Mess

121 11 1
                                    

Setelah kejadian itu Michiyo merasa bersalah karena sudah menusuk senpainya sendiri, hingga dia tidak berani menemuinya bahkan sampai menghindarinya. Hal ini Michiyo lakukan karena Takut identitas dirinya ketahuan.

Michiyo berusaha melupakan semuanya dengan bekerja di perusahaan milik ayahnya yang berbasis Entertainment, dia ditugaskan menjadi pengamat di perusahaan dan dengan pekerjaan itu dia mulai melupakan penyesalannya terhadap Senpainya.

Setelah enam tahun lamanya mereka tidak bertemu. Michiyo memutuskan untuk bekerja disebuah tempat yang orang sebut CCG. Dia bekerja sebagai seorang agen mata-mata yang dikirim oleh pemerintah untuk menilai kinerja CCG, dia bekerja di bagian investigator kelas rendah agar tidak terlihat mencolok.

Meski disebut investigator, dia belum pernah sekalipun membunuh Ghoul. Justru dia menyelamatkan Ghoul tak bersalah dari kejaran para investigator yang lain, sejauh ini kelakuannya ini belum ketahuan oleh investigator manapun karena keahliannya menyamar membuat pemerintah sangat puas dengan kinerjanya.

Selama berada di CCG dia sering melihat Ghoul yang tak bersalah menjadi korban dari kejaran manusia meskipun dia tidak bisa diam saja dia juga sadar betul jika dia mendengarkan isi hatinya. Selama pertarungannya melawan Ghoul dia tidak pernah menggunakan quinque, dia menggunakan senjata andalannya jarum sihir kuno agar para Ghoul tidak mati tapi pingsan selama seharian penuh.

"Hei, investigator Michi! Kau disuruh menghadap investigator first class Sasaki Haise"

"Kenapa aku?"

"Entah? Dia bilang ada hubungannya dengan kinerjamu?"

"Duluan yak!"

Dalam perjalanan menuju ruangan Investigator first class Sasaki Haise dia sudah memiliki firasat buruk entah itu tentang kinerjanya atau hal lain. Sesampainya di ruang investigator first class Sasaki Haise orang yang memanggilnya mempersilahkan Michiyo duduk di sofa, namun saat Michiyo melihat kearah investigator itu dia merasa kalau wajahnya sangat mirip dengan orang yang selama ini dia lupakan.

"Ehem, jadi aku memanggilmu kemari karena dari grafik kinerjamu aku melihat kau adalah orang yang kuat dengan melihat prestasi-prestasi mu, tapi kenapa kamu tidak menerima kenaikan pangkat?"

"Ah itu... Aku sangat menikmati pekerjaan jadi tidak masalah naik pangkat atau tidak."

"Begitu rupanya, kalau begitu aku punya sebuah tugas resmi untukmu!"

"?"

"Aku menugaskan mu memantau quinx dan buat laporannya, beritahu aku jika ada gerak-gerik mereka yang aneh!"

"Heee?!! K―kenapa aku?"

"Kenapa ya? Karena kinerjamu memang bagus dan tidak ada masalah sedikitpun dan lagi tetua merekomendasikan dirimu..."

Mendengar jawaban dari atasannya membuat dirinya serasa tersambar petir, jika mengingat dirinya sudah susah payah agar tidak terlihat mencolok tapi ternyata grafik kinerjanya sangat bagus dan tidak ada satu kesalahan pun. Dirinya sedikit frustasi karena semua hasil kerja kerasnya akan dalam bahaya jika berada di dekat investigator first class Sasaki Haise.

"Jadi mulai besok kau akan tinggal bersamaku dan quinx, aku akan menjemputmu di depan apartemen mu."kemudian menyesap kopinya

"Maaf, pak. Tapi saya tinggal di rumah saya sendiri bukan di apartemen..."

Investigator first class Sasaki Haise yang mendengarnya langsung terbatuk-batuk karena mengingat bahwa dirinya saja masih tinggal dirumahnya yang diberikan oleh CCG tapi bawahannya ini bahkan pangkatnya aja dibawah dirinya punya rumah sendiri.

"Kalau begitu dimana alamat rumahmu?"

"Comp. Luxury Recidence Suit no.105 dekat danau dan taman"

Kali ini Haise terbatuk-batuk dengan lebih parah setelah mendengar alamat rumah bawahannya itu karena pasalnya komplek perumahan yang baru Michiyo sebutkan adalah perumahan kelas atas yang hanya bisa dihuni oleh orang kelas atasan. Seperti CEO perusahaan terkemuka dunia, ilmuan, artis papan atas, Mentri, dan bawahannya.

Haise semakin bingung dengan profil dari bawahannya yang satu ini, karena dari data yang dia dapatkan. Bawahannya ini adalah anak dari seorang pemilik butik baju kecil sedangkan ayahnya adalah seorang guru, jadi mana mungkin dia tinggal di perumahan.

Michiyo yang tidak tahu alasan atasannya terbatuk-batuk menjadi sedikit bingung, kemudian atasannya ini memintanya sudah siap pukul sembilan. Lalu Michiyo diperbolehkan keluar ruangannya.

Keesokan paginya Michiyo sudah siap-siap untuk berangkat, saat jam sembilan mobil yang dikendarai oleh Haise dan skuadnya sudah menunggu. Sebelum itu Michiyo berpamitan terlebih dahulu pada kedua orangtuanya dan juga ketiga adiknya dan kakak laki-lakinya.

"Kaka pergi dulu ya!"

"Tapi kak, nanti kita kalau mau main sama Kaka gimana?"

"Nanti Kaka sering-sering pulang kerumah! Yak?"

"Tapi Rafael bakal kangen sama kakak!"

"Felix juga! Kangen belajar bareng kakak!"

"Mili juga kangen jalan-jalan sama Kaka!"

"Nanti kakak balik tiap Minggu oke? Nah nanti kita bisa main sama-sama!"

Ketiga adiknya begitu tidak rela kakaknya pergi dari rumah untuk pekerjaan, tapi akhirnya mereka hanya bisa pasrah dan berharap kakaknya segera menyelesaikan pekerjaannya. Mereka bertiga bahkan sampai mengantarkan kakaknya sampai di mobil, kemudian adik keduanya berkata pada Haise.

"Kakak! Tolong jaga kakak kami! Kalau terjadi sesuatu pada kakak kami... Felix tidak akan memaafkan Kaka!"

Note :
Ini bonus ya gaisss, mumpung senggang.

Kaneki : lah gua ketusuk skill dewi

Michiyo : kok gitu sihhh thorr!!

Para Ghoul : ANJEERRRR KLOO GITU KEBURU MATIILAAHH KITAAA!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

This FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang