Aroma masakan tercium hingga tenda laki-laki bahkan tenda panitia, yah aroma tersebut berasal dari tenda putri."Hemm, enak banget nih pasti"ucap Ryan menghirup aroma tersebut
"Anjai gue laper lagi padahal tadi udah makan"ucap Andra yang tadi nya tidur kini sudah duduk
"Buruan lah kalau Lo pada lapar"renzi keluar dari tendanya kalau memakai sendal dan berlari ke tenda putri
"Eh lo ada masak gak?"tanya renzi setelah sampai di salah satu tenda putri.
Cewek tersebut bukannya menjawab malah senyum gak jelas.
Renzi melambaikan tangannya di depan wajah cewek tersebut "yuhuuu, gue nanya lo ada masak gak?"ulang renzi lagi
"Ah,anu, ettoo,"ucap cewek itu gugup
"Buruan"
""Gak disini tapi di tenda Clara"jawab cewek itu
"Oh thanks"
"UM"balas cewek itu
'mimpi apa gue semalam bisa ngomong sama si renzi' batinnya
Setibanya renzi di tenda Clara disana sudah ada Andra dan Ryan sedang makan nasi goreng cumi dan udang sambal.
"Loh kok kalian udah di sini?"tanya renzi sambil duduk di samping Ryan
"Ya, Lo kan tadi lari. nah setelah Lo jauh Kenji manggil kami makan dan ternyata aroma tadi itu dari masakannya si Clara." Jelas Andra
"Ooh, untuk gue mana?"tagih renzi kepada Clara.
Clara menunjuk tumpukan piring bekas menggunakan dagu nya.
"Maksud lo" renzi tak mengerti
"Lo telat tadi si Ijal udah makan punya lo" kenji menjelaskan kan maksud Clara
"Ahhh....anjai lah"renzi mengeluh dan menatap Ijal yang sudah selesai makan.
"Kenapa Lo"ucap Ijal yang tak bersalah.
"Lo , balikin jatah gueeee"
"Ohh, nih"Ijal memberikan piring yang isinya tinggal dua iris cabe dan lima butir nasi.
"Claraaa"rengek renzi
"Apa sih "jawab Clara merasa risih karena dia sedang main game
"Raaaaa"
"Jangan sentuh gue"ucap Clara sinis
"Raa gu..."
"Jangan ngomong, dan kalau perlu jangan bernafas kalau bisa. Kalau gak gue bunuh lo" Clara sudah mulai kesal
"Wah Clara tega" ucap renzi tanpa dosa karena sudah bikin orang kesal.
Clara menodongkan pisau lipat dari sakunya ke leher renzi.
"Mati lo" ucap Clara sambil meringis seperti iblis.
Wajah renzi sudah pucat lalu mengangkat tangan nya dan seolah-olah memohon kepada clara.
"Ampun"
Tak lama dari aksi tersebut pak Raka mengumpulkan seluruh anggota.
"Selamat pagi"sapa pak Raka
"Pagi pakkk" jawab mereka serentak
"Kegiatan kita hari ini adalah jelajah alam jadi bapak berikan waktu kalian untuk menyiapkan keperluannya"ucap pak Raka lalu membubarkan barisan
"Ra,lo ada kompas kan?"Tanya Kenji
"Hmmm"ucap Clara sambil menunjukkan kompasnya
Setelah semuanya sudah menyiapkan perlengkapan masing-masing mereka berkumpul lagi dan mendengarkan arahan dari pak Raka.
Skip
"Ra, istirahat dulu yok"ucap Kenji yang sudah duduk di akar kayu besar.
Clara berjalan kearah Kenji namun tanpa ia sadari ada akar didepannya dan.
"Aahgrr"Clara meringis karena kedua telapak tangannya berdarah karena bergesekan dengan kayu.
"Lo gak papa?"tanya renzi dan Clara hannya mengangguk
"Ah lo akar Segede gini aja gak lihat"ucap Andra lalu mengangkat Clara dan mendudukkannya di samping Kenji.
"Sini mana tangan Lo"ucap Andra
"Nih"Clara memberikan kedua tangannya.
"Hmmm,Ken Lo ada bawa jepit bulu ketiak Lo gak"tanya Andra
"Apaan sih lo"
"Udah cepat"
"Nih"
"Sumpah banyak banget nih duri nya "
Renzi melihat Clara dan Andra sangat lah serasi dan ia merasa sangat cemburu lalu ia sengaja menyembunyikan rasa itu.
Setelah beberapa menit beristirahat mereka melanjutkan perjalanan.
Matahari sudah mulai tenggelam ke ufuk barat yang menunjukkan waktu sudah mau malam.
"Dra masih jauh gak?"tanya Kenji
"Dikit lagi. Ra lo masih sakit?"
Andra mendekati Clara"Mayan lah"jawab Clara dingin dan langsung berjalan di barisan depan
"Ra awassss"teriak renzi sambil berlari dan.
Happ
Clara hampir saja jatuh karena iya jalan tak melihat bahwa ada batu besar di depannya.
"Hati-hatilah kalo jalan"
"Hmmm"
'wah jantung gueee'pekik renzi didalam hati
⚫⚫⚫⚫⚫⚫🔴🔴🔴🔴⚫⚫⚫⚫
Maaf kalau ceritanya gak jelas
Salam manis
Nitia oktavilady
________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurts
Teen Fiction'Aku bahagia saat bertemu dengan mu Kau membuat aku berubah menjadi yang terbaik Dan tiba-tiba hati ini merasa nyaman saat bersama mu Hingga seketika kau merubah kebahagian ini dengan luka yang sangat besar hingga sulit untuk di sembuhkan dan di lu...