Lost Emotion

34 0 0
                                    

Cerita ini hanyalah intepretasi saya mengenai apa yang terjadi sebelum event "Touhou 13.5: Hopeless Masquerade". Ada peluang bahwa kejadiannya salah atau peristiwanya tidak tepat seperti yang diketahui, but hey, this is fanfiction.
Enjoy while you can.

Touhou Project (c) ZUN

______________

Sesosok menreiki (mahkluk yang lahir dari topeng) nampak sedang melayang-layang di udara, ditemani beberapa topeng Noh (topeng kesenian Jepang tradisional) berbagai wajah dan emosi mengelilingi tubuhnya pelan. Sorot mata datarnya sibuk memperhatikan setiap wilayah Desa Manusia yang sepi karena sudah malam dan saatnya istirahat. Kepalanya didongakkan ke atas, mendapati bulan purnama bersinar cerah.

"Putri Kaguya sedang senang, kah? Cahaya bulan purnama hari ini begitu indah," gumam mahkluk itu pelan.

Wajahnya begitu datar, sampai tidak dapat mengungkapkan emosinya sedikitpun. Namun, sebuah topeng yang menunjukkan wajah senang perlahan melayang mendekati wajahnya. Masih tidak ada ukiran senyuman terlihat di wajahnya, tetapi baginya, topeng Noh itu dapat menunjukkan isi hatinya.

Angin berhembus pelan, membuat surainya tertiup menari-nari di udara. Rok panjangnya juga ikut bergoyang-goyang pelan, mengikuti arah angin. Malam itu benar-benar malam yang tenang bagi sang menreiki, dan ia tidak perlu repot diam-diam menguping pembicaraan para manusia yang sedang bertengkar.

Desa Manusia menjadi damai berkat adanya dunia bernama Gensokyo. Dunia itu merupakan tempat tinggal kaum non-manusia yang tidak bisa hidup berbaur dengan kaum manusia biasa sejak ratusan tahun lalu. Gensokyo kini dilindungi oleh seorang gadis dari kuil Hakurei yang turun-temurun menjaga keseimbangan dunia manusia dan dunianya. Rumor mengatakan bahwa seorang keturunan Hakurei sengaja memisahkan Gensokyo dan dunia manusia untuk menghindari pertengkaran hebat yang pernah terjadi.

Entah sampai sekarang, gadis kuil Hakurei yang kini tidak mau menghancurkan pelindung Gensokyo meskipun peristiwanya tidak akan terulang. Hanya beberapa mahkluk yang bisa keluar masuk Dunia Manusia, dan tujuannya untuk menjaga mereka dari ancaman bahaya, bukan melukai mereka.

Topeng Noh senangnya menjauh begitu ia merasakan ada mahkluk lain nyatanya berkeliaran di sekitarnya. Gadis itu langsung pergi menjauh dari Desa Manusia menuju kuil terdekat yang bisa ia jangkau. Sang menreiki tidak ingin ada seorangpun melihat keberadaannya pada malam hari, karena takut ia akan dihukum para dewa. Ia sedang tidak mengerjakan tugasnya seperti biasa: menjaga topeng-topengnya supaya tetap stabil di Dunia Manusia.

Belum sampai sang menreiki tiba di atap kuil, ia mendapati sosok satori (mahkluk yang dapat membaca pikiran orang) berwujud seorang anak berusia 14 tahun menghadangnya. Surai hijaunya begitu mencolok, membuat menreiki itu risih. Perasaannya mengatakan bahwa satori di hadapannya adalah ancaman besarnya.

"Selamat malam, aku Koishi~" ucap sang satori riang, menyungginkan senyuman lebar.

Kedua manik merah muda menreikai memperhatikan sosok di depannya. Koishi mengenakan topi lebar berwarna hitam dengan hiasan pita kuning, baju lengan panjang berwarna kuning tua, dan rok hampir semata kaki berwarna hijau tua. Poni rambutnya nyaris menutupi setengah wajahnya- lebih tepatnya, dua matanya. Senyuman Koishi berubah aneh begitu ia menyadari bahwa lawan berbicaranya belum mengatakan sepatah kata apapun.

"Kenapa di sini? Kau bisa keluar dari pelindung? Bagaimana mungkin?" gadis bersurai merah muda itu kehabisan kata-kata, sementara topeng Noh monyetnya melayang mendekati wajahnya, menunjukkan ekspresi kebingungan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 04, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hopeless Masquerade - Touhou ProjectWhere stories live. Discover now