Ada sebuah memori yang sulit dilupakan oleh setiap manusia. Meski kita setengah mati berusaha menghilangkannya dalam ingatan, tetap tak bisa kita lupakan. Malah semakin besar energi kita untuk melupakan, akan semakin besar pula ingatan itu muncul bak film drama dengan detail yang tergambar di depan mata. Memori itu menjadi bagian tak terpisahkan dari cerita hidup kita, mewarnai dan menghantui hidup kita. Bahkan, sesekali, memori itu mampu masuk ke mimpi-mimpi kita, membuat kita terbangun dari tidur dengan mata berair.
Memori itu bernama kehilangan.
Kehilangan membuat hari serasa tertusuk. Membuat dada terasa sesak mengimpit. Menyisahkan perih yang berlarut-larut.
Siapa yang pernah mengalami kehilangan?
Aku pernah. Tak sekali, bahkan berkali-kali. Aku yakin semua manusia pernah dan akan bertemu dengan cerita tentang kehilangan. Kehilangan bahkan seperti selalu menghinggapi keluargaku. Menjadi cerita kelam dalam kehidupan yang kujalani. Meski oada akhirnya, dari kehilangan pula aku belajar bagaimana caranya memaknai hidup.
Sekarang, izinkan aku menceritakan sedikit kepadamu ....
Orang tuaku memberiku mama Bintang Athar Firdaus. sebuah nama indah penuh harapan kebaikan. teman-temanku memanggilku Athar.
Pada suatu malam, aku terbaring didalam kamar. Usiaku baru menginjak 5 tahun. mataku menatap langit-langit, termenung sendirian. Semua orang sedang berkumpul diruangan tengah. suara mengaji terdengar begitu jelas. dari dalam kamar kudengar suara deru mobil berhenti didepan rumah. aku beranjak, dari balik jendela aku melihat dengan jelas sebuah mobil putih. ada beberapa orang yang langsung menghampiri mobil tersebut. mataku tajam menatap ke luar jendela. tampak seorang perempuan yang mendadak pingsan. orang-orang langsung memapahnya masuk kerumah. dia adalah bibiku
bibi sangat shock karena kakak satu-satunya yang sangat disayangi telah meninggal.
Malam semakin larut, Dan aku masih terdiam di dalam kamar. Tak beranjak, mataku tak mengeluarkan tangisan sesikit pun. Aku masih belum mengerti. Malam itu aku juga tak melihat mama, aku tak tahu Mama ada dimana, Mama tak menghampiriku. Mungkin beliau sedang menangis atau mungkin sedang menidurkan Tiara, adikku yang baru berusia 1 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dalam ikhlas
Romance'Aku mencintai-Mu tapi lebih mengharapkan-Nya' Aurora Cinta Purnama .... aku sudah berusaha mengikhlaskan. Namun, pada akhirnya memang hanya kamu sosok yang kuyakini akan menjadi jodohku nanti ya, aku masih berharap kamulah yang menjadi pasanganku...