16 - Goodbye

17.5K 1.4K 129
                                    

"Ngga !" Panggil Lily kepada Jingga yang sedari tadi membenamkan wajahnya di buku tebal berisi soal-soal Fisika.

"Hm ?"

"Kenapa lo suntuk gitu ?"

Jingga hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Lagi mikirin nanti malam datang atau enggak ya ?" Sahut Sarah yang baru saja datang membawa buku latihan soal.

"Sok tau lo"

"Eh eh, ada Clara tuh jalan kesini," kata Lily dengan nada sedikit heboh dan panik.

Mendengar itu, Jingga langsung membenarkan posisi duduknya. Namun ketika ia melihat di sekelilingnya, tidak ada sama sekali wujud Clara.

"Penipu lo," kesalnya pada Lily.

"Haha, emang mau sampai kapan lo jauh-jauhan gitu sama Clara ?"

"Gue nggak menjauh"

"Iya nggak menjauh tapi seolah saling nggak kenal satu sama lain. Padahal dulu kalian berdua sweet banget," ujar Sarah.

"Berisik kalian"

Jingga yang sudah lelah di bully perihal hubungannya dengan sang mantan -Clara-, memilih beranjak dari kursinya dan pergi meninggalkan kedua sahabatnya itu.

Jingga berjalan menuju ke lorong rak buku yang berisi berbagai genre novel. Jingga sebenarnya tidak suka membava novel, Clara yang suka. Tapi entah apa yang membawanya kemari sekarang.

Ia melihat satu per satu deretan novel yang tertata begitu rapi hingga akhirnya sebuah suara yang ia kenal berhasil mengejutkannya.

"Kak Jingga sekarang suka baca novel ?"

Jingga menelan ludah. Ia merutuki dirinya sendiri karena berada di area novel yang menyebabkan ia harus bertemu dengan gadis penyuka novel ini, Clara.

"Ng-nggak. Kebetulan lewat sini"

Clara ber-oh ria sambil mengembalikan novel yang baru saja ia pinjam sebelumnya.

Jingga memperhatikan gerak gerik Clara yang tentu saja membuat Clara bertanya kepadanya, "Kenapa Kak ?"

"Hah ? Gapapa"

"Hmm nanti malam Kak Jingga ... bisa dateng ?"

"Oh .. nanti .. malam ya ? Aku .. masih belum tau bisa atau enggak"

Eskpresi wajah Clara terlihat sedikit berubah setelah mendengar jawaban Jingga. Ia kecewa tapi berusaha menutupinya sebaik mungkin.

"Kalau Kak Jingga nggak bisa, nggak usah dipaksain gapapa kok," ujarnya disertai senyuman palsu diwajahnya.

"Aku balik duluan ya, Kak," pamit Clara.

Baru berjalan beberapa langkah, lengan Clara seolah ditahan oleh seseorang. Tanpa menolehpun, Clara tahu siapa pemilik tangan ini.

"Kenapa Kak ? Ada yang mau diomongin ?" Tanya Clara kepada Jingga.

"Nanti malam jam berapa ?"

"Jam 7"

"Oke. Aku ... datang"

***

"Ngga! Lo jadi berangkat nggak ke pestanya Clara ?" Tanya Lily yang kesal karena Jingga sedari tadi berdiri mondar mandir di dalam kamarnya.

"Kalau dateng ya buruan berangkat. Ini udah mau jam 8. Potong kue juga udah lewat ini mah," timpal Sarah.

"Berisik kalian"

Jingga Untuk SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang