👧Prolog👧

9 4 4
                                    

Seperti biasa aku membuat masalah untuk kesekian kalinya di masa SMA ini. Pada dasarnya aku gadis yang baik, but... aku dipaksa membuat masalah hanya karena sepucuk surat tiap minggunya. Aku sendiri sudah muak dengan itu semua, cokelat berbentuk hati, amplop pink dengan cap bibir di pojok bawah kanan, bahkan lebih gila lagi ada yang menyuruhku untuk memberikan "permen"—Do you know what I mean?, aku gatau lagi apa isi otak mereka. Hampir setahun aku melakukan ini, itu artinya aku harus siap melihat penuhnya catatan kenakalanku di rapor sekolah. Aku sudah memprediksi semua itu, paling-paling aku di DO. Masa SMA ku berantakan hanya karena cewek-cewek kecentilan itu yang terus memaksaku berbuat onar, jika aku menolaknya maka habis sudah aku dibully mereka.

Aku sekolah di SMA khusus perempuan, selama tiga tahun aku bersekolah di sana dan pihak sekolah juga mewajibkan siswinya untuk tinggal di asrama selama masa sekolah. Itu sih ga masalah, aku hanya tinggal untuk beberapa tahun, jika aku merindukan ayah dan ibuku aku bisa menjumpainya disetiap libur sekolah. Masalahnya, sekolah kami bersebelahan dengan SMA Dave yang isinya cowok semua juga asrama yang berseberangan. SMA ku dan SMA sebelah masih satu yayasan sehingga memiliki kebijakan yang sama, alhasil setiap ulang tahun sekolah diadakan festival untuk mengembangkan kreativitas siswa sekaligus ajang bermodus ria bagi para cewek.

Tugasku memuncak ketika menjelang festival bahkan beberapa hari setelahnya, banyak hadiah yang harus kukirimkan ke tetangga sebelah.

Akhir pekanku selalu tersita, layaknya kurir aku membawa beberapa box berisi hadiah untuk dikirimkan ke asrama pria. Kupakai topi beserta masker agar identitasku tak terbongkar ketika pergi kesana.

"heh Vio! Lo simpen hadiah hadiah itu di Cs ya! Jangan dikasih ke satpam! Apa lagi ini! lo langsung kasih ke orangnya ya?! Ngerti?!" Sembari menunjukkan tote bag pink bermotif bunga yang ditujukan untuk Zion.

"Hmm.." emang gila yah mereka, untuk tiba di lokasinya saja sudah membuat tubuhku lemas apalagi memberikannya langsung¿ Inginku berteriak tepat di telinganya!! Woy!! Lo aja sendiri!

Pagi ini, matahari enggan memancarkan sinarnya membuat langkahku malas dibuatnya. Kutelusuri jalanan berbata merah yang tersusun rapi ditambah dengan deretan mawar yang mekar sempurna di tepi jalan. Terlihat bangunan besar nan megah di ujung jalan berbata ini, hingga akhirnya aku tiba di depan gerbang hitam yang dingin. Perlahan kubuka gerbang itu, suasananya sangat berbeda dengan asrama kami, di sini sepi dan suram, mungkin mereka lebih senang beraktivitas di dalam ruangan ketimbang kami yang menghabiskan waktu di luar ruangan.

Tumben di mana pak satpam? Biasanya dia langsung menghadangku dan mengambil seluruh hadiah yang ku bawa ini, emang sudah seharusnya aku memasuki gedung itu.

Ini kali pertamaku memasuki asrama pria, walaupun aku sering kemari but.. hanya sampai gerbangnya saja.
Tiba di CS, ku tanya seorang penjaga disana.

"Permisi pak, kenapa di gerbang gak ada satpam ya?" Sembari memberatkan suaraku agar menyerupai pria.

"Oh.. lagi patroli kali" jawabnya tak masuk akal, kalau patroli setidaknya ada satu yang menjaga gerbang.

"Ok, ini ada titipan tolong dikasihin ya pak ke mereka, oh ya! Apa bapak tau kamarnya Zion kelas 1-3? Saya disuruh pengirimnya buat ngasih langsung katanya"

"Sebentar... 101-A, tapi sepertinya lagi ga ada dikamarnya deh"

"Biasanya dia dimana?"
Misi yang menjengkelkan, mending kalo dibayar!!

"Kalo pagi sih dia biasanya berenang, saya anter deh"

"Ok THX pak!" Ups! aku lupa memberatkan suaraku.
Penjaga hanya berhenti sejenak lalu meneruskan langkahnya.

"Huh.."

Tibalah aku di kolam renang yang luas nan megah, gak adil kenapa asrama cewek gak ada kolam renang!

"Tuh yang lagi berenang, den.. ini ada tamu" berteriak memanggil seseorang yang sedang berenang Gaya kupu-kupu itu.

"Ok THX" Kali ini ku beratkan suaraku.

Ku diam sejenak, terpukau dengan ketampanannya.. aneh padahal aku sudah sering melihatnya, dia pria yang paling banyak mendapatkan hadiah dari para wanita di sekolah. Dengan kerennya, dia mengangkat tubuhnya keluar dari kolam renang.

Sungguh pemandangan yang indah.

Dia berjalan mengambil handuk lalu mengeringkan tubuhnya kemudian melangkah mendekatiku. Huh! Ujian yang sangat berat!

"Ada apa?" Suara beratnya membuatku semakin terpana. Auto lebay :(

"Hmm.. ini ada titipan, biasa dari SMA sebelah"

Kenapa jadi gugup gini sih? Biasanya juga ngga-- kalo disekolah.. mungkin karena kita hanya berdua di sini?

"Oh simpen aja di meja" menunjuk meja kecil diujung sana—bilang aja kalo mau ngerjain -.-

"Okay.." aku pun berbalik, berjalan mendekati meja putih itu.

"Wait!" Aku terkejut karena dia tiba tiba membuka topiku—mampus loo Vio!

"Ap-apaan sih!" Mencoba meraih topi yang ada di genggamannya.

Gak nyampe lagi!

"Lo cewek? Udah gue duga sih.."

"..."

👧👧👧👧👧👧👧👧👧👧👧👧👧👧

Please vote n comment!! Thanks to support me!!😄😄

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pretty BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang