Jungkook yang duduk di sebelah kanannya. "Apa kau bilang? Aku kebo? Kau saja yang tak niat membangunkanku Kook. Mana ada membangunkan orang dengan bisik-bisik begitu?"
"Ya nanti kalo teriak-teriak Kang Ssaem bakalan marah" bela Jungkook. "Ya tapi tetap saja kan Kang Ssaem marah dan malah menghukumku" Yoora tak mau kalah.
"Sudah-sudah kalian gak usah bertengkar. Kau lapar tidak? Oppa mau pesen makan. Kau mau makan apa?", lerai Yoongi akhirnya. "Samain sama Oppa saja" Yoongi langsung berdiri dan mengacak pelan rambut Yoora "Oke, tunggu sebentar ya".
Melihat interaksi dari kakak beradik itu membuat ketiganya geleng-geleng kepala. "Wae?" Yoora yang merasa diperhatikan pun bertanya. Tapi tak ada yang berniat menjawabnya. Tak ambil pusing Yoora mulai mengeluarkan handphonenya untuk mengecek akun sosial media miliknya.
Tanpa Yoora sadari ada seorang namja yang sedari tadi memandangi dirinya dari kejauhan. Tatapan matanya seakan menyiratkan kepedihan. Tapi enggan untuk diungkapkan.
"Ayo, kenapa kau berdiri saja disini. Nanti keburu bel masuk", ajak seorang namja kepada temannya itu. "Eh bukankah itu Hyung yang kemarin itu ya?", tunjuknya pada seseorang yang duduk bersama teman-temannya. "Benarkan? Ayo kita kesana saja. Daripada makan berdua doang." Akhirnya namja tersebut menyeret temannya itu untuk menuju ke kumpulan orang yang tadi ditunjuknya.
"Annyeong Hyung. Kau ingat aku tidak?", sapa namja tersebut kepada salah seorang dari mereka. "Ahh Jimin. Tentu saja aku mengingatmu. Kau sendirian?", tanyanya sambil melihat sekitar. "Ani Hyung. Aku bersama dengan Taehyung. Nah ini dia orangnya", ucap Jimin sambil menunjuk Taehyung yang berada di belakangnya.
Semua orang di meja tersebut yang awalnya sibuk sendiri, langsung menoleh dan mendapati sosok Taehyung yang berdiri di dekat meja mereka. Masing-masing memberikan tatapan yang berbeda pada Taehyung. Ada yang menatap bahagia karena akhirnya bertemu kembali dengan sahabatnya itu, ada yang menatap sendu karena merasa iba dan juga ada yang menatap penuh kebencian terhadapnya.
"Kook lihat deh ini lucu kan?", Yoora menunjukkan handphonenya pada Jungkook. Namun Jungkook tak merespon apa-apa. Akhirnya Yoora menoleh dan mendapati Jungkook sedang menatap seseorang. Ah salah. Sepertinya semua yang ada disitu tengah menatap orang tersebut dengan berbagai tatapan yang sulit Yoora artikan.
Karena penasaran Yoora pun mengalihkan pandangannya untuk melihat orang tersebut. "Kalian pada ngeliatin apa sih? Kok gitu banget mukanya" Lantas semua pandangan sekarang tertuju pada Yoora. Yoora menatap mereka berdua bergantian. Yang satu menatapnya dengan senyuman yang sangat menawan. Yoora hanya tersenyum singkat melihatnya. Sedangkan yang satunya lagi menatap Yoora dengan tatapan datarnya. Yoora mengerutkan keningnya. "Kau... siapa?"
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVESTORY
FanfictionTatapan mata itu seolah mengunciku dalam diam. Aku tak bisa menggambarkan dengan jelas emosi yang ada di dalamnya. Apakah itu bahagia, sedih, kecewa, ataupun terluka. Semuanya seolah berbaur menjadi satu.