Daniel lagi galau. Semalam ayahnya telpon dan minta dia buat pulang ke rumah. Rumah orang tuanya yang deket sekolah itu. Jadi nanti pulang sekolah dia harus ke rumah orang tuanya. Nggak tau ayahnya mau bahas apaan. Tapi perasaan dia nggak enak.
Tapi Daniel mencoba nggak mikirin itu. Dia lebih milih mikirin Seongwoo aja. Lagi apa ya, Seongwoo sekarang? Apa lagi mikirin Daniel juga?
Ah elah, pak. Baru juga beberapa jam pisah. Udah kangen aja.
Iya, padahal Daniel tuh baru pulang dari rumah Seongwoo sekitar abis maghrib tadi. Biasa, abis ngebabu dia. Tadi mama minta tolong dia buat belanja bulanan bareng Seongwoo. Seneng banget dia tadi. Berasa suami istri sama Seongwoo, hehehe...
Abis belanja bulanan, tadi Daniel masak buat pertama kalinya di rumah Seongwoo. Biasanya dia cuma bantu-bantu mama aja. Ya, dia bisa masak. Pinter malah. Soalnya kan dia tinggal sendirian, jadi mau nggak mau harus masak sendiri. Di kota kecil gini kan, jarang yang jual makanan. Makanya harus ngandalin diri sendiri buat makan. Alias harus masak.
Seongwoo bilang masakan dia enak banget! Huhu, babu ini merasa bahagia ketika majikan muji-muji masakan dia. Mana Seongwoo sampe nambah dua kali, pula. Daniel ngerasa seneng banget waktu liat masakan dia diabisin sama Seongwoo. Itu antara masakannya emang enak banget sampe nagih, sama Seongwoo-nya yang laper kayanya beda tipis deh.
Gapapa. Yang penting majikan senang. Daniel mah iya iya aja, asal Seongwoo bahagia.
Akhirnya Daniel ngorok setelah senyum-senyum mikirin Seongwoo yang gemes, imut, cantik, manis, dan lain-lain itu. Bahkan di mimpi aja Daniel masih ketemu Seongwoo. Liat tuh, tidurnya aja sambil senyum-senyum mupeng.
Iyuh, mukanya mesum.
Emang babu berdedikasi Daniel tuh, di mimpi aja dia masih jadi budaknya Seongwoo.
Habis nganterin Seongwoo pulang, dan minta izin sama mama soalnya dia nggak bisa nemenin di rumah karena dia harus ketemu ayahnya, kini Daniel udah ada di dalem rumah orang tuanya. Ngobrol-ngobrol basa-basi sama bundanya.
Nggak lama ayah pun datang. "Gini, Dan."
"Kamu udah mau dua puluh empat tahun. Nggak mau nikah?"
Daniel auto diem. Mingkem. Meneng. Cep.
"Dan?" ayah nanya lagi. Bikin Daniel keringat dingin.
"Y-ya... ma-mau, yah... ta-tapi..." mendadak Daniel saingan sama Aziz Gagap.
"Kamu udah punya calon belum? Kalo belum, ayah ada nih anaknya temen ayah." dengan semangat ayah promosiin anak orang. Bikin Daniel makin pengen kejang-kejang.
"Nggg... udah, yah. Tapi..."
"Kalo udah punya, dibawa kerumah dong. Ayah mau ketemu."
Ayah nih, sukanya motong omongan anaknya. Daniel mau ngomong nggak kelar-kelar rasanya kaya pengen eek di celana.
Daniel menghela napas. Mencoba rileks. Terus ngomong lagi.
"Yah, aku udah punya calon. Tapi, calon aku masih muda. Masih belum mau nikah. Kalo ayah mau ketemu, besok Daniel bawa dia ketemu ayah. Gimana?"
Ayah tersenyum. Ngangguk-ngangguk terus nepuk bahunya Daniel. "Gitu dong. Dari tadi ayah nungguin kamu ngomong nggak kelar-kelar."
Daniel cuma bisa nyengir. Takut durhaka kalo ngebales omongan ayahnya.
"Woo..." Daniel sekarang udah ada di depan kelas Seongwoo. Seperti pagi-pagi sebelumnya. Ngobrol berdua di depan kelas Seongwoo.
"Ayah mau ketemu kamu."
Seongwoo mangap. "Hah?!"
"Mingkem ih, ntar kemasukan kupu-kupu."
Seongwoo mingkem.
"Tapi ini seriusan? Ayahmu mau ketemu aku? Pak kepsek?" Seongwoo nanya.
Daniel ngangguk. "Iya. Itu ayahku. Kemarin beliau nanya, udah ada calon belum. Kalo belum ayah mau ngenalin aku ke anak temennya. Gitu."
Seongwoo auto mewek. "Ihhh... masa kamu mau dikenalin ke anak temennya ayahmuuu... kamu tega sama aku..." bibir tipis Seongwoo mengerucut kaya bebek.
Daniel gemes. Pengen ngecup tapi takut. Kan masih di sekolah. Nanti aja deh, pas pulang sekolah.
"Ya makanya, kamu mau ya, ketemu sama ayah? Biar aku nggak dikenalin ke anak temennya ayah." bujuk Daniel.
Seongwoo mikir sebentar. Dia takut sebenernya mau ketemu pak kepsek. Apalagi ini dalam konteks ketemu calon mertua. Serem-serem gimana gitu, kaaan.
Tapi Seongwoo juga gamau lah kalo Danielnya mau dijodohin sama orang lain. Jangan, yaaa. Seongwoo nggak mau ngelepasin Daniel yang udah sepenuh hati mendedikasikan diri sebagai babunya dia. Seongwoo yang udah naksir sama Daniel sejak lama, jelas lah nggak bakalan mau kalo Daniel berpaling.
Maka dia mengangguk. Menerima ajakan Daniel buat ketemu sama ayahnya. Dengan jantung yang dag dig dug.
"Yaudah iya. Aku mau ketemu ayahmu. Tapi nanti ganti baju dulu, ya. Masa pake seragam sekolah gini?"
Daniel ngangguk-ngangguk aja. Seneng dia. Apapun lah buat si Nyai. Yang penting Seongwoo udah mau ketemu sama ayahnya. Lega hati abang, dek.
Whooops!! Selamat liburan!
Thanks buat yang sudah membacaaaa, I love you all so muchyyyyy❤❤❤❤❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
BACIN (Babu Cinta)
FanfictionMenjadi babu dengan sukarela, karena cinta. Begitulah seorang Kang Daniel.