"operasinya.." dokter menarik nafas lalu menghembuskannya, Irene dapat merasakan nafas mint yang keluar dari mulut dokter tersebut
"Saya punya kabar baik dan kabar kurang baik. Kau mau mendengar yang mana dulu?"
"Berikan saya kabar baik dulu" pinta Irene, dokter tersebut tersenyum
"Operasinya berhasil" dan air mata lolos begitu saja dari mata Irene
"Kalau begitu, apa kabar buruknya?" Tanya Irene penasaran
Dokter tersebut menampakkan raut keraguan dari wajahnya. Irene dengan siap menanti kabar yang akan segera ia dengar
"Kabar buruknya..." Irene terlihat mengigit bibir bawahnya, air matanya telah berhenti mengalir. "Seulgi koma"
Deg
Jantung Irene seketika berhenti berdetak, pandangannya mendadak kosong, darahnya berhenti mengalir, bibirnya pucat, tangannya gemetar, bahkan kakinya tak mampu menopang beban tubuhnya. Irene terduduk dilantai, masa bodo dengan pandangan orang-orang.
Beberapa menit kemudian para perawat keluar dengan kasur dorong yang diatasnya terdapat Seulgi yang menutup mata.
Irene hanya diam mematung, memperhatikan Seulgi yang terkulai lemah. Dirinya bahkan tak mampu lagi mengeluarkan air mata
Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya.
"Rene?" Panggilnya lirih, Irene mendongak. Lalu bangkit dan memeluk orang itu, orang itu membalas pelukan Irene. Irene menangis sejadi-jadinya
"Ada apa?" Tanya orang itu
"Seulgi.." ucapan Irene tertahan karena isakkannya
"Seulgi? Siapa Seulgi? Kenapa kamu ada disini Rene?" Tanya orang itu setelah pelukan mereka terlepas
"S-Seulgi, Seulgi pacar aku kak. Dia koma kak" ucap Irene pada akhirnya, orang itu menutup mulutnya tak percaya.
"Bagaimana kakak bisa tau aku disini?" Tanya Irene seraya menghapus air matanya, namun gagal. Air mata itu terus saja terjun bebas
"Bibi memberitahuku." Singkatnya. "dimana ruangan Seulgi? Kau tak ingin menemaninya?" Tanya orang yang dipanggil kakak itu. Siapa lagi jika bukan Tiffany, Tiffany baru saja tiba di Indonesia.
Irene menggeleng
"Aku tidak suka melihatnya menutup mata, aku tak akan bertemu dengannya sampai dia membuka matanya" tegas Irene
"Tenanglah, jangan begitu. Dia hanya membutuhkan istirahat sebentar, kau haru menemaninya, aku yakin dia pasti masih ingin mendengar suaramu." Irene menangis semakin deras
Mereka memasuki kamar rawat Seulgi, Tiffany sedikit terkejut mengetahui bahwa Seulgi adalah perempuan. Namun, dengan cepat dia kembali pada kenyataan. Kenyataan akan perbedaan yang dimiliki adiknya
Irene mendekati Seulgi yang dihidungnya terpasang alat bantu pernafasan, serta infus yang terpasang di lengannya. Banyak kabel-kabel yang terhubung dengan Seulgi. Namun, Irene tak mengerti, dan ada satu monitor yang bertugas memberitahu bahwa jantung Seulgi masih berdetak.
Tatapan Irene sendu, Irene meraih tangan Seulgi. Menggenggamnya lalu mengecupnya, air matanya kini kembali turun. Cengeng sekali Bae Joohyun ini, dengan cepat Irene menghapus air matanya.
"Maaf aku menangis, aku tau kau tak akan suka jika melihatku menangis." Irene mencoba tersenyum.
"Bukalah matamu. Kau bilang, kau ingin mendapatkan pelukan dariku. Aku akan memberikannya jika kau membuka matamu" Irene mulai terisak kembali.
"Hey bodoh! Jawab aku" Irene mengeratkan pegangannya ditangan Seulgi, Tiffany membantu mengelus pundak Irene agar bisa sedikit lebih tenang.
"Kau tak ingin melihatku huh?" Irene terkekeh dengan air mata yang terus mengalir.
"Kenapa tanganmu dingin sekali?" Irene benar-benar terlihat seperti orang yang sedang frustasi.
Irene menggeleng lalu mengusap air matanya kasar. "Baiklah, aku akan membiarkanmu istirahat hari ini. Tapi, berjanjilah, besok kau akan segera sadar" Irene melepaskan genggamannya, lalu memeluk Tiffany erat. Tiffany mengelus Surai hitam Irene. Membiarkannya menangis dalam pelukannya
"Dia pasti kembali untukmu" hanya itu yang mampu Tiffany ucapkan untuk menenangkan Irene
~~~
2 bulan berlalu sejak komanya Seulgi, Irene sering menemani Seulgi. Tak jarang Taeyeon juga menemui Seulgi.
Taeyeon disibukkan dengan pekerjaannya. Hingga dia hanya bisa mempercayakan adiknya kepada Irene.
Taeyeon sendiri mempunyai kekasih. Dan kekasihnya adalah
Tiffany.
Yaps. Kakak dari seorang Bae Joohyun, mereka akhirnya tau setelah pertemuan mereka beberapa waktu lalu dirumah sakit
Flashback on
Irene sedang duduk ditepian kasur Seulgi dengan Tiffany yang setia menemaninya
Hingga sampai suara pintu mengalihkan perhatian mereka. Taeyeon datang dengan seragam kerjanya, bisa disimpulkan. Dia adalah seorang supir? Sepertinya memang iya.
"Tae?"
"Fany?" Panggil mereka bersamaan. Irene menatapnya bingung
"Kalian saling mengenal?"
Keduanya mengangguk.
"Taeyeon ini pacarku Rene" Irene membuka mulutnya kaget.
"T-tapi kak, Taeyeon ini kakaknya Seulgi" mereka saling melempar tatapan terkejut. Entah bagaimana akhirnya mereka dapat berpacaran, coba tanya sendiri kalau kepo.
Flashback off
Dari situ Tiffany dan Taeyeon sepakat untuk mengakhiri hubungan mereka. Taeyeon ingin, setidaknya adiknya bisa mempunyai satu takdir baik, yaitu bersama Irene.
Dua bulan sudah Seulgi menutup matanya, dan sepertinya belum berniat membukanya.
Irene sendiri terlihat kurus, dia bahkan melupakan dirinya. Hanya menangis yang biasa ia lakukan.
Hingga disatu sore, Seulgi menggerakkan jarinya, matanya perlahan terbuka. Hal yang pertama ia lihat adalah Irene yang sedang memunggunginya
"Rene?" Lirih Seulgi, Irene berbalik dan terkejut melihat Seulgi yang sudah tersadar. Tanpa membuang waktu, Irene memeluk Seulgi. Menyalurkan kerinduan yang telah lama ia pendam
"Aku menunggumu bodoh! Kenapa kau baru bangun?!" Sinis Irene masih memeluk Seulgi. Seulgi membelai rambut Irene lembut. Dan terkekeh
Dia masih sempat terkekeh saat bahkan dirinya sudah tak pantas disebut manusia?
Irene melepaskan pelukannya. "Apa yang kau rasakan?" Tanya Irene. Seulgi menggeleng
"Aku hanya merasa, seperti melayang"
Irene masih menangis, Seulgi menghapus air mata irene
"Jangan menangis lagi. Setelah ini aku tak akan bisa menghapusnya lagi" ucap lemah Seulgi. Seulgi terlihat sangat lemah, senyumnyapun terasa berbeda.
Sial! Kata-kata itu, seperti kata-kata perpisahan. Hey! Bukankah Seulgi sudah sadar? Lalu mengapa Irene masih takut kehilangan Seulgi?
_____________________________________________
Seulgi gapapa kok hehehe
Love me ❤️
Warm greetings
M.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dancing In The Rain (End)
FanfictionHujan bikin sakit atau bikin bahagia? Atau malah bikin rindu?