bab 1

6 1 0
                                    

Setelah mengantar Karin pulang Raina segera melajukan mobilnya agar sampai di rumah, ia ingin segera beristirahat karna ia sudah merasa bahwa tubuhnya sudah terasa lelah semua, matahari sudah semakin terbenam menyisakan langit langit yang berwarna oren kemerahan yang berarti sore akan berganti dnegan senja dan malam tapi dipertengahan jalan menuju rumahnya ada kejadian yang sedikit ganjil baginya

Raina melirik ke jendela mobil melihatnya dengan tajam diluar sana terlihat seorang anak kecil yang bejongkok sambil memeluk tubuhnya seperti sedang kedinginan, anak itu menyadari penglihatan Raina dan memandang ke arah Raina dengan senyum lirih, Raina yang merasa kasihan segera meminggirkan mobilnya dan segera menghampiri anak itu, tapi setelah ia keluar dari mobil dan berjalan menuju ke tempat anak itu tiba tiba anak itu sudah menghilang tanpa jejak Raina yang melihatnya binggung sendiri

"Lahh anak tadi kemana tadi kan ada disini"ucap nya bingung sendiri

"I iya bener ada disini tapi kok gak ada ya"ucapnya lagi sambil menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal "apa cuma halusinasi gue aja karna gue capek jadi gue ngelantur gini"ucapnya lagi dan berbalik menuju ke mobilnya lagi

Segera ia lakukan mobilnya menuju kerumah hari sudah semakin gelap dan akan tiba lah bulan yang Indah

"Assalamualaikum"ucap nya ketika memasuki rumah

"Wa'alaikumsalam, kamu baru pulang sayang? Dari mana saja Rain? Udah senja gini gak baik di luar senja senja gini"ucap Mauren padanya

"Hmm iya maa sorry Rain baru pulang tadi itu Rain mampir ke cafe terus langsung ke toko buku buat beli novel lagi"ucapnya sambil terkekeh

"Hmmm ya sudah sekarang kamu mandi ya, mama tunggu di ruang makan kita makan malem sama sama"ucap nya lagi

"Oke maaaa, eh eh maa betewek bg Teo kemana? "Tanya nya pada Mauren, Bg Teo sebutan yang biasa dipakai oleh Raina dirumah

"Bang Teo ada dikamarnya sayang"ucap Mauren sambil berjalan meninggalkan Raina ke dapur

Raina hanya mengangguk paham dan langsung menaiki anak tangga untuk pergi kekamarnya

"Huftt capek banget gueee.. "Helaa nya disaat merebahkan badannya ke kasur nya yang empuk dipandangnya langit langit kamar yang berwarna putih dihiasi oleh interior Bintang bintang

Ketika Rain ingin memejamkan matanya ia teringat dan terbayang oleh sosok anak kecil yang berada di pinggir jalan tadi

"Anak itu.... Halusinasi guee apa beneran ya?? Kesian guee liatnya tapii... Kok dia hilang tiba tiba waktu gue pengen nolongin dia"ucapnya masi heran

"Hufttt sudah lahh mendingan gue mandi aja biar seger"utusnya dan ia segera mengambil handuk yang berada di jemuran kecil yang berada di kamarnya dan menuju kekamar mandi

Setelah beberapa menit membersihkan badan akhirnya ia turun ke bawah untuk menikmati makan malam bersama ia memakai baju piyama kesukaannya yang bergambar hujan

"Night pa ma bg"ucapnya ketika sampai di meja makan dan segera duduk di bangku sebelah Meteor

"Night sayangg"ucap Geogie membalas sapaan sang anak

Rain menggambil makanan kepiringnya dan menuangkan segelas orange juice me gelasnya

"Lo tadi pulang senja dek? "Tanya Meteor bersuara

"Hmm iya tadi itu gue pulangs sekolah mampir ke cafe terus pulang dari situ gue ke toko buku buat beli novel"ucapnga menjelaskan lagi

"Lain kali jangan diulang pulang senja gak baik buat kamu"timpal Georgie secara tiba tiba

"Hmm i iya paa gak ngulang lagi Rain"ucapnya sedikit takut

"Hmm ada yang mau Rain ceritain "ucapnya membuat Mauren dan Georgie merasa bertanya tanya

"Cerita apaan? "Tanya Meteor lagi

"Mau cerita apa sayang cerita"ucap Mauren lagi

"Tadi ituu sebelum Rain sampe rumah tepatnya pas di jalan Rain ngeliat ada anam kecil yang duduk di pinggir jalan sambil meluk tebuhnya kayak kedinginan gitu ma pa, tapii pas Rain datengin eh anak itu ngilang gitu aja"ucap Rain menjelaskan

"Ah masaa"tanya Georgie lagi

"Iyaa paaa seriusss Rain gak bohong Rain liat sendiri

"Halusinasi lo kali dek dek"ucap Meteor menimpali lagi

"Hmm serah dehh gak percayaan banget sama Rain"ucapnya sedikit cemberut

Meteor yang melihat adek nya menggerutu kesal hanya terkekeh dan mengacak lembut Puncak kepala Rain

"Ckk udahh jangan ngambekk ntar cantiknya ilang, masa iaa mau sweet seventeen cemberut"ucapnya terkekeh

"Ehh iyaa yaa anak papa bentar lagi mau sweet seventeen yaaa, udah remaja ternyata anak papa"ucap Georgie sedikit tertawa

"Iya tuhh paa H-2 louhhh "ucap Meteor juga menggoda Rain yang semakin blushing

"Isss papaaaa Rain udah remaja kalikk"ucapnya malu malu sambil memajukan bibirnya seperti merajuk

"Ckk iya iya sayangg"ucap Georgie sambil tertawa

"Ya sudah ya sudahh lanjutin makannya tuhh "relai Mauren

Mereka semua menikmati makan malam dengan penuh canda tawa, ya sebentar lagi Rain berulangtahun ke 17 tahun dimana usia itu sudah memasuki zona diambang kebebasan,Rain yang terlihat semakin cantik dengan pertambahan umurnya mewarisi paras dari Georgie dan Mauren hidung mancung, kulit putih, bergingsul, rambut panjang sedada dengan bawahnya yang keriting cantik bulu mata yang sedikit lentik kontras dengan matanya yang murni coklat seperti memakai soflents, para Meteor juga tidk kalah dengan Rain Meteor yang terlihat tampan seperti Georgie terlihat berwibawa seperti Georgie, rahang keras, kulit yang putih, hidung yang mancung, berbanding terbalik dengan Rain yang memiliki bulu mata sedikit lentik bulu mata Meteor tak kalah kontras dengan matanya lentik dan mempunyai mata berwarna biru, Meteor dan Rain memiliki darah campuran indo-prancis yang menyebabkan paras mereka berdua berbeda dengan orang indo lainnya Mauren mempunyai darah indo- swiss dan georgie yang mempunyai darah prancis-swis, sebenarnya mereka juga memiliki darah Swiss tetapi mereka berdua lebih kontras dengan kebiasaan prancis jadilah mereka lebih ke prancis dari pada ke Swiss



Hello hello gimana guyss penjelasannya
Ini aku baru pertama kalii lohh bikin cerita genre ini 😂😂 aku pengen coba coba aja mana tau gak kalah seru ya gak 😂😂

Udah dehh aku gak mau lama lama lagii yang penting jngn lula vote sama coment yakk guyss 👌😘 ,ingeutt sider itu dosa 😂😬😁

Happy reading semuahh 😙😗😚

RAINA'S EYESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang