11 : Niat Baik

955 83 0
                                    

BAB 11

Dokter yang sering menangani atlet ketika cidera itu sekarang sedang memeriksa Anya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dokter yang sering menangani atlet ketika cidera itu sekarang sedang memeriksa Anya. Ruangan dokter yang luas dengan peralatan medis yang sangat lengkap membuat Anya sedikit terpukau.

"Woi mbak wid, lo di panggil."

Dokter Ela melilitkan perban di kepala Anya. "Perban nya Harus di ganti rutin ya." Jawab dokter cantik itu dengan ramah. Anya mengangguk.

"Dokter, saya ingin ketoilet."

"Mau saya antar?"

"Gak usah, sendiri aja."

"Yaudah kalo gitu, dari sini kamu lurus, terus belok kanan. Ada lorong terus belok kiri."

Anya mengangguk dan pamit.

Kemudian dia berjalan sesuai Arahan dokter itu. Tapi sepertinya dia nyasar malah melewati lapangan indoor.

Anya menautkan alisnya saat melihat pemuda itu duduk seorang diri sambil termenung di lapangan indoor yang sangat luas itu.

Rian mengusap wajahnya. Dia terlihat frustasi sekali.

Mbak wid melangkahkan kakinya terburu buru sambil menyamakan langkah Greysia Polii, atau yang biasa di sapa Gel. Atlet buluyangkis cabor ganda putri

"Cepetan mbak, itu udah di panggil."

"Iya bentaran napa Gel, ini langkah gue gak secepet lo kali."

Sahut mbak wid dengan nads protes, membuat Gel ketawa.

Kemudian mereka sampai di lorong loby yang menghubungkan antara Asrama putra dan Asrama putri.
Di sana banyak Atlet atlet yang lagi ngobrol.

Dia tersadar akan sesuatu. Biasanya kalo dia di panggil itu ya ke ruangan Ci Susy atau ke ruangan Fisioterapi, tapi kenapa malah dibawa ke lobby?
Dan tidak ada satu pun HUMAS PBSI.

"Lah, tunggu dah, kenapa gue di bawa ke sini si Gel?"

"Iya, trus mau kemana lagi emang nya?"

"Ini gue di panggil sama siapa sih? HUMAS PBSI kan? Egimana si?"

"Lah bukan, elo di panggil kita mbak."

"Kampret, jadi gue di buru buru jalan cuma buat ketemu kalean,hm?"

Semua nya ketawa ngakak. Sampe kevin sama Fajar udah mukul mukul meja sambil ketawa ngakak banget.

"Ah kurang ajar ya kalian tuh, durhaka sama ibu ibu."

"Jahahah, ngaku juga lo mbak kalo udah tua." Celetuk Fajar

"Kita kan pengen tau itu soal si mas Jom." Ucap Gregoria, membuat yang lain jya menganggukan kepala.

"Iya mbak, itu kan Hot banget,"

"katanya Cewek nya ada di sini ya?"

"Iya iya, ceweknya ada tuh di ruang dokter, abis ketabrak mobilnya mas jom."

"Lah kok bisa?"

"Tadi pas mau ke rumah tu cewek, eh Pak seno nabrak orang, ternyata tuh cewek yang di tabrak sama dese."

"Oh terus terus mbak?"

"Yaudah begindang dah, dari pada klo di bawa ke rumah sakit umum mengundang perhatian, maka nya di bawa ke
Pe bi es ai." (red: PBSI)

"Oh trus?"

"TERUS TERUS MENTOK, udah ah gue mau nyusulin cewek itu dulu. BHAI."

Mbak wid kemudian kembali ke ruangan dokter Ella.
Saat melewati lapangan indoor, dia berhenti melangkah karan mendapati Anya di berdiri di depan pintu.

Gadis itu tersentak saat seseorang memegang pundak nya.

"Anya, kamu udah baikkan?"

"Eh u-udah mbak."

"Kamu ngapain disini?"

"Tadinyai saya mau ke toilet."
Mbak wid menangguk angguk paham.
Bukan nya pergi dari tempat itu, Anya malah terus memperhatikan Rian yang sedang duduk termenung.

"Dia..kenapa mbak?"

"Kasian dia, kayak nya mental nya down karena komenan di medsos mengenai foto kamu dan dia itu."

"Medsos?" Tanya Anya bingung. Mbak wid mengangguk.

"Dia di hujat, bahkan sampe ada kata kata yang gak pantes masuk ke dm akun instagram nya, duh, dia tuh bukan orang yang gampang down sebenernya, tapi mungkin ini beritanya udah menyebar, sampe orang tua nya pun tau. Jadi mungkin dia kepikiran juga, maka nya Saya ke rumah kamu waktu itu untuk ikut klarifikasi, tapi sebelum saya ngejelasin kamu nya udah nolak."

"Maaf saya sama sekali gak tau soal hal itu, ponsel saya rusak, saya gak tau berita itu sampai menyebar sebegitu parahnya."
Lirih Anya.

"Saya juga minta maaf, bagaiama pun juga ini bukan salah kamu sepenuhnya."

"Saya mau klarifikasi soal masalah ini."

"Yang bener kamu?"
Anya mengangguk.

...

Anya melangkahkan kaki nya menuju arah luar Pelatnas. Langkahnya terhenti saat Rian memanggilnya.

"Tunggu."
Rian berjalan menghampirinya.

"Gue anterin lo pulang."

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

Haluuu gaes kembali lagi bersama acuu

jangan lupa komen vote dan rekomendasiin cerita ini ke teman teman kalian yaw

Thankyou, xie xie, arigato, gomawo, maturnuhun.

Baayyyyyyyy

dapet salam dari mas jom yang glowing glowing.

Have a nice day katanya

The way I love You [Rian Ardianto] TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang