twee

46 8 0
                                    

Taehyung menatap ponselnya lamat-lamat. Mengetik beberapa kata sapaan kemudian menghapusnya dengan cepat. Berkenalan bukan keahliannya. Orang sepertinya bahkan sulit untuk diajak berbicara dadakan. Suka terkejut dengan orang tak dikenal.

Satu kata sapaan formal berhasil dikirim setelah ia pikir-pikir. Tak beberapa lama pesan balasan datang. Cukup singkat namun membuat Taehyung kewalahan.

Soora :
Ne, anyeonghaseo.
Nuguseyo?

Taehyung :
Maaf jika mengganggu
Aku Taehyung, teman Jimin

Soora :
Gwenchana

Taehyung tersenyum. Cukup senang mengetahui Jimin benar-benar temannya. Mungkin ia harus meneraktir Jimin sebagai balasan.

"Taehyung, cepatlah mandi. Kursusmu akan dimulai sebentar lagi."

"Ne, hyung."

Masuk ke kamar mandi dengan siulan yang mengiringi. Membersihkan badan hingga wangi dan segera keluar cukup dengan kaos putih polos dan celana jeans yang menemani. Kelewat santai? Taehyung tak peduli, ia memang hidup untuk bersantai.

Langkah kaki Taehyung percepat mengingat jadwal kelasnya yang sudah akan dimulai. Pintu digeser dan tersenyum membalas sapaan teman yang baru ia temui kemarin.

"Taehyung-ssi, kemari. Kau bisa duduk di dekatku," ucap Seokjin sambil menggeser tempat duduk di sampingnya. Taehyung tersenyum mengiyakan. Duduk di samping Seokjin bukan pilihan yang buruk. Mengingat dia orang yang pertama yang mengakrabkan diri.

Kursus bahasa inggris dilewati dengan senang hati. Sejauh ini Taehyung merasa baik-baik saja. Tak ada masalah untuk berkawan ataupun pelajaran. Keluar lewat pintu dengan dirinya terakhir kali sudah jadi kebiasaan.

Melihat keluar hujan mengguyur tanpa permisi. Tadi mentari masih tersenyum menyinari. Helaan nafas ia keluarkan dan duduk di samping gadis yang ia tak ketahui.

Keberadaan Taehyung masuk dalam penglihatan Jisoo. Gadis itu menoleh hanya untuk tersenyum menyapa. Kendati demikian Taehyung hanya diam tak bersuara. Membuat Jisoo kikuk tak tau harus apa.

Taehyung tidak bodoh untuk melihat wajah cantik Jisoo. Sempat terpana beberapa detik sebelum sebuah notifikasi dari Jimin datang menghampiri.

Jimin :
Ayo pergi ke studio
Anak-anak sedang berkumpul disana
Aku akan menjemputmu

Taehyung :
Ne

Tak butuh waktu lama Jimin datang dengan mobilnya. Membuka sedikit jendela untuk melambaikan tangan bahwa dia sudah tiba. Taehyung beranjak tanpa suara. Melangkahkan kakinya tanpa pamit pada teman kursusnya.

"Eh, bukankah dia Kim Jisoo?" tanya Jimin menangkap sosok mungil yang tenggelam dalam sweeter hitam miliknya. Taehyung mengedikkan bahu tak peduli.

"Jisoo-ya!" panggil Jimin tiba-tiba. Jisoo yang merasa namanya disebutkan langsung mendongak mencari asal suara. "Ah, Jimin-ah! Anyeong!" balasnya mendapati laki-aki bantet itu menggerakkan tangannya.

"Kau tak pulang?"

"Jaewon oppa belum datang."

"Bagaimana kalau ku antar sekalian?"

"Eh?"

-Hello Tutorial-

"Kutraktir kau kopi di kafe seberang."

"Dalam rangka apa?"

"Memberi nomor Soora padaku."

Jimin terkekeh. Melihat temannya mendekati gadis dengan inisiatif sendiri membuatnya lega. Setidaknya Taehyung tak harus bersamanya selamanya.

"Ngomong-ngomong tadi itu siapa?" tanya Taehyung melirik Jimin yang masih setia dengan kemudinya. "Jisoo, teman sekolahku. Dulu sempat dekat, sih. Tapi aku memutuskan menyerah melihat One yang jadi saingan."

"One?"

"Ne, Jung Jaewon. Aku beberapa kali bercerita kepadamu."

"Ah, laki-laki keren yang sering membuatmu cemburu?"

"Aish, aku lebih keren dari dirinya."

Taehyung tertawa sambil mengotak-atik ponselnya. Membuka instagram dan mengetik keyword 'one' dalam pencarian. Muncul di paling atas dan segera ia buka. Satu orang yang tak asing karena beberapa kali ia jumpa.

"Ini, kan?" tanya Taehyung sambik menyodorkan ponsel. Jimin mengangguk mengiyakan. Beeberapa menit Taehyung gunakan untuk stalking instagram. Satu foto menarik perhatiannya.

"Eh? Bukankah ini gadis tadi itu? Sebelahnya Soora, kan?"

Jimin memarkinkan mobil perlahan. Menarik rem tangan, baru melihat apa yang tadi Taehyung sebutkan. "Eoh, mereka berteman. Waktu awal sekolah Jisoo dan Soora sangat dekat. Sekarang tak sedekat dulu."

"Waeyo?"

"Tidak ada apa-apa. Hanya memang kurang bersama lagi. Mereka masih berteman, kok."

Taehyung mengangguk-anggukkan kepala tanda paham. Segera ia membuka pintu dan masuk ke tempat yang ia dan Jimin tujukan.

Studio musik yang tak terlalu besar. Cukup bagus di kalangan pelajar mengingat harga sewanya yang tak begitu mahal tapi memilki fasilitas yang memuaskan.

"Jimin-ah, kau baru datang?" satu pertanyaan terdengar tepat saat pintu terbuka. "Hehe, aku baru menjemput Taehyung dari kursusnya. Tadi aku bertemu Jisoo," jawab Jimin dengan mengambil tempat duduk dekat laki-laki dengan lesung manis di pipinya.

"Jisoo? Kim Jisoo? Kau tak ajak dia sekalin?" Namjoon berkata sambil menatap Jimin yang duduk di sebelahnya. Ia tau bagaimana hubungan Jimin dengan Jisoo dulunya. Jimin mendengus pelan.

"Ya! Tadi sudah kutawari pulang bersama, tapi begitulah. One yang menjemputnya."

Jimin melayangkan pandangan ke seluruh studio. "Kimbab-ah," panggilnya mendapati laki-laki bergigi kelinci yang sering di panggil Bobby bergulat dengan komputernya.

Merasa terpanggil Bobby menoleh tanpa suara. "Kau tau?" pertanyaan Jimin langsung dihadiahkan gelengan dari Bobby. "Dengarkan aku dulu. Kau tau? Uri Taehyung sedang-" ucapannya terputus bersamaan dengan tangan Taehyung yang menutup mulutnya.

Taehyung tersenyum dan menggeleng pelan. "Bukan apa-apa, hyung," ucapnya mulai menarik tangan menjauh dari Jimin. Sadar bahwa Taehyung tak akan mengatakannya Jimin dengan cepat berteriak.

"Dia menyukai Soora, hyung!"

Astaga Jimin.

-Hello Tutorial-

Hello TutorialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang