Aku menyerah.
Setelah berkali-kali menolak ajakan bunda untuk menghadiri pesta pernikahan yang diselenggarakan di rumah paman. Di kota sukabumi.
Mendengar nama kota itu disebut saja aku sudah pusing, rasanya ingin aku ganti namanya jika bisa.
"ayo dong, neng geulisnya bunda." Rayuan bunda yang hampir menyerah, namun tetap dengan mempertahankan puppy eyesnya berharap aku luluh.
"ya..yaudah deh."
"nah gitu dong." Bunda mencubit pipiku kemudian berteriak heboh memanggil bi yuna.
Kemudian bi yuna mengetuk
kamarku yang terbuka dan memberikanku dress lengkap dengan highells 7cm"ini non,"
setelah berkata demikian ia pamit ke dapur
Oh my good
"Bundaaaaaa!!!!!!!!!!!!!" teriakku
Tring
Terdengar notifikasi di ponselku
Bunda :
Dressnya pake dulu aja sayang, nanti bunda ganti highellsnya
Aku mendengus sebal. Satu rumah saja segala berkirim pesan.
Kemudian aku segera mengganti baju dengan dress yang diberikan bunda
////
Keluarga besarku telah berkumpul ketika kami telah sampai dirumah paman, acara pernikahan dilaksanakan esok hari. Hari ini adalah gladiresik.
Aku berkeliling rumah paman, dekorasi terpajang dimana-mana. Terlihat seorang penari sedang mempersiapkan penampilannya dengan nenek yang berlaga seperti juri.
Nenek memanggilku ketika aku melihatnya, aku menghampirinya dan nenek memelukku.
Selalu begitu.
Semua itu bermula sejak aku beranjak remaja, ia menganggapku seperti anaknya sendiri. Seolah pengganti yang pergi. Anaknya telah lama meninggal, ketika meninggal seumuran aku SMP.
Katanya, sejak aku dilahirkan sampai aku masuk paud anaknya selalu bersamaku. Rindu kepada anaknya seketika hilang ketika melihatku.
Nenek melepaskan pelukannya, menawariku untuk makan. Namun aku menolaknya halus dengan alasan aku sudah makan dan masih kenyang. Padahal, aku sedang tidak ingin makan.
Aku pamit untuk pergi ke balkon paman di lantai atas.
Baru saja merasakan sejuknya udara sukabumi, aku seolah mati rasa
"Hai,Ashylla"
Deg.
Dua kata itu menusuk indera pendengaranku, membuat lidah terasa kelu. Tuhan, mengapa dia disini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali Untukku
General FictionBukankah yang telah pergi takkan pernah kembali? Bukankah yang terkubur akan selamanya mati? Kita terlalu dibutakan dengan kalimat diatas, tanpa melihat keajaiban semesta yang membuatnya seolah mustahil namun nyata. Dia kembali, namun entah denga...