Backstory - Chapt 1

59 7 4
                                    

Arania bukan tipe orang yang suka menghabiskan waktu di kantin, untuk membeli makan biasanya ia menitip pada temannya. Ia tergolong perempuan yang sulit berada di tempat ramai dan sempit. Ya itu adalah salah satu phobia yang ia miliki.

"Lo gak makan Ra?" Tanya Fazqy, teman sekelas Arania.

"Gak. Lo sendiri?" Jawab Rania tanpa menatap Fazqy. Matanya terfokus pada buku tebal yang ia pegang.

"Gue lagi puasa," Fazqy mulai duduk di samping Rania.

"Oh," jawab Arania singkat.

"Lo lagi baca buku apa sih? Serius banget." Fazqy merebut buku yang dipegang Arania.

"Buku sejarah. Lo mau baca?" Tanya Rania sambil menahan tawa.

"Ogah amat gue baca buku sejarah. Bukunya tebel pula, mendingan gue baca buku Red Velvet." Fazqy menyerahkan kembali buku Arania.

"Astaga. Dasar fanboy!" Rania menyikut lengan Fazqy dengan pelan.

"Suka-suka gue dong!" Jawab Fazqy nyolot.

"By the way Ra. Bentar lagi mau lulus, lo mau kuliah dimana?" Pembicaraan Fazqy mulai serius.

"Ya gue sih mau aja di UI. Tapi kalo bisa di luar negeri ya good for me." Rania menutup buku yang ia baca tadi.

"Yah lo mah udah pasti keterima. Lo kan pinter!" Fazqy menunjuk kepala Rania dengan telunjuknya.

"Yah itu kan kalo dibolehin sama ortu. Kalo enggak boleh ya gue di UI aja," Rania menatap mata Fazqy dalam-dalam.

"Yah. Kalo lo di luar negara, gue sama siapa entar?" Fazqy hendak menggenggam tangan Rania tapi Rania langsung menjauhkan tangannya dari jangkauan Fazqy.

"Ya sama Evy kek, sama Rio kek. Jangan sama gue terus. Bosen gue!"

"Ih jangan gitu! Gue bakal berusaha mempertahankan elo! Gue rela mempertaruhkan segalanya buat elo Ra! Plis jangan tinggalkan gue! Lo tetep di Indonesia kan? Plis jangan kemana-mana!"

"Muhammad Rifazqy! Ngimpi apa lo semalem?!" Rania memukul kepala Fazqy dengan buku yang ia pegang. Mungkin rasanya lumayan sakit karena buku yang Arania pegang itu cukup tebal. Sedangkan Fazqy itu orangnya letoy banget.

"Eh iya ampun," Fazqy terus meminta ampun.

"Dasar tukang mimpi! Udah ada yang punya tapi masih aja genit lo!" Rania memelotot.

"Ih gue itu masih jomz yaaaa!" Fazqy menggebrak meja. Sikapnya bercampur antara marah dan ngondek ala-ala bancih masa kini.

"Terus mbak Jisoo bukan pacar lu? Terus lo apain mbak Irene? Gue juga tau kok kalo semalem lo godain mbak Jihyo. Sampe panggil sayang pula!" Rania menodongkan sebuah pulpen di depan wajah Fazqy.

"Eh iya maaf gue khilaf hehe," Fazqy terkekeh sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Rania hanya menggelengkan kepalanya. Berlalu meninggalkan Fazqy sendirian di kelas. Rania memilih untuk membaca buku di taman.

***

"Raaaaaaa!!!!! Chimmy-ku mana???" Kak Mira berteriak dari dalam kamarnya.

"Mana aku tau lah kak! Itu kan boneka kakak!" Rania pun menjawab dari dapur.

"Bundaaaaaaaa!!!! Chimmy-ku dimanaaaa????"

"Kak, gak usah teriak-teriak juga kali." Bunda menghampiri Kak Mira ke kamar.

"Bunda, itu tuh boneka kesayangan aku,"

"Makanya kalo naro' barang tuh yang bener, jangan pikunan. Tuh boneka kamu ada di ruang baca. Kemaren kamu ketiduran 'kan di ruang baca?"

"Iya sih Bun, hehe..." Kak Mira menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Nyengir pula, ya ampun Kak." Dibalas dengan cengiran kuda Kak Mira.

Setelah kembali dari lantai 2, Kak Mira memasuki kamar Rania.

"Deeeeeeek, kakak pinjem RJ dulu ya!"

"Eh, gak boleh!!!! Jangan ada yang boleh sentuh RJ!!!" Suara Rania mengeras. Arani sangat sensitif bila barang kesayangannya itu disentuh orang lain. Jangankan dipinjam, disentuh saja tidak boleh. Jangankan kakaknya sendiri, bundanya pun tidak boleh.

Semua barang kesayangan Rania dibeli dengan uang sakunya sendiri. Bunda atau Ayah pun tidak keberatan dengan hobi Arania. Rania mengoleksi banyak action figure, boneka, dan yang paling banyak adalah foto polaroid BTS. Arania sudah mengumpulkan hampir 3 box kecil foto polaroid.

Baju Arania pun kebanyakan berwarna hitam atau putih. Arania juga punya banyak hoodie mulai dari long sleeve sampai rompi pun Rania punya.

Arania dan Kak Mira adalah ARMY sejati. Jika dibandingkan, Arania-lah yang paling maniak. Rania tau semua tentang Bangtan. Nama lengkapnya, tanggal lahirnya, tempat lahirnya, jenis pakaian mereka, warna rambut mereka di setiap MV, pokoknya semua tentang mereka sudah ada di luar kepala Arania.

Arania begitu paham dengan sikap mereka. Meskipun belum pernah bertemu, tapi setidaknya Arania paham latar belakang kehidupan mereka.

"I need you girl, wae honja saranghago~~~"

"Suara kakak gak bagus! Jangan nyanyi!" Teriak Arania dari ruang keluarga.

"Suka suka aku siiiiihhhhh!!!" Sahut Kak Mira dari lantai 2

- - - 🐬 - - -

Hi guys!
Buat kalian para ARMY, silahkan baca dan jangan lupa buat Voment.
*Voment kok jatuhnya malah V Moment ya? Wkwkwk
-sorry gue receh

Mungkin story ini agak aneh tapi baca aja. Makasih buat kalian yang mau baca cerita gak jelas ini karena saya hanya gabut ahihihi

See you next chapter!!!!

Geusoneul nami reojo save me save me, i need you vote and comment~ comment~"

4 UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang