23.59 P.M
Keila menangis, semua menangis. Reza yang pura pura tegar, kini diam diam menangis. Alvin pun menangis ketika mengetahui kronologi yang sebenarnya. Ditambah orangtua Alvin yang datang, satu tangisan bertambah dari Ibunda Alvin.
Keila sendirian di kamar, ia meminta semua orang untuk membiarkannya sendiri.
Masih dalam suasana sedih, namun tak terlalu berlarut. Karena jujur, Keila belum terlalu sayang dengan janinnya karena baru mengetahui keberadaan janin itu.
Keila menoleh ketika seseorang membuka pintu. Alvin muncul dengan jejak tangisan di wajahnya.
"Kei ... "
Keila menarik nafas panjang. Masih terlalu sulit untuk memaafkan Alvin.
"Aku minta maaf."
Keila menahan agar tangisan tak kembali muncul.
"Ya... Aku baik baik aja."Alvin mendekat, menggenggam tangan Keila. "Aku minta maaf soal gak bisa dateng, padahal kamu lagi kesakitan. Dan soal Elwi ..."
Keila menarik tangannya, melepas genggaman.
"Aku harap kamu gak salah paham soal itu. Kita rekan kerja. Wajar kalo dia lebih banyak menghabiskan waktu bareng aku."
"I'm Ok, Alvin. Kamu gak perlu ngejelasin gitu."
"Tapi tadi kamu ngungkit ..."
"Lupakan. Aku kebawa emosi gara gara mendengar kehilangan ... bayi aku."
"Bayi kita." Tekan Alvin. "Ikhlaskan Kei.. kita bisa usaha lagi, dan insyaallah ..."
Keila menggeleng. "We can't."
"Why?"
"Aku mau udahan."
Alvin mengernyit. "Apa maksudnya?"
"Cerai."
Alvin menajamkan tatapannya seketika. Seketika itu pula Keila menciut, sebenarnya Keila takut mengatakan itu, karena sekelebat pikiran menghantuinya, seperti
Apa gue bakal jadi janda termuda?
Apa gue bakal punya suami lagi? Gimana kalo jadi janda sampe tua?
Apa bakal ada yang mau sama janda kayak gue?
"Kita bukan pacaran lagi Kei! Ini rumah tangga. Kamu gak bisa seenaknya ngomong cerai!"
"Aku gak seenaknya. Aku udah pikirin dari lama. Dan aku--"
"Apa karena Elwi?"
Keila tak menjawab.
Alvin mengangguk paham. "Aku bisa jaga jarak--"
"No. Aku yang bakal jaga jarak. Aku pikir ... kamu lebih baik sama Elwi. Dia lebih telaten ngurus kamu, lebih rajin, lebih tau semua tentang kamu."
"Karena kita belum lama Kei.."
"That's why! Karena Elwi lebih lama sama kamu, dia lebih pantes—"
"Stop! Kamu kecapekan. Tidur aja, kita lanjutin besok." Alvin menarik selimut Keila.
Keila memegang tangan Alvin. "Aku lagi serius!"
"Kei ... umur kamu masih muda, aku tau kamu belum tahu apa apa tentang kehidupan pernikahan."
"Ini yang bikin aku benci! Kamu selalu ngeremehin aku. Aku tau aku masih muda! Jangan kamu pikir, omongan aku ini omongan anak labil."
"Bukan gitu Kei.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasutri Retjeh#1 - Ga Sengaja Nikah
Romance"Di umur sembilan belas tahun, gue udah menikah. Dulu gue sering nasehatin orang yang nikah muda, suatu saat nanti lo sadar kalo lo masih ada waktu buat main main dengan cinta. Tapi nyatanya gue kemakan omongan sendiri. Gue gak sengaja nikah." -Keil...