"Sembuh? Sembuh dari apa?" Fatim keluar dari kamar mandi dengan mata berkaca-kaca.
"FATIM?!" Mereka terkejut dengan keberadaan Fatim yang tiba tiba muncul dari kamar mandi.
"Tim! Abang bisa jelasin semua ini, ini gak seperti yang kamu dengar" Saaih panik.
Fatim segera ke kamarnya untuk menenangkan diri.
Saaih segera menyusul Fatim ke kamar.
"Tim!! Buka pintunya! Kamu salah paham sama semuanya!!!" Saaih mengetuk pintu Fatim.
"Pergi!"
"Abang gabisa diginiin! Ayo kita bicara baik baik!"
"Pergiii!!!!" Fatim berteriak lalu sesenggukan.
"Gimana bang? Fatim udah mau diajak ngomong?" Fateh melirik Saaih lalu memegang daun pintu. Dikunci.
"Yahh, dikunci. Aku kira engga" Fateh kecewa.
"Yaiyalah dikunci! Kalo ga dikunci juga si botak udah masuk ke dalem Hetaf!!!" Thariq menyubit lengan Fateh.
"Kita usaha lagi" Saaih mengetuk pintu kamar.
"Tim, kita bicara baik baik ya" Sajidah bicara lembut.
Fatim keluar dengan mata sendu.
"Kamu ikut kita kebawah" Sajidah menarik tangan Fatim menuju kolam renang.
"Ngapain? Emang Fatim mau renang?!" Fatim ketus tanpa menoleh ke Sajidah.
Saaih menarik kursi lalu mendudukan Fatim di kursi.
"Tim, hari ini abang mau jujur"
"Basi"
"Dengerin Abang dulu tim!" Saaih kesal.
"Cepetan!"
"Kamu itu punya penyakit–" Saaih menggantungkan kalimatnya.
"Leukimia?" Fatim tersenyum miring.
"HAH?! KAMU TAU DARI MANA?!" Mereka terlonjak kaget.
"Sebenernya pas Fatim nangis itu, bukan karena ucapan kalian, tapi tau surat dokter yang disimpen di bawah bajunya kak Mimah" Fatim tertawa renyah. "Tapi tenang aja kok, Fatim besok udah sembuh" lanjutnya.
"Kok bisa?" Fateh heran.
"Bisa dong! Fatim" Fatim berdiri lalu pergi. Meninggalkan mereka dengan wajah bingung.
"Bodo ah! Yang penting kak Fatim besok sembuh" Fateh tersenyum senang.
"Yaudah yuk ke atas lagi" Sajidah berjalan menuju tangga.
"Tadi ada apa ribut ribut gaes?" Sohwa datang lalu duduk di sofa depan televisi.
"ML!"
"Ha?!" Sohwa kaget.
"MENURUT LO?!!!" mereka meneriaki Sohwa.
"Ishhh! Benci kalian deh" Sohwa cemberut seraya mengganti channel televisi.
"Hahahaha"
_____________
Pagi pagi buta, Sohwa dan Sajidah sedang menyiapkan sarapan.
"Wahhh, rajinnya anak umi" umi menepuk pundak keduanya.
"Ehh, umi. Iya mi ini lagi masak sarapan nih" Sohwa menyahut.
"Kemaren umi denger ribut ribut di bawah ada apa Mim?" Umi bertanya lalu mengambil air putih.
"Ga tau mi, tanya aja sama Jidah" Sohwa melemparkan pertanyaan.
"Itu mi, Fatim udah tau masalah penyakitnya"
"HA?!" Umi dan Sohwa kaget.
"Ish! Kalian ni kenapa?" Sajidah heran.
"Terus gimana dong?!" Umi panik.
"Ya gak gimana gimana" Sajidah enteng.
"Ishhh! Gak gimana gimana bagaimana kamu ini!!" Sohwa greget.
"Ishhhh! Pertanyaan lo bikin gue pusing" Sohwa menaikan satu sudut bibirnya.
Umi kembali ke kamarnya untuk shalat subuh, pusing kepada kedua anaknya yang sedang berdebat.
"Heh! Itu masakan udah gosong woe!!!" Fateh datang lalu mematikan kompor.
"Kalian gimana sih? Bukannya masak, malah ditinggal berdebat" lanjut Fateh sambil menggelengkan kepalanya.
⚡⚡⚡
Hae hae penghuni wattpad:v
Niatnya mau up kemaren, tapi ada gangguan:v
Yaudah yaa
Jangan lupa vote sayang:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Gen Halilintar Squad [Completed]
FanfictionHigh rank #1 halilintar #1 gen #1 atta #1 sohwa #1 sajidah #1 thariq #1 abqariyyah #1 saaih #1 muntaz #1 fateh #1 qahtan #1 saleha #1 myfamilymyteam #6 gen halilintar #2 fatimahhalilintar Gen Halilintar adalah sebuah keluarga yang terdiri dari sebel...