Aku menganut sistem dimana 'tak semua yang diinginkan pasti terkabul'.
Stigma yang selalu aku pegang sejak kekuatanku lenyap bersama impianku.
.
Aku juga tak ingin berharap lebih karena tak baik untuk obsesi yang meradang.
Aku mencoba stagnan—tapi semua di alam semesta akan berubah, sekecil partikel pun pasti berubah.
Bisa hidup seperti sekarang aku sangat bersyukur.
Apalagi ditambah dengan kehadiran seseorang yang tak terduga.
.
Jujur, aku ingin berterima kasih, tapi ucapanku pasti takkan cukup.
Pasti ada saatnya memberi untuk suatu budi yang didapat.
.
Nyatanya aku tak bisa melakukan...
-EA-
.
.
Mencoba hadir pada momen yang tepat bukanlah perkara yang mudah. Mencoba tak mengulang kesalahan yang sama juga bukan hal yang mudah dilakukan seorang Min.
Terlalu payah dan rapuh untuk tak kembali dengan masa lalu. Mungkin ia tak bisa melupakan karena masalahnya belum selesai.
Min yang kali ini berjalan berdampingan dengan perempuan yang telah bertunangan. Ia tahu kali ini seperti lelaki paling brengsek hari ini. Tapi ia harus keluar dari lingkaran setan yang menjebaknya satu windu.
Membatalkan pertemuannya dengan muridnya juga menambah kesan bangsat seorang Min Yoongi yang ingin mendapatkan keduanya. Seharusnya Min tahu akan berakhir tragis jika mencoba rakus.
.
"Yoongi oppa, kita ke kafe di seberang sana ya?" tawar gadis sepundaknya dengan senyum tersemat.
.
Yoongi sekuat tenaga tak luluh dengan pesona dari sosok di sampingnya, atau ia akan menggagalkan rencananya. Yoongi meredam rasa dambanya pada gadis tersebut.
Kafe yang mereka kunjungi masih sama walaupun telah berganti warna cat. Bel yang berdentang ketika pelanggan masuk, sofa yang sering ia singgahi, maupun tata letak yang tak berubah. Semuanya sama seperti dulu.
Senyum Min terbit sangat tipis, tak disadari gadis tersebut ketika mereka memesan minuman mereka. Gadis itu terlalu ingat pesanan favorit dari Min Yoongi.
Ice Americano ukuran jumbo.
Tak lupa ice choco yang selalu gadis itu pesan saat bersama Min. Selain bersama Min, ia tak memesan pesanan tersebut. Sengaja.
.
"Di sana?" pertanyaan retorik yang ditanyakan gadis tersebut tak perlu Min jawab.
.
Min bersama gadis Jung melangkah pada sepasang sofa yang beberapa tahun mereka lewati. Sama-sama memiliki kesibukan, tapi salah satunya selalu menyempatkan walaupun jarang sekali.
.
"Terlebih dahulu aku ingin minta maaf padamu maupun tunanganmu. To the point, Jung Aku menyukaimu—dari dulu. Aku brengsek memang, 'mencuri'-mu yang sudah bertunangan dan ya... seperti berselingkuh." Kalimat terpanjang yang diutarakan seorang Min Yoongi.
.
"Aku tahu." Jawab gadis Jung yang memandang lurus pada Min.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura Drops
Fanfiction[STORY 3 ON GOING -- DEAD LEAVES SERIES] . Bunga sakuraku gugur saat semi nampak Apa seharusnya aku mengikuti seperti bungaku? . Miss Kim.