Zeee menautkan kedua lengannya lalu di usap pelan, Sesuatu yang sudah berlalu tidak bisa diulang lagi dan hanya menjadi kenangan. Zee pergi ke sofa setelah itu tertunduk
''Kenapa? Kenapa jadi seperti ini.'' Gumam Zee. ''Harusnya aku hanya datang untuk Abiel setelah itu balik ke Indonesia tapi ini? Oh Tuhan.'' Zee menyapu wajahnya seraya ingin menangis. Suara handle pintu terdengar lalu terbuka hingga menampilkan sosok cantik bernama Rahma. Zee menegakan kepalanya dan segera berdiri ia memasang wajah anggunnya dan menyembunyikan rasa sedih tadi.
''Malam, Zein menyuruhku untuk menggantikanmu Zee." Bohong Rahma tanpa permisi ia duduk di samping ranjang Hiqab.
"Tidak perlu, ada aku yang menjaganya." Kata Zaeline.
"Aku ibunya jadi biarkan aku menjaga anakku." Kata Rahma sedikit keras.
"Harusnya aku yang berkata seperti itu bukan kamu. buat apa kamu menjaga anakku sedangkan kamu sendiri memiliki anak. sudahlah, pergi.''kata Zaeline lelah ia kemudian mendekati Hiqab.
''Tidak bisa seperti itu Zaeline. Kau meninggalkan Hiqab dan ak menemaninya selama ini. Harusnya kamu yang pantas pergi.
''Jaga mulutmu, aku pergi karena suamiku di rebut kamu! kamu menghancurkannya.'' Jawab Zaeline
Rahma menuangkan minuman lalu menyuruh Zee untuk meminumnya.
''Aku membawakan teh hangat, minumlah.''
Zee menarik Rahma beserta minumannya keluar dari ruang rawat .
''Aku tidak ingin berkelahi. Terima kasih sudah baik dan menawariku minuman tapi aku tidak mau menerimanya.'' Ujar Zaeline. Perasaannya tidak enak dengan minuman itu.
''Hey santai! Lihat saja akan kuadukan kamu dengan Zein. Kau tau kan mulutku seperti apa? Menghancurkan rumah tangga kamu aja bisa ck.'' Rahma tersenyum setelah itu pergi menjauhi Zaeline.
''Semoga Tuhan tidak membalas perbuatanmu lewat anak- anakmu kelak.'' Kata Zaeline sambil menutup pintu.
''Sialan, mulai bertingkah dia.''
***
Zein baru datang ia tidak sendiri melainkan bersama umi dan abi. Zee berdiri dan meyambut kedatangan mereka.
''Zein sudah menjelaskannya, kalian berdua lalai meninggalkan anak sendiri di ruang tv. Lain kali kalau mau berhubungan titipkan Hiqab ke kami.'' Ujar umi. Zee memeluk umi lalu abi bergantian.
''Awalnya hanya mandi mi tapi Zein masuk dan terjadilah.'' Kata Zee sambil menatap Zein di belakang umi yang tersenyum.
''Gak usah senyum, kalau Hiqab kenapa- napa kamu yang kubunuuh.'' Ancam Zaeline sambil mendekati Hiqab yang bergerak lalu merengek pelan.
''Mamah... Mamah.'' Panggil Hiqab. Zee mengusap rambut anaknya.
''Hei, ini mama nak.'' Kata Zee di sampingnya. Hiqab membuka matanya tak lama ia melihat Zaeline.
''Mamah.'' Panggilnya lagi. Zein naik ke kasur lalu berbaring di sampingnya.
''Hiqab mau apa?'' Tanya Zein di sisi lain.
''Hiqab mau cookies coklat sama susu coklat.'' Pinta sang anak sambil meminta Zaeline memeluk dirinya.
''Papah beliin nanti ya.'' Kata Zee.
''Mamah kepala Iqab sakit.'' Keluh sang anak. Zee rasanya ingin menangis mendengar keluhan anak
''Maafin mamah, mamah lalai jaga Hiqab.'' Kata Zee.
''Mamah mau pulang sama mamah ketempat nenek.'' Pinta Hiqab dan perkataan itu di dengar oleh Zein dan kedua orang tuanya.
''Nanti kita pulang kalau Hiqab sudah sembuh.'' Zee menatap Zein meminta izin untuk hiqab.
''Hiqab mau ke Indonesia sama mamah?'' Tanya Zein. Hiqab menengok ke sang papah dan menganggguk. ''Tinggalin papah?'' Tanya Zein.
''Papah ikut juga.'' Kata Hiqab.
Zein tersenyum sambil mencium pipi anaknya. ''Iya nanti pulang kesana sama mamah nanti papah nyusul.'' Kata Zein ke Hiqab.
''No, Papah sama Mamah dan Hiqab.'' Kata Hiqab tidak terima.
''Iya sama Papah, udah anteng nanti kepalanya sakit.'' Kata Zee. Zee meringis sendiri ketika Hiqab menggelengkan kepalanya.
''Oh ya, tadi Rahma kesini Zein. Aku tidak suka dia berkunjung. Lain kali jangan menyuruhnya lgi.'' Ujar Zee.
''Aku tidak menyuruhnya dan tidak memberitahukannya tentang Hiqab.
"Aneh kalau gitu dia tau dari siapa dong?''
''Pasti dia menyuruh anak buah untuk menyelidikimu.'' Jawab Zein.
''Buat apa? Kurang kerjaan.''
''Nanti sore kita keluar, ada yang mau aku bicarakan.'' Zein melihat jam tangannya.
''Buat?''
''Ada deh.''
**
Zein dan Zaeline pergi keluar sedangkan umi dan abi menjaga Hiqab ada juga Abiel dan suaminya.
Lau pa sat, singapura.
Disinilah mereka, mencari makan di sore hari. Nampak Zein dan Zee duduk saling berhadapan dan menunggu pesanan yang datang. Lau Pa Sat, juga dikenal sebagai Pasar Telok Ayer, adalah bangunan bersejarah yang terletak di dalam Downtown Core di Area Pusat Singapura. Saat ini merupakan pusat makanan populer. Ada beberapa toko di dalam yang menjual masakan lokal.
''Aku kembalikan Hiqab bersamamu.'' Zein membuka pembicaraan.
''Kenapa? Apa yang membuat pikiranmu berubah?'' Tanya Zaeline, membuka percakapan terlebih dahulu.
''Setelah kupikir Hiqab berhak bersamamu daripada aku. Lagian selama ini ia lebih merindukan dirimu daripada aku." Jawab Zein sambil melihat para penjual yang sedang sibuk menerima dan mengantar pesanan.
"Kenapa baru sekarang kamu berfikir seperti ini Zein. Tentu aja aku akan membawa pulang Hiqab ke Indonesia dan merawatnya dengan baik." Kata Zee. Zein tertawa pelan sambil mengalihkan pandangannya ke bawah tangannya ia satukan lalu saling menggenggam pelan.
"Aku mungkin tidak ikut dengan kalian, aku harus menyelesaikan sesuatu, tapi bisakah aku meminta sesuatu padamu?" Kata Zein. Zee mengangguk pelan sambil melihat Zein yang nampak sendu.
"Apa itu?"
"Bolehkah aku pulang denganmu dalam keadaan apapun Zee setelah masalahku selesai?"
"Tidak, aku tidak bisa menerimamu dalam keadaan lain kecuali hidup. Apa maksudmu huh? Zein." Kata Zee seolah Zein ingin berpisah selamanya dan ia menerima Jasadnya. Zein langsung tertawa
"Berarti kamu masih sayang aku dong. Aku cuma ngetes kamu aja kok. Aku tau pasti kamu berfikir aku akan mati dan kamu menerima jasadku kan." Kata Zein dan Zee tak dapat menyangkal karena perkataan Zein benar.
"that's not funny Zein." Kata Zee setelah sadar di kerjai. Zein meredakan tawanya sambil meminta maaf. Tak lama datanglah pesanan mereka sate ayam
"Makananku, kamu gak usah makan." Kata Zee kesal.
"Makanlah yang banyak." Jawab Zein.
''Terima kasih Zee....'' gumama Zein walaupun Zee tidak mendengarnya karena suasana nampak ramai.
**
Zee merasa kenyang setelah makan sedangkan Zein juga sama. Mereka saling bersandar di kursi masing- masing setelah itu bermain hp sejenak tanpa menghiraukan satu sama lain. Zee sibuk dengan media sosialnya sedangkan Zein dengan salah satu anak buahnya untuk memata- matai Rahma dirumah.
''Ayo kita balik.'' Ajak Zein sambil menutup hpnya dan di masukan ke dalam saku.
''Ayo.'' Kata Zaeline seraya berdiri dan memakai guess-nya.
''seleramu tidak berubah kau tetap menyukai merk tas situ.'' Kata Zei sambil berjalan berdampingan dengan Zee. zee tersenyum sambil melihat tasnya.
''Yups, I love it dan aku akan beli baru lagi disini untuk pulang ke Indo nanti.'' jawab Zee.
''Belilah.'' ujar Zein dan Zee tertawa pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan suamiku
Romance"To love is nothing. To be loved is something. But to love and be loved, that's everything" *** Perceraian bukan akhir dari segalanya Tuhan punya cara untuk mengembalikan rumah tangga yang retak bahkan hancur bagaikan debu. Apa yang zaelin inginkan...