BaW#15 Menghindar

77.6K 3.9K 61
                                    

You give me something
That makes me scared alright
This could be nothing
But I'm willing to give it a try
Please give me something
Because someday I might know my heart

Playlist 👆: James Morrison - You Give Me Something

⭐⭐⭐

Dulu, Logan tidak percaya apa itu cinta. Ia selalu mengumbar kata itu pada setiap wanita tanpa tahu apa artinya. Sudah banyak wanita yang lumpuh, jatuh dan tak berdaya dibawa kendalinya hanya karena sebuah rayuan tak bermakna.

Namun, seolah dipermainkan takdir, Logan yang dulu tak pernah percaya akan kata cinta dengan segenap jiwa melepas hatinya untuk terjerat dalam hati yang tak pernah ia genggam.

Karma, sesuatu yang tidak pernah Logan percaya bahwa itu ada, sebelum akhirnya ia menjatuhkan hatinya pada wanita bernama Rafa.

Mungkin benar, bahwa Rafa adalah karmanya. Karena wanita itu adalah alasan mengapa sampai kini Logan masih tidak membuka hatinya, bahwa Logan tidak ingin terluka untuk yang kedua kalinya. Ia tidak ingin luluh begitu saja hanya karena kecantikan wanita. Ia lebih memilih berjalan di tempat, daripada harus mengulang kejadian dimasa lalu.

Dari awal ketemu, Logan tahu bahwa Jeni memiliki pesona, ia tidak pernah memungkiri kecantikan wanita itu. Tapi Logan selalu menyiapkan perisai perlindung agar tidak kembali seperti dulu. Tapi sialnya, perasaan yang selama ini Logan kubur dalam-dalam terbuka perlahan, hanya karena sebuah pelukan.

Pelukan dari wanita yang memiliki sejuta racun berbisa yang memang bisa melumpukan Logan kapan saja.

"Lo kenapa?"

Tanya Logan pelan pada wanita itu, sementara pelukan di pinggangnya semakin erat membuat debaran jantungnya memacu hebat di dalam sana. Sial! Kenapa efek Jeni begitu kuat?

"Jen?" Panggil Logan sekali lagi, kini tangannya mengangkat dagu wanita itu agar bisa melihat wajahnya. "Lo kenapa nangis?"

Jeni masih diam dengan mata yang sudah berkaca-kaca, hingga tangan Logan yang menyentuh pipinya membuat kesadaran wanita itu kembali ke dunia nyata. Cepat-cepat ia melepas pelukannya dan berlari ke mobil, tapi belum satu langkah, Logan sudah kembali menarik tangannya.

"Kenapa pipi lo merah? Siapa yang pukul?" Tanya pria itu, matanya mengintimidasi.

Jeni tersadar kalau ia baru saja berbuat kesalahan. Ya Tuhann, kenapa ia memeluk Logan? Bukankah Logan adalah musuhnya? Tidak, Logan tidak bisa tahu tentang masalahnya. Logan bukan siapa-siapa. Maka dengan seganap jiwa, Jeni melepas tangan Logan dan berkata sebelum masuk ke dalam mobil.

"Lupain kejadian hari ini." Jeni berkata dengan mengelap air mata dipipinya menggunakan tangan. "Anggap gue gak pernah meluk lo. Sorry, kalau gue gak sopan."

Setelah berkata itu, Jeni menancap gas pergi meninggalkan Logan dengan rasa penasaran.

⭐⭐⭐

Jeni tak langsung pulang ke rumahnya. Wanita itu singgah dulu di kos Malia untuk mencurahkan kejadian hari ini.

Begitu membuka pintu kamar, Jeni yang sudah penuh air mata berlari ke dalam pelukan Malia. Jeni memang menyukai pelukan, karena hanya di situ ia merasakan kehangatan.

"Jen, ada apa? Kenapa lo kayak gini?"

Malia dan Nadin sangat mengenal karakter Jeni. Mereka tahu betul kalau Jeni adalah wanita tangguh yang tidak dengan mudahnya mengeluarkan air mata jika itu bukan masalah serius.

Black and WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang