Terlihat seorang wanita paruh baya menaiki tangga berniat kekamar anak membangunkan anak bungsunya.
CKLEK
Melihat kelakuan anaknya yang jam segini belum bangun, wanita paruh bayu itu hanya menggelang gelangkan kepalanya.
"Sayang ayo bangun,udah jam berapa sekarang.?" Sambil menepuk nepuk pelan lengan sang anak.
"Iya mah, masih pagi juga ini." Jawab anaknya.
"Ya Robb. Ini udah jam 6.25 lo ras." Jawab mama kepada anaknya.
Ras .? Raras panggilannya.
Saras putri mahendra. Aslinya.
Anak bungsu dari dua bersaudara.
Raras masih duduk dibangku SMA yang sedang belajar matian matian untuk menghadapi Ujian Ujian yang akan datang tak lama lagi."Astagfirulloh. Mamaaaa." Raras terperanjat kaget dan langsung berdiri berlari menuju kamar manda dikamarnya itu.
Setelah mama raras membangunkan raras. Mama raras menyiapkan seragam diatas nakas raras. Memang ini bukan kemauan atau perintah tolong dari raras tetapi mama raras sengaja agar raras tidak grasa grusu dan salah mengambil seragam.
Setelah selesai mama raras memilih turun untuk menemui yang lain dimeja makan.
"Ras.. mama tunggu dimeja makan ya."
Tak ada jawaban dari raras. Hanya ada guyuran air yang deras.
Selang beberapa lama. Dari bawah terdengar suara..
BUGH..BUGH..BUGH..
suara derap langkah kaki raras sangat menggema keruang makan dan dapur. Karena dapur juga merangkap sebagai ruang makan.
"Pelan ras." Kata ayah.
Raras sudah siap dengan baju seragam muslim dan kerudung putih suci dan bersih.
"Iya yah.."
Ucapan tak sama dengan kelakuan. Raras langsung ambil roti selai dan melahapnya.
"Rourous duiauntel suapa"
"Ditelan dulu sayang. Duduk. Nggak baik perempuan makan sambil berdiri sambil ngomong pula. Udah besar juga. Gimana mau ada laki laki yang dateng kerumah kalo gitu" ceramah mama.
"Iya iya mah.. " ya begitu lah mama yang selalu amat sangat sayangnya jadi kecerewetan..
"Aku dianter siapa hari ini.?" Tanya raras.
"Dianter pak cipto, itu udah siap didepan." Jawab ayah.
"Ya udah aku berangkat. Assalamu'alaikum." Menyalimi kedua orang tuanya dan mengayunkan kaki nya keluat dan masuk lagi kedalam mobil.
"Ayo pak.. LET'S GO!!." Kebiasaan raras. Difikirannya, orang orang yang bekerja dirumahnya adalah sama dengan nya yaitu manusia ciptaan Allah. Jadi dia menyimpulkan bahwa
Semua manusia itu sama.Setelah sampai didepan gerbang.
"Terimakasih ya pak".
"Iya mba sama sama".
"Dah pak cipto". Raras melambaikan tangan kearah mobil yang dikendarai pak cipto yang sudah melesat jauh. Saat berbalik badan tiba tiba.
BRUGH
"Astaghfirulloh.. maaf maaf saya tadi nggak liat." Ucap raras yang masih duduk.
"Iya ga papa. Mari saya bantu". Orang itu menjulurkan tanganya.
Namun saat raras mendongakan muka yang dilihat adalah seorang laki laki."Terimakasih saya bisa sendiri." Tanpa meraih tangan laki laki itu.
"Saya duluan mari". Pamit raras. Kenapa raras tak mengucapkan salam ? Raras takut yang ditabraknya tadi bukan orang islam. Jadi raras menghargainya.
Laki laki tadi masih memperhatikan punggung wanita cantik tadi. Ketika sadar bahwa dirinya berada didepan gerbang yang sedang diperhatikan banyak siswa, laki laki tersebut lansung melenggang pergi menuju kantor guru.
Hay hay.. cerita baru.. terus tetep pantengin jangan dihapus please..
Touch bintang ya !!