Antara kerdus dan wedus

17 2 0
                                    


PERHATIAN : Kejadian dalam bab ini terjadi 2 atau 3 minggu setelah "BACK TO JAKARTA" dan terjadi 5 hari setelah "HALO?"

Dengan buru-buru Chakra mengambil roti bakar dari toaster dan mengambil kunci mobil.
Hari ini ulang tahunnya dan pilihan yang tepat untuk datang mengendap-endap ke sekolah biar ga ketahuan fans-fansnya.

Ini masih terlalu awal, bahkan Pak Topo, sang satpam baru membuka gerbang sekolah.
"Kok jam segini udah dateng, jang ? Saya aja baru buka gerbang ini, lho." goda Pak Topo. Ia udah tau apa yang terjadi.

"Mau piket kelas, pak." balas Chakra asal. Lalu cepet-cepet memarkirkan mobilnya di sudut lapangan parkir.

"Makanya jang, muka itu jangan ganteng-ganteng amat !"

Dan sesosok pria berdiri di pinggir lapangan parkir sambil memainkan serenceng kunci. Siapa lagi kalo bukan Ragil. 
   Yang sengaja dateng 5 menit lebih awal hanya untuk membantu sepupunya menghindari "masalah" di hari ulang tahunnya.

"Tuh kunci dapet dari mana, gil ?" tanya Chakra sambil menghampiri Ragil.

"Ada deh," celetuk Ragil sok misterius.

"Lo nyuri ?"

Keduanya menyusuri koridor sekolah yang rada remang dan sunyi bagai tempat syuting film horor.
"Enggak, bego. Gua dapet dari Mas OB semalem." cerca Ragil gak terima di  tuduh nyuri.
"Udah, cepetan urus aja tuh loker, udah di bantuin juga masih tidak dihargai, sakit hati saya bang."  sambungnya lebay.

"Iya, iya, maaf. Baperan juga lo." balas Chakra sambil terkekeh.

Cerdik juga si Ragil minjem kunci dari OB sebelum hari "H".
  Sebenarnya perlu diakui, Ragil juga pinter, selalu dapet rangking  10 besar di kelas dan otaknya waras, ga seperti CS para tokoh utama yang ada dalam novel kebanyakan. Otaknya memang ga geser, tapi Ragil ga pernah berpikir sebelum bicara.
  Jadi wahai para pembaca mohon maaf sebesar-besarnya jika ada kata- kata tidak nyambung yang keluar dari mulutnya.

Begitu Chakra membuka lokernya,

BRUUK!

Tebak apa yang jatuh dari loker, Ragil ternganga, sedetik kemudian ia geleng-geleng kepala.
"Lo lupa ngunci loker lagi ?!"

"Tobat lo, tobat."

"Kemaren udah gue kunci kok ni loker, kok bisa segunung surat, coklat dan hadiah nyasar di sini ?" Chakra ga habis pikir.

"Pasang alarm makanya, jangan sibuk gambar doang." nasehat Ragil sambil memunguti semua surat, coklat dan hadiah yang bertaburan di atas lantai.

Setelah semua urusan selesai, kedua cowok itu berlari ke kelas. Dan Chakra tambah lemas melihat laci mejanya penuh oleh semua barang dari para fans.
Gilang ada di kelas, lagi nyapu.

"HBD, chakra. Katanya kemaren ada cewek yang ngerusak loker lo,  jadi semalem..."

"Sst... ga usah di ceritain, bantu beresin ni coklat," potong Ragil sambil mengambil tasnya Gilang.

"Ta.. Tas gue mau diapain ?"

Ragil dan Chakra memasukan semua coklat ke dalam tas Gilang. "Maaf, lang. Numpang tas, Chakra lupa bawa kant... "

Dunia berhenti seketika, sebuah kotak bekal persegi panjang bergambar Doraemon jatuh dengan kertas kecil bertuliskan tulisan tangan khas.

Amburadul.

"ASTAGFIRULLAH YA ALLAH YA RABB"
"ASTAGANAGA SAMBER GELEDEK! SELAMATKAN KAMI DARI KUE MAUT INI!"

********

Hujan [emang ada ?] Di Bulan JuniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang