April sedari tadi hanya melamun. Masih memikirkan ucapan Rangga di perpus tadi kepada nya. Heran sekali mendengar Rangga berbicara seperti itu. Mau bagaimanapun April tidak ingin kemana-kemana, jika dengan Rangga saja ia sudah merasakan cukup, untuk apa ia pergi? Aneh nya, Rangga seolah menyuruh nya untuk pergi.
Ia masih ingin bertahan untuk sekarang ini, tapi bagaimana jika nanti nya Rangga yang malah meninggalkan nya?
April menggeleng samar."Rangga, nggak akan ninggalin April."April mencoba menghibur diri sendiri. Ia hanya mencoba meyakini. April menarik nafas panjang mencoba melupakan ucapan Rangga kepada nya saat di perpustakaan tadi.
April berdiri berjalan ke arah pintu, ingin menyegarkan pikiran nya, April hendak melangkah, tapi jalan nya tiba-tiba saja dihadang oleh kedua teman nya yang tiba-tiba saja datang.
"Eh, Pril, lo mau kemana?"tanya Alma sambil menggaruk tekuk nya.
Febby menarik tangan April."Duduk aja yuk, gue mau cerita soal Idwan."Febby hendak berjalan, tapi April melepaskan tangan Febby.
"Sarap, gue mau keluar cari angin,"ucap April, lalu berjalan keluar kelas dengan lankah santai. Langkah nya yang santai tiba-tiba berubah menjadi lambat, ketika mata nya tidak sengaja melihat Rangga yang tengah membopong tubuh Wina.
"Ap—"
"Lo udah lihat?"tanya Febby tiba-tiba saja muncul. Ia menahan nafas seolah hal besar akan terjadi, tapi Febby ternganga, ketika melihat April malah tersenyum lebar. "Are you okay, April?"
April mengangguk-angguk."Pacar gue, baik banget kan?"
Febby hanya mengangguk, ia melirik Alma yang masih menatap April tak percaya, seolah yang ada dihadapan mereka adalah hal yang paling ajaib yang pernah mereka lihat.
Tidak marah, meski sekedar mendatangi atau memarahi kedua orang yang kini sudah memasuki ruang kesehatan itu, seolah yang terjadi hanyalah fiksi belaka.
April tersenyum, ia tertawa, tanpa sengaja air mata nya turun, cepat-cepat ia menghapus air mata nya itu.
April hanya takut, jika ini ternyata alasan Rangga berbicara seperti itu kepada nya di perpus tadi.
🌜🌜🌜
"RANGGA!!"
April berteriak nyaring ketika melihat Rangga yang tengah sibuk memakai helm nya. Rangga menoleh tersenyum lebar ketika melihat April kekasih nya itu tengah berlari ke arah nya.
Ia membuka helm nya kembali menatap April yang tengah berlari kecil.
Brukk
April terjatuh ketika belakang bahu nya ditubruk oleh seseorang. Cewek itu mengaduh perih, kedua lutut nya mencium aspal parkiran. "Aww, sakit."
Orang yang menubruk nya hanya melihat sekilas tanpa perduli sama sekali, ia malah terus berlari, hingga kaki nya tersandung oleh kaki seseorang yang menghalangi jalan nya. Ia terjatuh dengan posisi tengkurap.
"Anjing, kaki lo i...,"ucapan nya terhenti, ketika ia berdiri dan mata nya melihat ternyata Rangga lah yang membuat kaki nya tersandung."Ra-Rangga."lelaki itu berucap gagap. Ketakutan.
Rangga berdecak sinis."Nggak apa-apa ngomong kasar sama gue, toh bener kata lo kalau kelakuan gue, emang kaya hewan."Rangga tersenyum miring, menatap tajam lelaki yang ada di hadapan nya ini. Ia berdesis sinis.
"LO TOLOL ATAU GIMANA?!!"
"BERANI BANGET LO!!"
"NYAKITIN APRIL SAMA AJA LO UDAH BIKIN MASALAH SAMA GUE!!"
"SETAN!!"
Bugh
Pukulan Rangga telak itu tepat mengenai wajah lelaki yang tadi menubruk bahu April. Lelaki itu tersungkur ke aspal. Ia memegangi pipi nya yang terasa ngilu.
April yang melihat itu langsung berdiri, berjalan dengan kaki yang ia tarik sebelah, mencoba menahan rasa sakit yang ia rasa di lutut nya.
Rangga tersenyum miring."Bocah, minta maaf sama pacar gue, sekarang."
Laki-laki itu malah diam, tapi mata nya terus melihat ke bawah. Ia menunduk, kerap kali ia memejamkan mata nya takut.
"Rangga, udah Ga, biarin aja."April datang dengan meringis- ringis perih, sesekali ia memejamkan mata nya erat agar rasa perih tak menjalar di lutut nya.
Rangga menarik kerah lelaki itu menatap nya dengan sorot tajam."Minta maaf atau..."Rangga menggantungkan kalimat nya."Atau lo jalan jongkok dari sini sampai gerbang."
Lelaki itu mendongkak ia memilih mengangguk cepat. Melihat April yang malah tersenyum ke arah nya."April, maafin gue, gue beneran nggak sengaja, tadi."lelaki itu tersenyum tipis.
"A—"
"Eh modus ya lo, jangan senyum kaya gitu sama pacar gue. Sebagai hukuman jalan jongkok sekarang,"perintah Rangga sambil bertolak pinggang.
"Ga, ak—"
"Diem dulu ya sayang,"ucap Rangga pada April, ia tersenyum manis menenangkan.
"Sekarang?"tanya laki-laki itu lagi.
Rangga mengusap wajah nya."Nggak, entar aja tahun depan."
"Oh yaudah, gue dul—"
"YA SEKARANG LAH BEGO!!"
Lelaki itu langsung tersentak, lalu berjongkok ia menatap Rangga takut-takut. Rangga benar-benar menakutkan, sungguh jika dipilihkan pada dua pilihan, bertemu dengan Rangga atau menyapu seluruh lantai koridor sekolah. Ia akan lebih memilih opsi kedua. Lebih aman.
Saat hendak berjalan, suara Rangga kembali mengintrupsi dirinya.
"Jalan ngesot aja kaya nya lebih lucu deh."Rangga mengusap rahang tegas nya. "Jalan ngesot aja deh ya."
April menyikut perut Rangga."Rangga."bisik nya nya penuh penekanan.
Rangga terkekeh."Maaf sayang." Rangga kembali menatap lelaki itu tajam."Cepet jalan jongkok."
"I-Iya, oke."
🌜🌜🌜🌜
Ayoo siapa yang nunggu mereka. Suka nggak sama April dan Rangga?
Vote and comment ya.
Aku cintah kalian.🌻🌻🌻🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
Rangga&April (COMPLETED)
Teen Fiction(USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!) Ini kisah sepasang kekasih yang sudah menjalin hubungan selama bertahun-tahun. Rangga dan April. Awal nya semua nampak baik-baik saja,hingga April mulai lelah karena terus dibohongi oleh Rangga. *** "Rangga...