PLAKK!
"WOI ASU LAH SAKIT BANGET, ANJENG!"
Cheo mengumpat kesal tepat setelah Ayla menamparnya. Ia mengutuk siapapun yang telah membuat skenario drama dengan adegan tampar-menampar yang akan mereka pentaskan minggu depan.
"Eh gila berbekas," kata Azra takjub.
Naisa meringis membayangkan bagaimana rasanya ditampar sekeras itu. "Gila lu ya, jangan beneran juga lah kasian,"
Sementara cewek yang menjadi pelaku utama tamparan tersebut hanya cengengesan seperti biasa tanpa merasa berdosa. "Emang kenceng banget?"
"Ayan!" Hardik Cheo menunjuk-menunjuk Ayla emosi sambil mengelus pipinya yang memerah sekaligus berbentuk telapak tangan, "lu nampol pake tenaga kuli tau gak?!"
"Ehehe, maapin."
"Gak!"
"Ya elah kikir amat si lu, tau gitu gua nggak bakal mau minta maaf,"
"Bodo amat gua juga nggak butuh maaf lu."
"Eh, songong banget lu!" Ayla maju dan melempar death glare-nya, disusul Cheo yang menggulung lengan bajunya dengan gerakan menantang.
"Bacot banget, anjir!" Naisa pusing menyaksikan pertengkaran mereka setiap harinya. "Saling baper baru tau rasa!"
"NAJIS!"
Ayla dan Cheo saling berpandangan ketika mereka mengucapkan satu kata yang sama di antara ribuan kata lainnya, Ayla auto membuang pandangan dan menggumamkan kata 'amit-amit', sedangkan Cheo mengetuk jarinya dari kepala ke meja.
"Udah lanjut dramanya, abis nampar Cheo, Ayla ngapain?"
"Ayla masuk ke scene gua sama Azra," jelas Naisa lalu mengambil posisi duduk di lantai dan bersandar pada meja diikuti Azra yang berlutut di sampingnya. "Mulai, ya."
Ayla mengangguk.
"Lu nggak pa-pa?" Tanya Azra memulai skenario.
Naisa mendongak dan untuk ke sekian kalinya tatapannya tertumbuk pada iris amber milik Azra yang membuat Naisa seketika melupakan teks-nya. Ia speechless. Azra selalu berhasil menenggelamkan Naisa dalam pesonanya.
"Woi tatap-tatapan mulu! Gua kapan masuknya, kampang?"
"E-eh," Naisa salting, ia menunduk dan menyembunyikan wajahnya yang memerah, Azra malah merasa senang digoda mereka.
"Lu jadi nyamuk doang apa gunanya," sahut Cheo lagi-lagi berusaha menyulut emosi Ayla.
"Sirik aja lu, jomblo!"
"Ngaca lu juga jomblo."
"Eh sorry aja gua nggak jomblo," jawab Ayla, cewek itu menjulurkan lidahnya meledek Cheo.
Cheo memutar bola matanya, "cewek sangar kayak lu mana bisa punya pacar."
Bertepatan dengan itu, ponsel Ayla bergetar dan wajahnya langsung berubah sumringah ketika ternyata ia mendapat panggilan video dari seseorang.
"Hai," Ayla tersenyum lebar di depan kamera dan melambaikan tangannya. "Miss me?"
"So much. Lagi sekolah?"
"Iya, muka aku gembel banget kalo lagi sekolah,"
Cowok di sebrang sana tertawa renyah, membuat Ayla menggaruk tengkuknya dan cengengesan, "tetep cantik, kok."
"Alah bisa aja, sperma kodok,"
"Astaga," cowok itu memasang ekspresi gemas. "Kangen banget deh pengen unyel-unyel kamu yang sampe sekarang masih nyolotin,"
KAMU SEDANG MEMBACA
IRRÉELS
Teen Fictionilusi; ketika sesuatu yang nyata menampar mereka dengan hal yang dianggap tabu. 48% based on true story Start: April 04th - 2019