016

819 134 17
                                    

~20 November 2020~

"Sayang, aku mau rujak," ucap Umji mengguncang-guncang tubuh suaminya.

"Hwoaa, hhaa??" Rowoon terkejut dengan permintaan istrinya.

"Aku mau rujak."

"Jam segini??" Tanya Rowoon menatap jam di hadapannya. Jam menunjukan pukul 4 pagi dan Umji meminta rujak? Memangnya si bayi kuat memakan makanan itu pada jam segini?

"Nanti jam 9 aku beliin, sekarang bobo."

"Ihh maunya sekarang. Rowoon!!" Umji kembali mengguncang tubuh Rowoon yang kembali terlelap. Rowoon membuka matanya seraya berkata, "ga ada yang jualan jam segini mah sayang."

"Aku pengen rujak," ucap Umji bersih keras dengan memasang raut wajah sedih. Rowoon menatap istrinya dengan kantuk.

"Aarghh kenapa dede bayi minta aneh-aneh. Awas aja kalau lahir minta mobil," gerutu Rowoon berdiri dari kasur lalu keluar kamar dan pergi ke dapur. Umji terkekeh mendengar ucapan Rowoon lalu ia mengikuti pria itu ke dapur.

"Kamu ngapain?" Tanya Umji duduk di kursi bar di dekat dapur.

"Bikin rujak."

"Emang bisa? Ihh nanti ga enak."

"Enak udah diem aja." Umji mengerucutkan bibirnya lalu terdiam. Ia memperhatikan gerak-gerik sang suami ketika mengambil mangga dan jambu, juga membuat sambal rujak.

"Nih, udah aku mau bobo lagi," ucap Rowoon berjalan menuju kamarnya. "Makasih sayaang," ucap Umji dengan deretan giginya. Umji mencicipi rujak tersebut. Hmm... Lumayan imbuh Umji dalam hati lalu melanjutkan memakan rujak tersebut.

-o0o-

"Koper udah siap??" Tanya Umji kepada Rowoon yang sibuk memasukkan barang-barang ke tas ransel nya. Hari ini Rowoon akan pergi ke Australia untuk pekerjaannya. Hampir 2 minggu ia disana. Rasanya berat bagi Rowoon untuk meninggalkan Umji sendirian di Indonesia, apalagi mengetahui istrinya sedang hamil sekarang.

"Udah. Kamu jaga diri yah, aku bakal cepet pulang dari Australia. Kamu mau nitip apa? Nanti chat aku aja yah," ucap Rowoon seraya mengusap lembut pipi istrinya. Umji mengangguk seraya menatap pekat mata sang suami.

"Aku pergi yah, kalau ada apa-apa minta ke Chani. Babay sayang," ucap Rowoon seraya mengecup kening sang istri. "Hati-hati, kabarin aku kalau udah sampe di australi," ucap Umji menatap punggung sang suami yang akan memasuki mobil untuk pergi ke bandara.

"Siap Bos!" Rowoon mengangkat tangan kanannya dan menaruh di samping alisnya selayaknya sedang hormat ketika upacara. Umji terkekeh melihat sikap suaminya. Beberapa saat kemudian mobil Rowoon sudah tak tertangkap lagi oleh mata Umji, lalu Umji pun kembali masuk ke dalam rumahnya.

-o0o-

"Ssu-dah sudah... Istirahat dulu Lin," ucap Vernon seraya duduk di atas kursi taman. Guanlin ikut duduk di sampingnya. Mereka berdua habis melakukan jogging sekitar 5km mengelilingi taman kota.

Guanlin memberikan minuman ion nya pada Vernon, lalu Vernon menghabiskan minuman tersebut dengan beberapa tegukan.

"Haus banget yah Pak," ujar Guanlin terkekeh kecil melihat Vernon. Vernon hanya mengangguk menjawab pertanyaan Guanlin. Dalam beberapa menit mereka berdua hanya terdiam, yang terdengar hanya suara napas mereka yang tak teratur. Lalu tiba-tiba Vernon menanyakan tentang perusahaan Chwe pada Guanlin.

"Proyek baru kita gimana?" Tanya Vernon pada Guanlin.

"Emm... Kayaknya kita harus kerja sama dengan perusahaan lain Pak, biaya nya cukup besar soalnya," ucap  Guanlin lalu meneguk minumannya.

Vernon berpikir sesaat mengenai ucapan Guanlin. "Oh yaudah, kita kerja sama dengan perusahaan Rowoon aja," ujarnya.

"Perusahaan Pak Rowoon?"

"Iyah. Coba tanya sekretaris nya, apa Rowoon ada waktu buat meeting atau tidak?" imbuh Vernon. Guanlin mengangguk lalu mengambil handphone di sakunya. Ia mencoba menghubungi sekretaris Rowoon.

"Pak, katanya Pak Rowoon ada urusan pekerjaan ke Australia untuk 2 minggu. Gimana Pak?"

"2 minggu? Lama juga. Tapi yaudah gapapa, kita tunggu dia pulang dari Australia buat omongin proyek baru kita."

"Oke Pak," ucap Guanlin kembali berkutik pada handphone nya. Setelah selesai Guanlin kembali berbicara dengan Vernon.

"Pak," panggilnya. "Iyah?" Jawab Vernon tanpa menoleh.

"Maaf Pak sebelumnya, Bapak udah tau kalau istri Pak Rowoon sedang hamil?" Pertanyaan Guanlin membuat Vernon menoleh ke arahnya.

"Umji? Hamil?" Tanya Vernon serius.

"Iyah Pak." Vernon hanya meng-oh panjang seraya melihat sekitar.

"Pak? Bapak masih ada rasa sama Umji?" Tanya Guanlin sedikit ragu dengan pertanyaannya. Vernon yang mendengarnya hampir saja tersedak.

"Kenapa kamu nanya itu?"

"Gapapa Pak, Bapak kapan menikah Pak? Bapak gak ngerasa kesepian?"

Vernon terdiam dengan pertanyaan Guanlin. Ia tak menjawab sepatah kata pun pada Guanlin. "Eeh-eh maaf Pak, saya udah kelewatan," ucap Guanlin meminta maaf.

"Gapapa, saya masih belum nemu orang yang lebih baik dari Umji lin, saya juga gamau kejadian seperti Hana terulang lagi," jelas Vernon seraya memikirkan masa lalunya. Guanlin mengangguk mengerti. Vernon kembali menatap Guanlin.

"Ayo pulang. Siap-siap buat ke kantor nanti."

"Baik Pak." Mereka berdua pun kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan diri mereka. Di perjalanan, pikiran Vernon tak dapat lepas dari pertanyaan Guanlin juga Umji. Entah rasa sedih atau senang ketika mendengar Umji hamil.

Bodoh Non, kamu bodoh. Kenapa cemburu? Dia sudah milik istri orang lain. Lupain dia, lupain. Batin Vernon dalam hati.


-o0o-

Jadii....

Gimana?

Sedih sama Vernon :')

Makasih untuk semua dukungannya. Yang buat Nay semakin semangat melanjutkan cerita ini. Ayo tinggalkan jejak yah, terus dukung Nay untuk kelanjutan cerita ini.

❤❤❤

[✓] LOVE STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang