Taehyung terbangun saat tengah malam. Dia menggeliat sedikit dan merasa agak sakit pada bagian kepalanya. Saat hendak memegang kepalanya, tangannya terhalang oleh tangan lain yang menggenggamnya. Ternyata itu Yoora yang masih setia menunggunya sampai ia ketiduran disana. Akhirnya ia menggunakan tangan yang satunya untuk memijit pelan kepalanya yang sakit.
"Emmm" satu erangan lolos saat ia memijit kepalanya. "Apa kau butuh sesuatu?". Satu pertanyaan yang membuat Taehyung terkejut dan seketika ingin bangkit tapi segera ditahan oleh orang itu. Dia mengisyaratkan untuk Taehyung tidur kembali agar tidak membangunkan Yoora yang ada disampingnya. "Hyung..." hanya itu yang mampu Taehyung ucapkan pada orang itu. "Kau butuh sesuatu?", ulang namja tersebut. "Air Hyung. Aku haus". Lalu Yoongi mengambilkan air di dekat nakas dan memberikannya pada Taehyung.
"Maaf Hyung..." lirih Taehyung. "Sudahlah tidak usah membahas hal itu" saut Yoongi datar. "Aku sungguh menyesal Hyung. Aku tidak tau kalau keadaannya jadi seperti ini", sesal Taehyung. "Ara. Jimin sudah menceritakan semuanya padaku".
"Apakah itu artinya kau memaafkanku Hyung? Apakah kau akan memberikan kesempatan untukku lagi?", tanya Taehyung dengan wajah berbinar. "Aku sudah memaafkanmu. Tapi kalau untuk kesempatan lagi, aku terserah pada dia", tunjuk Yoongi pada Yoora dengan dagunya.
"Tapi kalau kau menyakiti dia lagi, jangan harap aku tinggal diam" lanjut Yoongi dengan muka datar. "Arraseo Hyung. Aku tidak akan menyakiti dia lagi. Kau bisa pegang ucapanku", ucapnya dengan tegas.
"Ngomong-ngomong yang lain kemana Hyung? Apa hanya kau dan Yoora yang disini?" Yoongi langsung menggeser tubuhnya dan terpampanglah pemandangan dimana sahabat-sahabatnya sedang tertidur pulas. Ada yang tidur di sofa. Ada juga yang tidur di lantai. Taehyung tersenyum kecil melihat hal itu.
Pagi menjelang, tapi Taehyung masih enggan menutup matanya kembali. Sahabatnya telah pulang beberapa menit yang lalu, karena mereka harus sekolah hari ini. Sekarang yang tersisa hanya dia bersama dengan Yoora.
Taehyung menyingkirkan beberapa anak rambut yang menutupi wajah Yoora. Terlihat sekali bahwa mata Yoora sembab. Sepertinya dia kebanyakan menangis.
Taehyung juga membelai surai Yoora pelan. Hal yang dulu biasa dia lakukan. Dia jadi merindukan moment-moment itu.
Merasa ada pergerakan dari Yoora, Taehyung mulai memejamkan matanya, berpura-pura tidur kembali.
Yoora membuka matanya perlahan. Didepannya Taehyung masih terlihat sama, terlelap seperti semalam. Kemudian handphone Yoora berdering tanda panggilan masuk. "Ne Oppa? Ahh arraseo. Ne..". Ternyata itu panggilan dari Yoongi yang menyuruh Yoora tetap di Rumah Sakit saja untuk menjaga Taehyung. Perihal absennya nanti Yoongi yang akan meminta ijinnya dari sekolah.
Yoora kembali menatap Taehyung. Wajah Taehyung serasa damai saat terlelap seperti ini. Pandangannya kemudian teralihkan pada tautan tangannya dengan Taehyung.
Yoora mengusap pelan tangan Taehyung. Dia kembali teringat akan kepingan masa lalunya. "Bagaimana bisa aku melupakanmu Tae? Bagaimana bisa aku tak mengenali dirimu? Hiks... Maafkan aku Tae, sungguh aku tak bermaksud begitu. Pantas saja aku merasa nyaman saat menggenggam tanganmu seperti ini. Ternyata kau adalah orang yang sangat berarti untukku. Hiks... Aku mohon cepatlah bangun Tae. Aku ingin bilang banyak hal padamu. Aku ingin bilang kalau aku mengingatmu dan mengenalmu Tae. Aku juga ingin bilang kalau aku merindukanmu. Sangat", lirih Yoora.
Air mata mulai membasahi pipinya lagi. Tapi tiba-tiba ada sebuah tangan yang menghapus air mata Yoora dan membelai pipi Yoora pelan. "Uljima.. Dari dulu kau tidak cocok kalau menangis seperti ini Yoo. Kau terlihat jelek sekali hehe", kekeh Taehyung pelan.
Yoora mengerjapkan matanya tak percaya. "Kau sudah sadar? Sejak kapan?". Taehyung tersenyum kearah Yoora. "Semalam", jawabnya singkat.
Setelah air mata Yoora tak lagi keluar, kini Taehyung membelai tangan Yoora yang masih berada dalam genggamannya. "Ngomong-ngomong, aku juga sangat merindukanmu Yoo"Sadar akan hal itu, pipi Yoora tiba-tiba merona. Sontak dia melepaskan tangan Taehyung dan menutupi wajahnya karena malu.
"Wae? Kenapa ditutupi seperti itu?" Taehyung memegang tangan Yoora. "Isshhh aku malu tau..." Taehyung tertawa melihat tingkah laku Yoora. Sungguh dia merindukan Yoora yang seperti ini. Yoora yang selalu tersipu saat Taehyung goda.
Taehyung lalu merengkuh Yoora dalam pelukannya. Perlahan Yoora mulai membalas pelukan Taehyung. Yoora menyandarkan kepalanya di dada Taehyung. Wangi ini, Yoora ingat sekali dengan wangi maskulin ini.
"Yoo benarkah kau sudah mengingatku?" Yoora hanya mengangguk dalam pelukan Taehyung. Perlahan Taehyung melepaskan pelukannya. Tatapannya tak lepas dari wajah Yoora. "Kita mulai semuanya dari awal ya Yoo? Aku janji akan membuatmu selalu bahagia" lagi dan lagi Yoora hanya mengangguk. Taehyung kemudian mengecup pelan kening Yoora. Yoora pun mulai memejamkan matanya. Dia merasa bahagia sekali hari ini. Akhirnya dia bisa bersatu kembali dengan Taehyung, orang yang sangat dicintainya.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVESTORY
FanfictionTatapan mata itu seolah mengunciku dalam diam. Aku tak bisa menggambarkan dengan jelas emosi yang ada di dalamnya. Apakah itu bahagia, sedih, kecewa, ataupun terluka. Semuanya seolah berbaur menjadi satu.