Chapter 11 : Vampire and Phsyco

630 98 11
                                    

"Tidak apa-apa, semua akan normal kembali," kata salah satu petugas Apartmen.

Usai menyelesaikan pekerjaannya, beliau pamit undur diri untuk makan siang. Tentu saja, Nayeon beserta lainnya mengucapkan rasa terima kasih setelah lampu dorm telah diperbaiki seperti semula dan langit-langit sudah bersih dari berbagai macam noda tidak enak dipandang tadi.


Sebagai anggota tertua yang menggantikan tanggung jawab Jaebum di sini, Mark Tuan memijat pelipisnya dan berkacak pinggang. Masalah baru dimulai lagi, kedatangan Nayeon kali ini lebih dari masalah sebelumnya.

Ia jadi teringat perkataan Tiffanyㅡsebagai Nekromasi sekaligus melihat masa depan, kalau akan ada masa kegelapan sementara di bumi secepatnya. Jadi, inilah yang dimaksudnya?

Karena merasa tidak enak hati terhadap Youngjae yang notabenya manusia biasa, Yugyeom mengajaknya untuk membeli makanan ke tempat yang agak jauh agar baik para vampire dengan Nayeon bisa leluasa mengobrol tentang masaah tersebut.

"Gak masalah Youngjae keluar? Rasanya kek mengusirnya saja," kata Nayeon setelah pintu tertutup rapat. "Fine ㅡlet's talking about vampire, karena aku gak banyak tau tentang kalian selain dari Changmin."

"Changmin? Artis SM?" tanya Bambam.

"Iyalah ㅡmasa artis JYP," cibir Nayeon.

"Oke, akan kami ceritakan. Tapi berjanjilah kalau kamu gak bakal kaget, senam jantung, atau sejenisnya. Deal?" Jackson menatap kedua iris mata Nayeon, dan gadis itu bisa melihat kalau detail mata mereka semua berwarna merah.

Oh God, help Nayeon.
Gadis itu mengangguk dengan cepat, dia mengulumkan bibirnya dan menghembuskan napas pendek.

"Well, gak banyak yang tau manusia tentang vampire secara nyata. Kami hidup dengan pasokan darah seadanya ㅡmungkin saat ini semakin menipis. Menurut nenek moyang kami sebelum ada generasi baru vampire, ada dunia milik vampire itu sendiri dimana tanpa manusia ataupun makhluk lain, dan di sana kami akan abadi," jelas Jackson yang berkata tanpa terputus sekalipun atau terjeda sejenak.

"Sayangnya, kunci untuk mengembalikan kami adalah darah The Angley dan itu adalah kau. Masalah utamanya, kami kesulitan mencari The Angley satunya, dan ritual harus dilakukan saat gerhana matahari tiba," Mark membantu menjelaskan. Bibir Nayeon mengigit pelan, Apa harus aku mengatakan siapa Qian Kun? batinnya. "Cukup beresiko membakar kulit vampire, tetapi kami tidak punya banyak waktu. Gerhana matahari akan terjadi... Ah, satu minggu lagi."

"S-satu minggu?" Rahang gadis itu mengeras mendengarnya.

Bagaimana ini? Ia harus mengubah Jaemin menjadi manusia kembali kalau memang kecurigaannya terhadap adiknya adalah vampire terbukti atau ia rela menjadi vampire saja! Ya Tuhan, demi apapun, ia lebih menyayangi Jaemin daripada dirinya sendiri serta ia menyayangi kedua sahabatnya.

Belum lagi urusannya dengan Black Rose yang sangat tidak masuk akal, semua orang akan sengsara kalau dia mati. Oke ㅡsiapa kamu, Nayeon? Tapi hidupmu akan sia-sia kalau mati di tangan Phsycopath itu.

Nayeon menjatuhkan diri di atas sofa dengan mata yang berkaca-kaca. Kemudian, tatapannya yang semula menunduk kini berani mendongak Jackson, Mark, serta Bambam yang menatapnya dengan agak kasihan.

"B-bagaimana cara mengubah vampire menjadi manusia?" tanyanya yang terdengar sedikit gila di telinga ke-tiga vampire jantan di hadapannya itu.

Black Rose PsycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang