Kenalin

35 11 26
                                    

Whatsapp, Bro! eh? itu aplikasi cuy! Dasar Foury pea! *thanks banget loh. -_-

Hei, ada yang baca nggak? kayaknya enggak. Okelah langsung aja. Kebanyakan bacot bukan gue bangetlah.

"Assalamualaikum, anyeong! Kenalin gue, Foury Kenzo Adhinata. Sok korea banget gue, haha."

"Woi! lo ngomong sama siapa?!" sahut Bang Edward. Dia bukan bang bang tamvan dari rindu band, apalagi blueband. Dia Abang gue yang suka ngegas sama kayak gue tapi lebih garang dan lebih badas. Lo mau macem-macem sama dia? rata hidung lo!

"Ngomong sama pembaca gue," sahut gue tanpa menoleh. Dengan santainya gue mengetik di laptop missqueen tercinta gue. Meskipun sering eror tapi tetep aja, gue masih cinta sama ini laptop.

Terdengar suara mendengus dari Abang gue, dia mematikan televisi sembari berdiri. Tak lupa dia mengupil dengan tampannya seraya mendekat. Jujur, gue selalu berhati-hati kalau di dekat bocah tua yang satu ini.

"Nih upil! Asin. Coba icip!" ditoelnya barang haram di telunjuknya itu ke layar laptop gue.

Kampret banget! Bangsat! Nggak lucu goblok!

Astaghfirullah, Ya Allah Fo khilaf, batin gue meminta maaf.

"Sialan! Barang haram Bang Ed nempel di laptop gue, nih?!" sungut gue dengan mata melotot. Gue yakin kalau gue punya kekuatan, pasti mata gue udah keluar laser kayak Bang Super di super hero DC.

Tapi seperti biasa, Bang Ed hanya mengibaskan tangannya dua kali kemudian berlalu pergi sambil menggerutu. "Bacotlah! Yang haram itu daging babi."

"Kampret you dude!" cerca gue.

Inilah yang bikin gue ekstra hati-hati sama dia. Upilnya nggak pernah habis saking banyaknya, diwarisin juga nggak bakal berharga. Gue heran, apa setiap mandi Bang Ed nggak pernah bersihin hidungya ya?

"Buat kalian yang lagi baca ini, salam kenal gaes. Panggil gue Fo aja, itu lebih keren ketimbang Four karena gue cuma ada satu, bukan empat. Garing? I know. Sebenernya panggilan asli gue itu Kenzo, tapi karena temen-temen gue sering bully gue dengan panggilan Empat atau Four, gue jadi terbiasa. Haha."

Karena lelah ngebacot gue memutuskan untuk mengetik kembali. Jari-jari gue bergerak cepat menekan keyboard sambil menatap lekat layar di depan gue.

Kesannya kayak campur aduk ya? terserah gue lah. Ini cerita siapa? tokohnya juga gue sendiri. Ingat, orang ganteng bebas!

Gue emang bukan siapa-siapa sebenernya. Bahkan seharusnya gue nggak pernah ada. Eits! bukan karena gue benci hidup gue, tapi gue cuma menyampaikan saja.

"Jadi gini, dulu nyokap sama bokap gue rencananya cuma mau punya tiga anak doang. Tapi karena kesalahan fatal bokap gua, emak gua jadi ngandung gue deh. Untung nggak digugurin."

Gue tersentak karena menyadari sesuatu. Kini gue cuma mengerjap linglung.

Kok gue ngomong lagi ya? batin gue.

Segera saja gue mengetik kembali di laptop sambil berusaha fokus lagi. Maklum gan, masih amatir.

Gue cuma punya nyokap sama ketiga saudara gue yang bisa dibilang super sibuk dan punya otak tokcer. Bokap gue udah lama meninggal, tapi gue nggak sedih kok. Santai, nggak usah baper.

Dan dari penjelasan ini, pasti kalian akan tahu alasan kenapa nama gue jadi empat alias Four.

Nyokap gue keturunan Prancis, bokap gue dari Indonesia tepatnya dari Jawa. Dan dikaruniai empat anak yang masing-masing diberi nama yang antimenstream.

Yang pertama, Kak Lucy alias Satuna Lucy Adhinata. Lalu anak ke dua yaitu Bang Jade, alias Lorone Jade Adhinata. Kemudian yang ke tiga, Bang Edward, alias Trois Edward Adhinata. Dan terakhir kalian tahu sendirilah, gue.

Kalau kalian perhatikan, pasti ada kata Satu di nama Kak Lucy. Kenapa? karena dia anak pertama. Lalu yang ke dua ada Lorone di nama Bang Jade karena dalam bahasa jawa loro berarti dua. Kalau Bang Ed? ada yang bisa bahasa Prancis? yap! Trois berarti tiga.

Gue nggak perlulah jelasin nama gue, karena memang sudah sangat jelas. Banget!

Kalian harus tahu, gue ini cuma anak SMA yang baru saja selesai UN. Sebentar lagi gue bakal urus pindahan buat masuk ke kampus idaman gue. Jauh dari rumah pula, tapi nggakpapalah demi cita-cita.

Buat kalian yang masih anak sekolahan, tenang saja gue paham kok derita lo sebagai pelajar.

"Kenzo?!" panggil nyokap gue dari dapur.

"Apa, Ma?" refleks gue berdiri.

"Bantuin Mama benerin genteng dong?!" Pintanya dengan suara yang terdengar samar.

Gue melongo sejenak, "Astaga! Waktunya dinas dulu."

So, kalian mau lanjut lagi? kasih gue bintang dulu setelah itu kita ketemu lagi di next part. See ya!

***

Harus diunpublis dulu gegara tag sama genrenya eror. :(

Foury TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang