"Uyay Kuning"
***
Sudah satu minggu berlalu sejak Uyon mengajak Geng Komplek ke cafe yang baru buka di dekat sekolahan dan hari ini adalah saat yang tepat untuk mengabulkan ajakan Uyon tersebut. Kebetulan Ayana setengah lima sore nanti akan latihan voli untuk menghadapi pertandingan terakhirnya di bangku SMA karena sudah kelas dua belas dan sebentar lagi akan mengikuti berbagai macam ujian hidup. Katanya nanti kalau udah keburu pulang ke rumah bakalan malas buat keluar lagi. Jadi udah sekalian di luar aja. Begitu juga dengan Carrel yang hari ini latihannya libur lagi karena pelatihnya sedang memiliki urusan pribadi ke luar kota.
"Eh, Rabu depan lu pada nginep di rumah gue dong," ucap Ucul tiba-tiba mengalihkan percakapan mereka yang sebelumnya membahas tugas dari guru matematika, padahal kelasnya beda. Tapi, ya, bertukar pikiran gak salah 'kan?
"Dih!"
"Dih!"
Yang berdua barusan Tami sama Aya.
"Lo udah gede, tong! Lo mau ngapain ngajak anak gadis orang nginep!" Yang ini Uyon.
"Ck," Ucul berdecak malas. "Rabu depan bonyok mau ke Medan, mau ituin abang gue."
"Ituin apaan? Sunat lagi?" tanya Uyon sambil tertawa heboh tepuk-tepuk tangan.
Dih, jayus amat berlima mereka menatap Uyon hening.
"Mulut lo tuh disunat!" ceplos Ayana asal.
"Mau ngomongin pernikahan sama keluarga besan intinya. Nggak ngerti gue dia jelasin pake istilah Batak," jelas Ucul. "Jadi minggu depan gue sendirian di rumah."
"Lah, lo ngapa gak ikut aja? Mayan tuh libukhan."
"Apaan kelas dua belas masih mikirin liburan. Belajar lo, minggu depan try out!" Kini giliran Tami yang menyahut.
"Santuy aja kali, dipikikhin mah jadi nambah beban." Si santuy bersabda. "Stkhes lo ntakh."
"Nah!"
Saatnya Ucul dan Ayana berbagi sel otak yang sama. Keduanya melakukan high five.
"Nyokap gak bolehin gue ikut. Katanya sekalian jaga rumah. Apaan rumah dijagain tapi anaknya gak ada yang jagain."
"Yang, aku disini kok."
"HEH! NAJIS!" Carrel memukul lengan Uyon keras.
"Sakit, Gustiii! Astaga!" Uyon merengek sambil mengusap-usap lengannya bekas pukulan Carrel.
"Eh, sorry, habis lo najisin."
"Woi, Cul!"
Atensi Geng Komplek teralihkan pada pemuda ber-hoodie merah.
"Yo, bro!" Ucul mengangkat tangannya menyapa pemuda itu.
"Sape tuh, Cul? Lo ngutang sama okhang? Niat benekh nyapekhin sampe kesini."
"Utang uting utang uting, utang lo kemaren nitip pop ice belum bayar!" sembur Ucul yang akhirnya menguak catatan rahasia itu. "Ini si Nathan, gitaris Heyr Band."
"Haikh band?" Ayana tampak mengeryitkan dahinya. Sejak kapan bando punya gitaris? pikirnya.
"Band yang nyanyi, Ya. Yang pernah manggung pas ultah sekolah tahun kemaren," jelas Keana yang lelah lama-lama melihat saudari kembarnya.
"Nah, iya, bener." Nathan memberikan senyumnya menanggapi penjelasan Keana.
"Ohh, iya, iya." Ayana ngangguk-ngangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jajar Genjang [END]
UmorismoMiring dah! Miring! 🐥Sequel Bad Boy Is A Good Papa🐥 *** Copyright 2019, Kecoamerahmuda. Publikasi hanya di Wattpad.