"Kau..."
"Annyeong Yoora. Gimana kabarmu? Kau masih mengingatku kan?", ucap yeoja tersebut. Yoora menatap yeoja yang datang bersama Taehyung itu. Sepertinya Yoora pernah mengenalnya. Tapi entah dimana. "Hoksi...""Ahh aku Han Nayeong, dulu kita satu SMP", ucap yeoja bernama Nayeong itu. "Ahh geurae. Aku ingat. Kau wakil ketua osis itu kan?"
"Ne.. Benar sekali" senyum Nayeong mengembang. Sangat cantik sekali menurut Yoora. Pantas saja dulu banyak sekali namja yang tertarik pada Nayeong pikirnya. "Geundae... Bagaimana kau mengenalnya?", tunjuk Yoora pada Taehyung. "Ahh dia itu sahabatku sejak kecil. Benarkan Tae?", ucap Nayeong sambil menggandeng tangan Taehyung.
Taehyung yang ditanya pun hanya mengendikkan bahunya acuh. Sedangkan daritadi matanya terus saja menatap Yoora. Yoora yang merasa risih ditatap seperti itu akhirnya mengajak mereka untuk segera masuk ke theaternya.
Selama film berlangsung Yoora tak henti-hentinya bercanda dengan Jimin. Sepertinya Jimin memang sudah akrab dengan Yoora sekarang. Buktinya Yoora selalu tersenyum saat berbicara dengan Jimin.
"Wahh film yang tadi itu sangat bagus sekali. Aku suka", ucap Yoora kegirangan sambil berjalan keluar dari bioskop. "Hehehe baguslah kalau kau suka", ucap Jimin sambil mengacak-acak rambut Yoora gemas. Yoora tersenyum lebar "seleramu bagus sekali Jimin-ah"
Taehyung yang melihat adegan itu hanya mendengus kesal. Semenjak tadi tak ada satu kata pun yang terucap dari bibirnya. Sedangkan Nayeong terus saja bergelayut di lengan Taehyung.
"Eh Jim, ada Timezone. Main bentar yuk", ajak Yoora semangat sambil menarik tangan Jimin. Jimin hanya pasrah menuruti Yoora. Sampai...
"Aww...", pegangan Yoora terlepas dari Jimin. Sekarang Yoora sudah terduduk dilantai. "Yoora-ya gwenchana?", Jimin membantu Yoora untuk bangkit lagi. "Ne Jimin-an. Nan gwenchana"
Lalu pandangan Yoora beralih pada ahjussi yang tadi sempat ia tabrak. Dan ternyata ahjussi tadi sedang memegang minuman. Otomatis minuman tersebut tumpah mengenai jas mahalnya. "Ah-ahjussi jeosonghabnida aku tidak sengaja", ucap Yoora sambil membungkukkan badannya.
"Apa kau bilang? Tidak sengaja?", ahjussi tersebut murka. "Apa kau tau harga jas ini hah?", ucapnya sambil menarik kerah baju Yoora.
"Ma-maaf ahjussi. Aku sungguh tidak sengaja", Yoora ketakutan dibuatnya. Melihat hal itu Jimin berusaha menenangkan. "Ahjussi tolong maafkan temanku ini. Dia sungguh tidak sengaja tadi."
"Kau membelanya hah? Apakah dia yeoja-chingumu?". Ahjussi itu mendorong Jimin dengan tangan satunya. Sedangkan tangan yang lain masih memegang kerah baju Yoora.
"Lepaskan dia", Taehyung mencekal tangan ahjussi yang memegang kerah Yoora. Kemudian beberapa orang mulai menghampiri mereka. Sepertinya itu kawan-kawan ahjussi ini. Melihat situasi ini. Taehyung langsung melirik Jimin, dan Jimin pun mengangguk. Kemudian Taehyung menghempas secara paksa tangan ahjussi tadi. Tak lupa juga Taehyung memberikan pukulan pada wajah ahjussi itu. Saat ahjussi itu mulai kehilangan keseimbangan. Taehyung meraih tangan Yoora dan menariknya untuk kabur. Sedangkan Jimin langsung menarik tangan Nayeong dan mulai berlari juga.
Aksi kejar-kejaranpun terjadi. Ketika sampai di perempatan jalan, Taehyung memberi kode pada Jimin untuk berpencar. Jimin yang mengerti akan hal itu langsung berbelok ke kiri bersama Nayeong. Sedangkan Taehyung dan Yoora menuju ke arah kanan.
Kecepatan berlari Yoora semakin lama semakin melambat. Menyadari hal itu Taehyung langsung menarik Yoora menuju gang kecil yang terdapat tumpukan berbagai macam kardus disana. Kardus-kardus itu sangat banyak. Sehingga mampu untuk menutupi tubuh keduanya.
Nafas Yoora memburu begitu juga Taehyung. Saat Yoora hendak mengucapkan sesuatu, Taehyung langsung menutup mulut Yoora dengan tangannya, dia juga menggelengkan kepala tanda untuk Yoora diam. Kemudian Taehyung memberi isyarat dengan matanya kalau ahjussi-ahjussi yang tadi mengejarnya itu sedang berada di sekitar mereka. Tapi untunglah ahjussi tersebut langsung pergi meninggalkan tempat itu.
Taehyung akhirnya bernafas lega. Tapi nafasnya masih memburu, tanda ia kelelahan. Tanpa sadar posisi dia dan Yoora saat ini dekat sekali. Bahkan jarak muka Taehyung dan Yoora tak lebih dari 5 cm.
Taehyung mulai melepaskan tangannya dari mulut Yoora. Tetapi dia masih enggan untuk pergi dari sana. Tatapan keduanya beradu. Yoora yang mulai tenang pun akhirnya berucap, "Gomawo Tae". Taehyung tak menjawab apapun. Lalu Yoora mulai menunduk, "Mianhae"
Taehyung mengangkat dagu Yoora untuk menatapnya lagi. Mata Yoora menyiratkan penyesalan. Sedangkan Taehyung menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan seperti tatapan pertama kali mereka bertemu. Entahlah Yoora tak bisa mengartikan tatapan Taehyung itu. Tatapannya seolah-olah menyiratkan kekecewaan, kesedihan dan juga kebahagiaan dalam satu waktu.
"Apakah kau benar-benar tak mengenalku Yoo?". Seolah tersihir oleh tatapan Taehyung dan juga panggilannya pada Yoora yang hanya Yoo itu membuat Yoora menatap Taehyung tanpa berkedip. "Yoo, apakah benar kau tak mengenalku?". Lagi. Taehyung memanggil Yoora dengan Yoo.
Kemudian sebersit ingatan mampir di otak Yoora. Kepala Yoora rasanya akan pecah gara-gara ingatan itu. Hal itu lantas membuat Yoora kesakitan dan memegangi kepalanya. "Aahhh..."
Taehyung panik melihat Yoora seperti ini. Dia memegang kedua pundak Yoora berusaha untuk menenangkannya. "Yoo Yoo Yoora gwenchana?"
Karena merasa terganggu, tanpa sadar Yoora mendorong Taehyung. Hal tersebut membuat Taehyung menabrak tumpukan kerdus yang ternyata berisikan balok kayu didalamnya. Tumpukan kerdus itu mulai oleng dan jatuh mengenai mereka berdua. Tapi dengan sigap Taehyung melindungi Yoora, sehingga hanya dia yang terkena bongkahan kayu itu.
Taersadar akan situasi yang telah ditimbulkannya, Yoora menatap Taehyung yang masih memeluknya erat. "Tae.. Taehyung..", suara Yoora bergetar. Taehyung mulai melepaskan pelukannya dan menatap Yoora. "Neo gwenchana?", tanyanya dengan mimik khawatir. Yoora hanya menganggukkan kepala. "Syukurlah", senyum kotak Taehyung akhirnya terbit. "Tae kepalamu... berdarah.." lalu kesadaran Taehyung pun hilang.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVESTORY
Hayran KurguTatapan mata itu seolah mengunciku dalam diam. Aku tak bisa menggambarkan dengan jelas emosi yang ada di dalamnya. Apakah itu bahagia, sedih, kecewa, ataupun terluka. Semuanya seolah berbaur menjadi satu.