3. Kepergok??

66 15 0
                                    

Selamat membaca ya guys❤️
Maaf kalau banyak typo.😂

Karena hari itu masih pelaksanaan MOPDB, peserta didik baru tidak diperbolehkan membawa handphone.

Karena itu saat ini Fia tengah menunggu Alif di gerbang sekolahnya. Sebelum mereka berangkat ke sekolah, mereka sudah merencanakan untuk pulang bersama. Fia menunggu Alif cukup lama, ia sangat bosan karena ia masih belum punya teman saat ini.

"Alif dimana sih?" Gumam Fia pelan.

Saat menunggu Alif datang, Fia hanya bisa melihat para siswa SMP Harapan Bangsa berlalu lalang. Fia juga kerap kali terkagum akan beberapa siswa perempuan yang memiliki paras cantik dan siswa laki-laki yang tampan.

Fia tau dirinya memang tidak cantik, warna kulitnya tidak putih. Tetapi, ia memiliki wajah yang manis, ia punya otak yang pintar, tubuhnya ideal, meskipun ia tidak terlalu tinggi, ia juga bisa melakukan tari tradisional dan dance, meskipun bakatnya itu tidak terlalu ia tonjolkan karena tidak punya waktu untuk mengasah bakatnya yang satu itu.

Fia saat ini berpikir, sepertinya dia jauh dari kriteria cewek cantik yang diinginkan para cowok. Ia tertawa kecil karena memikirkan hal itu. Tak lama terlihat cowok yang ditunggunya datang.

"Fia, maaf ya, kamu pasti nungguin aku lama ya?" Kata Alif dengan nafas yang ngos-ngosan karena habis berlari.

Dahi Fia mengernyit "Kenapa bahasamu jadi baku ya? Aneh." Jeda sejenak "Oh iya, terus sejak kapan kita manggil aku kamu an?? Biasanya juga lo gue." Ucap Fia penasaran.

"Terus sejak kapan aku dan kamu jadi kita?" Ujar Alif jahil.

Fia terdiam sejenak, ia sudah biasa mendapatkan kejahilan sahabatnya ini. Ia tidak sedang salah tingkah, hanya saja dia memikirkan kalimat yang tepat untuk membalas ucapan Alif tadi, tapi ia berpikir untuk segera pulang, jadi ia menghilangkan pikirannya untuk berdebat dengan cowok disebelahnya ini.

"Udah deh ayo pulang."

"Gak bisa kau harus menemaniku ke ruang OSIS, karena tadi ada kakak kelas yang menyuruhku mengambil dokumen ini dari perpustakaan dan mengantarnya ke ruang OSIS, karena itu aku lama datang ke sini, maaf ya." Ujar Alif panjang lebar.

"Hmmmm aku memaafkanmu, baiklah aku akan mengantarmu, cepat ya aku sudah lelah dan lapar." Ucap Fia malas, sebenarnya dia enggan menemani Alif ke RO, tapi ia juga tak mau sendirian disini.

Mereka berdua kemudian berjalan santai, sambil mencari letak RO di sekolah ini. Mereka berjalan menyusuri koridor demi koridor, setia ruangan di sekolah ini memiliki papan nama masing-masing, jadi cukup mudah untuk mereka menemukan sebuah ruangan di lingkungan yang masih baru bagi mereka. Pada akhirnya mereka melihat dari kejauhan ruangan dengan papan nama "OSIS ROOM", Fia yang terlalu semangat karena sudah menemukan ruangan tersebut langsung berlari dan menarik tangan Alif untuk ikut berlari dengannya.

Namun, tanpa sengaja kakinya tersandung oleh lantai yang pecah dan jatuh sehingga meninggalkan luka lecet di lututnya. Alif kemudian mengulurkan tangannya untuk membantu Fia berdiri. Alif tidak menertawakan Fia, ia sudah tau kalau sahabatnya ini sangat ceroboh. Namun jika kalian berpikir Alif khawatir, itu tebakan yang salah karena Alif tau Fia tidak akan menangis hanya karena jatuh atau mendapat luka di tubuhnya. Dia bukanlah cewek yang manja dia sangat tahan sakit, malahan dulu ia pernah terjatuh dari tangga sekolah saat kelas 6, karena ia cepat-cepat menaiki tangga yang licin akibat terkena percikan air hujan, namun ia tak tampak kesakitan, ia malah tertawa sesudahnya, padahal sudah ada bekas memar di kakinya. Jadi untuk hal kecil seperti ini, Alif sudah biasa menghadapinya.

Kemudian mereka segera melangkah ke depan pintu RO, dan mengetuk pintu.
Tok..tok..tok..

Pintu terbuka dan menampilkan salah satu cowok, yang mereka yakini pasti salah satu pengurus OSIS.

"Iya, ada perlu apa?" Ujar kakak itu cuek.

"Emm, ini kak saya mencari kakak kelas, eh maaf maksud saya kakak pengurus OSIS yang bernama kak Reza." Ujar Alif menjelaskan tujuannya datang kesini.

"Ada kalian masuk saja." Ucap kakak itu yang langsung pergi

Fia dan Alif langsung masuk, dan mencari meja kak Reza di ruangan yang cukup luas ini. Setelah itu Alif langsung menaruh dokumennya di meja kak Reza dan berpamitan untuk keluar ruangan. Saat berjalan menuju keluar ruangan Fia tak henti-hentinya melirik kanan kiri hanya untuk melihat seisi RO. Namun, pandangannya terhenti pada sosok yang ia puji pagi tadi, Kak Arlan.

Saat sudah diluar RO mereka berdua membicarakan tentang kak Reza yang sangat ramah pada adik kelasnya, karena menurut mereka berdua kebanyakan pengurus OSIS itu tegas atau lebih tepatnya judes dan cuek pada adik kelasnya untuk melatih kedisiplinan adik kelas.

Namun ketika sudah jauh dari RO. Fia terpeleset oleh lantai yang licin karena ada air disana yang entah ada darimana. Fia yang terkejut kan hal itu langsung berpegangan pada tiang koridor di sebelahnya dengan sebelah tangan kemudian meraih tangan Alif , sedangkan Alif sebelah tangannya merangkul tubuh Fia dan sebelah tangannya lagi meraih tangan Fia agar tidak terjatuh. Untung otak mereka berdua bekerja dengan cepat, Fia pun tidak terjatuh.

"Kau ini, tadi tersandung sekarang terpeleset, ceroboh sekali." Ucap Alif sambil tertawa disusul dengan tawa Fia.

Mereka tertawa bersama tanpa bergerak dari posisi mereka. Namun ada yang melihat mereka berdua saat ini dan merasa curiga. Tak lama kemudian terdengar suara berat yang terdengar dingin dari belakang mereka.

"Kalau pacaran jangan disini, masih murid baru juga udah mau melanggar peraturan sekolah. Hei kalian masih kecil belum waktunya pacaran!!"

Hai🤗, ada yang menunggu cerita ini???

Gak ada ya?😂

Kalau ada yang nungguin makasih ya, tapi kayaknya memang gak ada.

Kalau misalkan kalian suka sama ceritanya jangan lupa vomment ya😊

Tungguin part selanjutnya...
Love you❤️

FiAlif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang