Dua

14.7K 860 4
                                    

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam, akhirnya mereka berdua sampai di kediaman keluarga Karina. Wanita itu tersenyum senang ketika melepaskan seatbeltnya.

"Terima kasih atas tumpangannya. Dan untuk jaket kamu, aku akan mencucinya dulu. Lusa akan aku kembalikan." ucap Karina yang kini tengah membawa jaket Rama dalam pelukannya.

"Tidak usah, Karina. Jaket aku hanya basah terkena hujan." balas Rama yang membuat Karina menyipitkan mata tidak suka serta berdecak sebal.

"I insist, Rama."

Rama tersenyum tak mengerti sambil menggelengkan kepalanya. "Baiklah kalau begitu. See you two days again."

"See you."

Karina kemudian membuka pintu mobil dan turun dari kendaraan itu. Wanita itu lalu berjalan sampai di depan pintu. Dirinya membalikkan tubuh kembali untuk menatap kepergian mobil Rama yang kini sudah hendak mencapai gerbang rumahnya.

=====

Dua hari kemudian, Karina datang lebih dulu dari pada Rama. Hal itu dikarenakan dirinya perlu di make up terlebih dulu, biasa wanita.

Selama proses itu, Karina lebih memilih memejamkan matanya untuk beristirahat sejenak. Tadi malam, ia baru terlelap ketika jam sudah menunjukkan pukul dua pagi. Wanita itu terlalu larut menggambar sketsa-sketsanya sampai tidak sadar jika waktu sudah berjalan begitu cepat.

Karina tanpa sadar benar-benar terlelap.

Entah berapa lama, sampai akhirnya sebuah tepukan halus ia rasakan di salah satu lengannya. Wanita itu nampak membuka mata perlahan. Pandangannya langsung menemukan pantulan dirinya yang sudah bermake up.

Namun, bukan seperti tadi sebelum dirinya tertidur. Kini, ada sebuah pantulan seseorang lagi di sebelah bayangannya. Karina lalu menoleh ke kanan dan mendapati pasangan di pemotretannya nanti sedang ditata rambutnya.

Rama yang menyadari jika kini Karina sudah terbangun dan sedang menatap dirinya menyapa, "Good morning, Karina."

"Good morning, Ram."

Karina kemudian kembali menghadapkan kepalanya ke depan. Wanita itu sempat mengucapkan terima kasih kepada penata riasnya sebelum orang itu pergi.

"Apa yang kamu lakukan kemarin sampai kelelahan seperti itu ?" tanya Rama yang membuat Karina kembali menoleh dengan wajah bingung. "Maksudnya ?"

"Tidur kamu sangat nyenyak. You must be so tired."

Karina tersenyum kecil. "Hanya menggambar beberapa sketsa gaun, sampai lupa waktu."

Sahutan Karina barusan membuat Rama menaikkan kedua alisnya, merasa tertarik. "Menggambar sketsa gaun ? Kamu bisa ?"

"Aku baru menemukan bakatku itu beberapa waktu yang lalu. Dan sekarang aku sedang merintis brand fashionku sendiri."

Rambut Rama sudah selesai ditata. Membuat pria itu kini bisa menolehkan kepalanya ke samping untuk memandang wanita yang kini tengah mengobrol dengannya. "Wow, I'm surprised. Aku tidak menyangka kalau kamu punya banyak bakat."

Karina memutar bola matanya geli kemudian berkata, "Banyak bakat ? Aku pikir, kata itu lebih pantas diberikan untuk kamu, Ram. Hampir semua bidang hiburan kamu lalap habis."

Rama tertawa geli sambil menundukkan kepalanya sesaat. "Tidak sebanyak itu juga, Karina."

Obrolan ringan kedua orang itu akhirnya harus berakhir ketika Nino memasuki ruang rias dan menyuruh mereka untuk segera bersiap melakukan pemotretan.

As Right As Rain - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang