22

143 13 0
                                    

Kini wajah Rio terdapat banyak luka luka.Raut wajahnya masih terlihat marah kepada preman preman tadi.

Nisa mengambil kotak obat P3K kemudian membukanya.Perlahan ia membersihkan dan mengoleskan obat merah pada luka Rio.Entah mengapa ia teringat Pada Ihsan pada pertemuan lalu,saat ia mengobati luka Ihsan.

"Harusnya kak Rio tidak memukul preman itu,jadinya muka kakak luka."ucap Qima.

"Memang harusnya begitu.Mereka tidak pantas memalak anak anak jalanan.Sepantasnya merekalah yang melindungi anak anak itu."

"Jika ingin menjadi preman,jadilah preman yang disegani masyarakat dan bukannya ditakuti masyarakat."lanjut Rio jelas.

"Ozy rasa bukan hanya itu alasannya.Preman itu menatap kak Nisa,makanya kak Rio memukulnya."ujar Ozy tersenyum kearah kakaknya,Qima.

Mendengar kebenaran dari bibir Ozy,sontak Rio menatap mata Nisa yang kini mengobati lukanya.Tatapan itu membuat tangan Nisa berhenti,ia memberikan plaster kemudian segera menutup kotak obat.

"Akh.Jangan jangan kak Rio suka dengan kak Nisa."ujar Qima lagi membuat keduanya merasa tidak nyaman.

Nisa menghadapkan wajahnya ke kaca mobil sedangkan Rio mulai menyalakan mobilnya,menelusuri jalanan pulang kerumah.

Sepanjang perjalanan Rio beberapa kali melirik Nisa yang sedari tadi duduk disampingnya sedangkan Nisa masih saja melihat kearah kaca mobil,disebelahnya.

Sesampainya didepan rumah,mereka melihat mobil putih terparkir dihalaman.Mobil itu tidak pernah dilihat mereka sebelumnya.Nisa menggandeng sebelah tangan Ozy,nampak mereka berdua bersanda gurau.

Sudah biasa jika Nisa menggandeng Ozy karena Ozy pun selalu bermanja dengan kakak kakaknya,terlebih lagi dengan Nisa.Wajar,anak laki laki satu satunya.

"Assalamualaikum."ucap Rio beberapa kali kemudian masuk kedalam.

"Sunyi."ujar Qima.

"Tidak mungkin kalau Abi dan Umi keluar,kalau iya pasti sudah memberi kabar.Lagian sepatu sepatu tamu ada diluar."ucap Nisa.

Mereka langsung kelantai atas tepatnya kekamar masing masing kecuali Qima yang sekarang pergi keruang tamu untuk mengambil bukunya.

Tak sengaja Umi melihat dirinya.

"Qima."sahut uminya.Jelas saja ia harus datang kesana.

"Iya Umi."ucapnya.Sekarang semua mata mengarah menuju padanya dan terpaksa baginya untuk tersenyum manis kepada semua yang ada disana.

"Wah wah,adiknya saja cantik apalagi kakaknya."bisik Rifa pada kakaknya,Ihsan.

"Umi minta tolong,suruh kak Nisa datang kemari."ucap Uminya.

"Baik Umi."jawabnya singkat.

Huh,sangat malu baginya menjadi sorotan sesaat,apalagi ia terpaksa tersenyum dengan orang yang belum dikenalnya.

"Dia tersenyum melihatku."ujar Qima dalam hatinya setelah melihat anak perempuan yang terlihat seusianya sembari berjalan menaiki anak tangga.

Qima mengetuk pintu kakaknya beberapa kali sampai Nisa keluar dari kamarnya.

"Woahh.Tamunya Abi ganteng banget,seimbang sama oppa oppa korea."

"Jadi,kamu kesini cuma mau bilang itu.Kalau gitu,kakak ajak kamu nonton TV aja,biar lama liat oppanya."ucap Nisa tersenyum.

"Akh,bukan.Umi bilang,kakak keruang tamu sekarang."

"Ngapain ?,jika hanya membuat minuman kakak bisa sih,tapi tidak seenak buatan Umi."

"Kurang tau kak."ucap Qima kemudian Nisa turun kebawah.

Sebelum Qima pergi,Rio bertanya siapa tamu Abi dan Umi.Qima hanya menjawab bahwa dia kurang tau mengenai tamu ayahnya.

"Yang jelas,tamu Abi seperti kakak.Oppa oppa korea."ucapnya tersenyum.

                   #####

"Umi memanggil Nisa."ucap Nisa setelah sampai dan berdiri disebelah Uminya.

Sedikit pun ia tidak melirik tamu tamu Abinya,karena menurutnya itu bukanlah hal penting untuk kita harus mencampuri urusan orang tua.

"Duduklah Nisa."ujar Abinya.Dari itu ia mulai melihat orang orang yang duduk didepannya,Dan yang pertama dilihatnya adalah wajah Ihsan.
       

                        #####

Waduh waduh,gimana ini?Lamarannya diterima nggak?

Jangan lupa vote,coment and follow me.

Karena Allah(IMM)[SELESAI]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang