Chapter 19

13.1K 1.3K 51
                                    

What a great welcoming! 2 hari kepulangan dari liburan yang setengah menyenangkan setengah mengenaskan kemarin, aku disibukan dengan segala macam rapat, pelaporan dan acara RS yang seperti tidak ada habisnya

“wooo, enak bener sih lo ke Spore!” Eka yang berdinas siang ini menyambutku yang baru masuk melewati pintu VK

“ngga bersyukur lo, dikasih liburan ke Bali juga Ka” jawabku yang langsung duduk dikursi disamping Eka

“gue udah 3x ke Bali ra, sungguh sangat bersyukur gue liburan lagi ke Bali” jawabnya sarkas

“itu hasil voting ya haha”

“bikin ngiri banget deh updateannya teh Echi” lisa menambahkan

“eh iya lo ko ngga update-update story sih? Cuma update sehari doang sama teh echi sisanya lo kemana?”

“netizen yang budiman kepo ternyata” tawaku terbahak

Bagaimana bisa aku membagikan trip ku di story kalau setiap kali aku pergi dipta selalu ada dimana-mana.

Sebisa mungkin aku menghindari dipta di sisa liburanku kemarin dan setiap kali dipta ada aku melarikan diri, setiap kali dipta ingin berbicara aku buru-buru menempelkan handphoneku ketelinga berpura-pura menjawab telepon yang bahkan tidak berbunyi sama sekali.

Sudah 2 hari ini juga aku masih menghindari dipta, konteks pembicaraan mengenai pekerjaan sebisa mungkin aku jawab dan aku jalani jika dipta membutuhkan sesuatu, resume bulanan yang harus dipta isipun sudah aku titipkan ke teh Aya dengan alasan aku harus survey Puskesmas, dimana dipta tidak akan protes jika sudah berhubungan dengan kepala ruangan rekam medis tersebut

RS kami mempunyai acara bulanan untuk melakukan penyuluhan bergilir kesetiap Puskesmas dalam wilayah kerja, penyuluhan diberikan dari berbagai aspek dan bergilir setipa bulannya, yang ujungnya ya apalagi selain mempromosikan fasilitas RS kami.

Kalau awal bulan ini dokter spesialis saraf yang melakukan penyuluhan di puskesmas terpencil, bulan depan giliran dokter spesialis kandungan yang akan melakukan penyuluhan.
Sudah pasti dokter dipta yang akan berangkat karena dia merupakan satu-satunya dokter fulltimer di RS ini, yang mana dokter kandungan yang lainnya hanya partimer.

Dan yang paling membuatku tambah pusing ialah yang biasanya dokter-dokter lainnya akan didapingi oleh bagian marketing yaitu meinar dan kawan-kawan, dokter dipta meminta langsung kepada tim marketing agar aku ikut untuk menjadi asistennya ketika melakukan penyuluhan.

Tidak! aku salah akhir-akhir ini menganggap dipta yang sedikit bersikap manis kepadaku, dipta hanya membuatku senang sesaat sebelum akhirnya aku akan dibuat menderita lagi.

Si keturanan wewe gombel itu seperti kembali ke wujud aslinya yang semula, dipta menyuruhku membuat power point minimal 35 slide diluar judul dan kata terimakasih, membuat leaflet yang kurang lebih untuk 30 audience dengan kertas warna warni, yang seharusnya tugas ini merupakan pekerjaan para perawat promosi kesehatan dan dengan teganya si titisan itu melimpahkannya padaku yang harus diselesaikan 1 minggu kemudian.

“ko lo tumben gak cuti tahun baru ka ?” tanyaku pada eka yang biasanya anak rantau asal betawi ini tidak pernah absen meminta cuti tahun baru

“sekali-kali gue mau tahun baruan disini aja dah” jawabnya

“bukan karena lo jomblo ngenes? Yang mending dines daripada ngenes?” aku terbahak melihat wajah eka yang melongo

“gue cariin kaca deh yang geude biar lo ngaca, biar gak lupa lo sama ngenesnya!” sekarang  giliran aku yang melongo dan eka yang tertawa ditemani oleh lisa

CITO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang