Hey bintang? Apa kabar? Apakah kau baik-baik saja? Apakah kau masih terang benderang? Apakah kau masih setia menemani bulan?
Hey bintang?...
Apakah kau masih mengingatku? Iya.. Aku..
Aku yang selalu menatapmu di kala jenuh..
Aku yang selalu menatapmu ketika aku menangis..
Aku yang selalu mencurahkan semua isi hatiku kepadamu..
Ingatkah kau kepadaku?..Hey bintang?...
Ingatkah dikala itu engkau pernah menjadi saksi antara aku dan dirinya?
Ketika malam sudah sepenuhnya berkuasa, dia datang kerumahku dengan berjuta harapan yang selalu aku damba..
Ingatkah engkau ketika ia menyatakan perasaannya dan memintaku untuk manjadi miliknya? Dan aku menjawab 'iya' dengan engkau sebagai saksinya. Sebuah kenangan yang indah bukan?Tapi.. sayangnya semua tidak berjalan seperti yang diharapkan..
Ketika takdir sudah turun tangan, tidak ada yang bisa aku lakukan. Aku hanya bisa tersenyum lemah menatap kepergiannya seperti yang sudah takdir tentukan.
Hey bintang?...
Maafkan aku. yang lagi-lagi terus berkeluh kesah padamu..
Maafkan aku. karena kali ini kau harus mendengar kesedihanku lagi..
Maafkan aku. karena kali ini, kau haru melihatku menitikkan lagi air mata ini..-
Hi! Vanyadhyana :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Inside
Teen FictionThat's the thing about pain... it demands to be felt -Senna Vallerie Heeger