🌼 1 🌼

3K 80 0
                                    

Cerita ketujuh yang aku publish. Silahkan baca ya, mudah2an bisa menghibur. Jika suka silahkan vote & koment, jika tidak suka lewatkan saja. Koment & vote kalian menentukan apakah cerita akan sampai akhir atau tidak. Karena dukungan kalian merupakan inspirasi untuk saya. Please! Jangan jadi silent reader ya ^^. Thx

_________________________________________

Sara Anne Roxanne saat ini sedang sibuk memasak di dapur sewaktu bel rumahnya berbunyi. Dengan segera ia mematikan kompornya dan bergegas menuju bagian depan rumahnya.

"Ya, sebentar," jawab Sara.

Ting...tong...ting...tong...

"Ya," jawab Sara saat membuka pintu rumahnya dan menemukan di depan rumahnya sudah berdiri tetangganya Shirley Jones dengan wajah pucat.
"Shirley, ada apa? Masuklah," ucap Sara mempersilakan tamunya.

Sara meminta Shirley duduk dan dia masuk ke dalam untuk mengambil minuman buat Shirley. Saat Sara sudah menghidangkan minumannya dirinya juga ikut duduk di kursi yang lain menunggu Shirley mengatakan sesuatu padanya dan menjelaskan maksud kedatangannya.

Sara bisa melihat jika Shirley sedang punya masalah tapi masih merasa ragu mengatakannya. Terlihat dari gerakannya yang duduk tak bisa diam dan terus memainkan jari-jari tangannya.

"Sara."

"Ya?"

"Aku__" perlahan air mata menetes dari kedua mata Shirley.

Sara tidak tahu harus berbuat apa karena ia sebenarnya tidak dekat dengan tetangganya itu. Shirley sangat tertutup dan sangat jarang keluar rumah. Dia adalah salah satu orang kaya di daerah ini, rumahnya terletak delapan blok dari tempat Sara dan bertingkat lima. Bahkan Sara mendengar jika suaminya adalah salah satu politikus dan sedang mencalonkan diri menjadi Walikota di kota ini.

Ia hanya pernah bertemu satu kali dengan Shirley dan saat itu dirinya hanya tersenyum saat bertatapan dengan Shirley. Shirley membalas senyumnya tapi kemudian bergegas pergi dari sana dengan segera.

"Apa kamu baik-baik saja, Shirley?"

"Aku...aku...tidak tahu harus meminta tolong pada siapa. Aku tidak sanggup lagi tapi aku tidak bisa pergi begitu saja. Dia mengancamku jika aku pergi maka anak perempuanku yang akan menggantikan aku. Dia sungguh sakit jiwa, Sara. Aku mohon tolonglah aku."

"Maaf, Shirley. Siapa yang kamu maksudkan dan apa yang sudah dilakukannya padamu?"

"Suamiku," isak Shirley semakin keras.

"Maaf, Shirley, aku tidak tahu apa masalah kalian tapi aku tidak bisa turut campur di dalam rumah tangga kalian. Aku hanyalah orang luar."

"Aku mohon, Sara. Tolonglah aku!" ratap Shirley dan berlutut di kaki Sara.

"Shirley, tolong bangunlah," ujar Sara sambil mencoba mengangkat Shirley agar mau bangun.

"Aku tidak akan bangun jika kamu tidak berjanji untuk menolongku, bahkan mungkin nyawaku berada dalam bahaya saat ini karena datang ke sini."

Sara merasa dilema karena dia bahkan tidak tahu apa yang menimpa tetangganya ini, mungkinkah Shirley mengalami kekerasan dalam rumah tangga? Tapi aku tidak melihat luka sedikitpun pada dirinya. Jadi sepertinya mungkin ini hanya pertengkaran biasa antara suami istri saja.

Jika memang Shirley mengalami kekerasan rumah tangga, Sara tidak akan segan-segan membantunya tapi tidak ada sesuatu yang janggal yang terdapat pada tubuh Shirley.

"Baiklah, aku akan mencoba membantu jadi sekarang tolong bangunlah dan ceritakan apa yang terjadi hingga kamu begitu takut nyawamu akan terancam dan kenapa kamu memilih aku?"

The Lawyer's Mate (Lawyer Series, #1) by Yessy Lie (TERSEDIA VERSI CETAK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang