1. Nakha, bukan Reka

15 1 0
                                    

Agalia menyerahkan cerpennya. 'Jangan Tatap Agalia.' Gurunya memiringkan kepala melihat judulnya. "Ini based on true?"

Agalia berusaha menahan tawa. Mana mungkin ada orang yang membenuh orang lain untuk melindunginya?

"Enggak, Pak." Dia menjawab pelan. Sangat pelan. Reka melihat mulut Agalia bergerak seperti mengatakan sesuatu tapi dia tidak dapat mendengarnya.

"Apa? Nggak denger!"

"Enggak, Pak. Itu cerita pembunuhan." Agalia mengulangi dengan suara yang lebih keras dengan sedikit imbuhan kalimat.

"Oh. Bisa bacakan yang keras?"

Agalia berpikir sejenak. Apa teman-temannya tidak terganggu kalau dia membacakan cerpen itu? Tapi dia malas dan sebenarnya canggung untuk tawar-menawar dengan gurunya, jadi ya dia pendam saja.

"Iya, Pak." Dia melangkah ke tengah kelas. Membuatnya mendapat banyak atensi dari teman-teman sekelasnya.

Agalia menatap kertasnya. Mempersiapkan suara kemudian mulai membacakan judul dengan suara yang sangat kecil, "Jangan tatap Agalia."

Dia takut teman-temannya akan mentertawakan judulnya. Terdengar seperti larangan menatap dirinya sendiri.

"Kurang keras." Dia menoleh lalu mengangguk.

"Jangan Tatap Agalia." Hanya deretan pertama saja yang bisa mendengar suaranya.

"Kurang keras, Agalia."

"JANGAN TATAP AGALIAAAAAA!!!!!!!"

Hening sejenak. Lalu gelak tawa memenuhi seisi kelas.

***

"AAA!!!! NYEBELIN NYEBELIN NYEBELIN NYEBELIN NYEBELIN!!!!!! DASAR GURU BAU TANAH! NGATUR-NGATUR! BIKIN MALU AJA!" Agalia mendumel. Aina dan Arkhea yang duduk di depannya tetap santai memakan bekal masing-masing.

"Kebiasaan! Di depan aja kek patung, suara kecil banget kek bisik-bisik. Kalo gurunya gak ada langsung keluarin tenaga toa!" Aina mencibir.

"BERISIK! GUE MALU TAU! GUE MALU!!!!!!!" Agalia masih histeris alay. Mengabaikan bekalnya yang dititili teman-temannya yang berlalu melewatinya.

"Lagian tokohnya nama lo sendiri, udah gitu yang jahat pake nama gue sama Aina." Arkhea turut bergabung.

"Buodo amat!"

"LIA!!! PAK NAKHA LEWAT!!! CEPETAN SINI!!!!" Seseorang berteriak dari luar kelas.

Agalia langsung berlari dan bersembunyi di balik pintu untuk melihat guru pujaannya dengan nyaman.

"AAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!" Teriakannya melengking dari balik pintu saat Nakha melewati kelasnya.

"Hosh! Hosh! AAAAAAAAAA!!!!!!!" Agalia mulai kesetanan. "GILA! GILA! GILA!! GANTENG BANGET SIH, PAK!!!" Teriaknya kembali saat jarak Nakha semakin jauh.

Nakha masih mendengar suaranya. Dia hanya tersenyum lebar tanpa menoleh. Semakin hari kelakuan muridnya yang satu itu semakin caper saja.

***

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 30, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Not You, Sir!Where stories live. Discover now