Sang Mantan

7 5 0
                                    

Jakarta, 2 Desember 2019

"Saya terima nikahnya Almeta Qorelia binti Lukman Dremawa dengan mas kawin perhiasan emas 24 karat sebesar 12 gram, dibayar tunai karena Allah Ta’ala." Ucap Faletra dengan satu nafas di sertai perasaan gugup dan takut salah

"Bagaimana para saksi, Sah?"

"Sah. . Sah. .!"

"Alhamdulillahirobbil Alamiin."

Akad nikah antara Faletra dengan Almeta pun berlangsung dengan lancar. Meskipun Faletra benar benar gugup tetapi ia tetap berusaha untuk tenang. Begitu juga Almeta merasa khawatir serta cemas. Setelah itu, resepsi pernikahan pun di selenggarakan.

Kemudian mereka duduk di kursi pelaminan sang pengantin. Mereka terlihat gugup dan tetap saling berdiam diri tanpa kata. Para tamu undangan satu persatu menyalami dan memberikan ucapan selamat kepada mereka. Mereka pun membalas dengan senyuman serta ucapan terimakasih.

Tidak lama mantan dari pacar Faletra yaitu Diana pun datang dengan gaun anggun selutut dan menenteng tas di lengannya. Ia pun datang menyalami sang pengantin. Almeta tidak tahu siapa dia. Ia kira hanya sebatas teman Faletra saja.

Faletra tidak kaget dengan kedatangan Diana. Meskipun hubungan mereka telah usai tetapi Faletra tetap berteman baik dengan Diana. Diana pun terlihat sangat akrab dan senang atas pernikahan Faletra.

"Eh, ada si Mungil. Aku tunggu undangan kamu ya. Hehe." Ucap Faletra dengan tawa di ujungnya menandakan ia sedang bergurau.
Faletra selalu memanggil dia dengan sebutan Mungil.

"Cieee nikah, kayak orang aja kamu. Kamu gak akan aku undang yee!! Hehe" Balas Diana dengan nada gurauan.

Tiba tiba, perasaan tidak terima itu hadir di dalam hati Diana. Perasaan hancur, berkecamuk dan amarah menyelimuti hatinya. Terlihat tegar tetapi hatinya sangat banjir akan kesedihan. Ingin berlari dan berteriak. Suhu yang ia rasakan semakin panas dan mendidih.

'Sangat menusuk dalam hingga menembus tulang punggung' gumam Diana dalam hati

Senyuman seringai hadir di mulut wajah cantik itu sambil tatapan menuju pengantin wanita.

"Sangat standar." Gumamnya lagi. Diana berpikir sangat rendah dan standar sekali pilihan Faletra. Beda dengan dirinya.

Sakit hatinya menciftakan kebencian terhadap Faletra. Diana berpikir mengapa terjadi seperti ini, apa yang harus aku lakukan sekarang. Apa aku harus diam saja menerima semua kenyataan. Menjadi wanita lugu dan pemaaf?  Sakit yang kau buat tak akan kulupakan. Kita tetap berteman tetapi seiringnya waktu pembalasanku akan kian tajam.

Entah apa yang merasuki Diana, perasaan yang salah itu tiba tiba muncul. Padahal Diana pun tetap berteman baik dengan Faletra. Kehadiran Diana di acara pernikahan itu tidaklah lama, karena ia tidak betah dengan semua perasaan berkecamuk itu.

Diana pulang mengendarai mobilnya. Di sepanjang jalan, ia menangis kesal meremas tisu dan melemparkannya sembarangan. Wajahnya merah mendidih seakan pernikahan itu tidak membuatnya senang.

"Aku di permalukan olehnya, mencampakkan aku dan memilih perempuan gak jelas itu. Siapa dia?" Ucap Diana tidak berhenti menggerutu dan mengeluarkan amarah lewat mulutnya.

"Ku kira kita akan berjodoh, sia sia aku pacaran selama itu." Geramnya sambil menangis tak henti-henti.

●●●

Karyaku bukanlah apa apa tanpa kalian

Ig : @friskart_
vote & comment ya

FARLIETTA ELYSIA

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Farlietta #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang