Sudah seminggu sejak Juri berdiam diri dirumah untuk melupakan apa yang terjadi seminggu yang lalu. Dia memutuskan untuk pergi ke sekolah lagi. Hari, Mei, Tsuna serta rombongannya khawatir walaupun Juri memaksakan diri.
Mungkin tidak ada jalan masa depan diantara dia dan Hibari, sang prefek iblis yang berada di Namimori. Dia berangkat sendirian dan melihat keindahan bunga sakura yang mulai gugur. Musim gugur telah tiba. Sudah saatnya melupakan apa yang pernah di rasa.
"Terkadang semua ini membuatku terlihat bodoh." ucapnya dalam hati sambil menangis.
Dia menangis sendirian disana. Setelah sejam, melihat jam tangan sudah menunjukkan kalau gerbang akan ditutup. Dia buru-buru berlari dam melompat ke gerbang yang baru di tutup Kusakabe, wakil dari komite kedisplinan.
Kusakabe yang sedang berpatroli sedang asyiknya menutup pintu dan melihat gadis ikal berambut pirang melompat dan berhasil melewatinya. Dia mangap. Kaget melihat adegan itu. Untungnya, dia tidak lihat bawahnya.
"Juri-san, tolong jangan buat orang kaget dong. Jantungku hampir copot lho." Kusakabe mencoba menenangkan diri.
"Maaf.. Maaf.. Aku tidak sengaja, habisnya gerbangnya ditutup. Aku kesiangan jadi aku buru-buru deh." balas Juri melambaikan tangan dan tersenyum.
"Ya, kan kamu bisa minta aku buka gerbang. Susah amat tinggal minta." Kusakabe menghela nafas.
"Kalau kau melakukan itu, itu sama saja melanggar aturan. Jadi, jangan ya." ucap Juri memperingatkan tentang displin sekolah.
Diarah lain, Sang prefek Namimori sedang berjalan berpatroli disekitar lapangan, ia kaget melihat wanita itu lagi.
Dia mendengar pembicaraan mereka dengan seksama. Serasa melihat wanita itu, ia mengingat lagi tentang deklarasinya. Karnivora tidak pernah memikirkan tersebut. Katanya. Pria berambut hitam ini akhirnya mendekati kedua orang yang sedang bergerombolan.
"Oh, kukira ada apa. Ternyata ini kerjaanmu? Bukannya patroli harian malah ngobrol kerjaanya." ucap Kyoya.
"Ah, ketua. Tidak! Tolong jangan salah paham dulu!" Kusakabe langsung tegang dan ketakutan.
Juri yang melihat keduanya sedang adu tatapan mulai kabur dari tkp karena takut bertemu dengan Kyoya. Dia lari dan pergi ke ruangan OSIS untuk menenangkan diri. Masa bodo sama aturan sekolah. Seperti Kyoya, dia juga memainkan haknya sebagai ketua OSIS.
Lah, kenapa bisa ketemu dia lagi sih? Kena kutukan apa lagi?! Juri membantingkan kepalanya ke meja berkali-kali. Diluar Hari mendengar dentuman keras dan menoleh sedikit untuk melihat. Wanita berambut ungu itu menghela nafas sama tingkah lakunya. Gokudera yang lagi cari angin lewat didepan ruangan OSIS.
"Wanita, lo ngapain nangkring disitu?" balas Gokudera.
"Sst. Diem ah lo! Ngapain lo diluar kelas? Bukannya masih belajar ya? Tolong ya, ngomong dijaga, gue senior lu." Hari berkata.
"Che. Bentar lagi kan juga bel kelas. Tuh kan. Gue bilang apa. Itu cewek didalem masih galau ama Hibari? Ya Tuhan! Kalau gue jadi die, gue langsung bom dia kali!" seru Gokudera kesel.
"Apa? Lo kira lo siape? Gue tau Hibari itu lebih kuat daripada lo, manusia gurita. Sok pedean lo jadi tangan kanan!" sontak Hari yang mau defend temen baiknya.
"Ape lo bilang? Lo boleh ngomong jelek tentang gue. Tapi bukan profesi gue sama juudaime!"
Tsuna dan Yamamoto sedang berjalan menuju kantin mereka khawatir kemana Gokudera pergi. Ada suara di ujung sana. Tsuna yakin itu Gokudera. Tsuna kaget, dia lagi main adu tatapan sama Natari-san. Dia mengigit jari, dia harus hentikan ini sebelum Hibari datang! Panik terdeteksi.
Juri yang sedang mengusap jidatnya yang memerah sedari tadi melihat ada yang ribut didepan pintu ruangannya, dia hiraukan, tapi berisik banget dan ngomong ga pake etika. Sudah tau ini sekolahan! Dasar anak kurang ajar semua!
"Woi, kalau berantem jangan depan ruangan gue napa! Sono dilapangan." Juri langsung ngomong tanpa pikir dan mendorong pintu mendapati Gokudera dan Hari yang bertengkar.
"Gokudera! Hentikan! Kamu ini kenapa? Tadi katanya mau ke toilet kan? Kenapa jadi berantem sama Natari-san?" tanya Tsuna.
"Bukan urusanmu!/Sok ikut campur!" seru keduanya yang langsung nyemprot ga mikir ulang.
Mereka terdiam dan kaget.
"Hoo. Udah berani ya?" jawab Juri tersenyum sinis.
"GOKUDERA!" teriak Tsuna.
Mereka terdiam seribu kata. Dengan canggung, mereka minta maaf ke atasan masing-masing sambil deathglare satu sama lain. Dari kejauhan, Kusakabe berlari dan melihat kerumuman yang berisik itu. Ingin meleraikan keduanya sebelum Hibari meng-kamikorosu mereka.
Kusakabe melihat orang-orang yang ia kenal. Tetapi, setelah itu dia merasa lega karena akhirnya mereka mulai bubar.
~POV Juri~
Aku tidak habis pikir, kenapa mereka bisa bertengkar? Mungkin karena elemen apinya hampir sama? Mungkin. Sejak kapan Hari bisa ngomong gaul gitu?Mending gausah dipikirin. Pikirin yang lain aja. Udah banyak masalah gue! Dia berdilema didalam hati. Tapi, akhirnya dia bisa perlahan melupakan Hibari.
Aku berjalan di lorong, melihat angin berhembus serasa menenangkan jiwa. Aku berharap masa ini bisa terus berlanjut. Aku harap itu. Tanpa sadar, aku berpapasan lagi dengan dia.
'SALAH APA GUE PAPASAN TERUS SAMA DIA? KUTUKAN APA INI?' batin Juri berteriak.
"Herbivora. Jalan liat-liat dulu." ucap Hibari.
"Oh, maaf Hibari-san. Aku tidak sengaja. Kalau begitu aku permisi dulu." Aku dengan sopan membungkuk dan meninggalkan dia disitu.
Berhasil. Aku berhasil kabur. Senangnya tiada tara. Hahaha. Aku berhasil move on! Mungkin.
~POV Hibari~
Hari hariku mulai membosankan selama seminggu ini. Tidak ada hal yang menyenangkan, kecuali keheningan dari sekolah ini. Sekolah yang akan kulindungi selamanya.Aku berjalan di lorong, aku mulai meresapi panorama musim gugur yang telah datang. Melihat ke seluruh kelas sampai bel istirahat berbunyi.
Dan saat itu lah, aku berpapasan lagi dengan dia. Sontak aku kaget. Ada apa denganku akhir-akhir ini? Aneh. Itu mah perasaan herbivora. Tidak cocok untuk karnivora sepertiku.!
"Herbivora. Jalan liat-liat dulu." ucapku tegas.
"Oh, maaf Hibari-san. Aku tidak sengaja. Kalau begitu aku permisi dulu." Wanita itu dengan sopan membungkuk dan meninggalkan aku disitu.
Aneh sekali, seperti tidak ada tanda kehidupan dimatanya. Aku berpikir ada yang salah. Perasaan ini tidak buruk juga. Aku tersenyum menyeringai dan berjalan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vongola's Lost Princess [OC x Hibari Kyoya] A KHR Fanfic [COMPLETED]
Fiksi PenggemarCerita yang difokuskan setelah Juri Sawada dilepaskan dari segel Zero Point Breakthough oleh Vongola Nono, Timeteo dan perjalanan cintanya dengan Kyoya Hibari. Pairing: Juri (OC) X Hibari Kyoya Freasha (OC) x Giotto Mei Li (OC) x Fon Hari Natari x...