Ini bukan kisah si karet gelang.
Permen karet.
Atau bahkan sendal karet.
Ini hanya kisah singkat tentang 2 bocah laki-laki yang bersahabat.
Namanya Kim Hanbin, si bocah tampan berumur 9 tahun.
Lalu, Kim Jinhwan. Si bocah manis 8 tahun.
Kisah ini ada di pedesaan pulau Jeju.
Kisah 2 boocah yang menggilai karet gelang. Disetiap harinya, setelah pulang sekolah dijam 12, mereka selalu menyempatkan diri untuk membeli karet gelang di pasar pedesaan Jeju. Karet gelang warna-warni dan bersinar didalam kegelapan. Mereka biasa menyebutnya-
“Paman! Beli Rubber Band!” Hanbin kecil berkata dan mengulurkan uang 1.000 wonnya. Uang saku yang dia simpan hanya untuk membeli karet gelang. Pak Choi –si penjual- hanya bisa terkekeh dengan 2 bocah menggemaskan didepan lapaknya.
Karet gelangnya selalu saja dibeli Hanbin kecil dan Jinhwan kecil, tanpa ada costumer lain selain 2 bocah SD itu. “Yang warna-warni atau satu warna,” Tanya pak choi dan meraih uang Hanbin kecil.
“Kami ingin Rubber Band, bukan karet gelang!” Jinhwan kecil merengut dan berkacak pinggang.
“Mereka sama saja.” pak choi semakin menggoda 2 bocah bersahabat didepannya. Sebenarnya dia sudah tau dengan
permintaan Hanbin kecil dan Jinhwan kecil yang selalu saja membeli karet gelang padanya setiap hari.“Beda! Rubber Band kami warna-warni, bukan karet gelang yang hanya satu warna! Yakan, dek?” Hanbin kecil menoleh kearah Jinhwan, dan mendapat anggukan antusias dari sang sahabat.
“Iya! Sekarang berikan Rubber Band kami!” Jinhwan kecil mengulurkan tangannya dengan wajah kecut. Pak choi tertawa dengan sikap menggemaskan BinHwan. “Baiklah-baiklah. Ini Rubber Bandnya. 10 untuk abang Hanbin dan 10 untuk adek Jinan.”
~Seperti Rubber Band yang dipegang erat-erat. Kita sama-sama menggenggam satu sama lain.~
“Woah~” Jinhwan kecil bergumam dengan mata berbinar didepan pintu masuk rumah pohonnya bersama Hanbin kecil. Ya, rumah pohon. BinHwan kecil menemukan rumah pohon tak berpenghuni di bukit dekat rumah mereka. Rumah pohon yang kini mereka sulap menjadi tempat bermain mereka. Tempat tertawa dan menyalurkan segala kreatifitas yang ada dikepala. Rumah pohon yang sebelumnya kumuh dan jelek, kini BinHwan kecil sulap menjadi indah dan nyaman.
Orang tua mereka juga sudah terbiasa dengan keakraban anak-anak mereka. Terkadang, kedua orang tua BinHwan kecil juga tidak perlu mencari kemana 2 bocah menggemaskan itu berada. Jika tidak disalah satu rumah, pasti dirumah pohon. Tapi bukan berarti mereka tidak mengawasi BinHwan kecil, terkadang mereka juga datang untung menengok buah hati mereka.
Didalam sana, ada karpet tidak terpakai yang Jinhwan bawa dari rumah, ada bantal kecil juga, mainan dan yang paling utama adalah Rubber Band. Si karet gelang. Karet gelang warna-warni yang akan bersinar saat gelap. Kedua bocah yang memiliki imajinasi tinggi ini selalu menghasilkan karya yang terbuat dari karet gelang. Misalnya hiasan jendela dan pintu masuk rumah pohon. Karet gelang warna-warni itu akan mereka susun berantai dan digantungkan.
“Adek suka?” Hanbin kecil bertanya dan turun dari kursi yang dia gunakan pijakan untuk menggantungkan karet gelang ke pintu.
“Suka!” Jinhwan menjawab antusias, dia tersenyum dan membuat kedua pipinya terangkat dan membuat matanya terpejam.
“Abang juga suka~” tambah si kecil tampan dan tersenyum lebar.
“Adek punya sesuatu untuk abang,” Jinhwan kecil segera menarik Hanbin kecil kedalam rumah pohon. Mereka berdua duduk berhadapan dengan tas Jinhwan ditengah mereka.
“Ini!” Jinhwan kecil menyodorkan sebuah hiasan kearah sahabatnya. Hanya hiasan kaca yang didalamnya terdapat sebuah rumah mini. “Waaah~” kedua mata Hanbin kecil berbinar, tangan mungilnya meraih hadiah dari sahabatnya itu.
“Abang suka?”
“Eum! Tapi, abangkan nggak lagi ulang tahun dek~”
“Gwenchana. Ini hadiah buat abang karena udah jadi sahabat adek..” Jinhwan kecil tersenyum dengan semburat merah dikedua pipi chubbynya.
Hanbin kecil tertawa dan menarik tas birunya, “Abang juga punya sesuatu untuk adek.” Ucapnya dan mencari-cari barang yang dia maksud.
“Ah, ketemu! Ini, untuk adek~” Hanbin kecil menyodorkan kotak kecil kearah Jinhwan kecil.
“Adek buka ya bang?” Tanya si manis setelah menerimanya. Hanbin kecil mengangguk antusias.
Jinhwan kecil membuka kotak itu, kedua matanya langsung berbinar. “Abang..” gumamnya dan mengambil isi dari kotak didalam sana. “Ini Rubber Bandkan? Bagus sekali..”
“Iya. Tapi, itu yang paling bagus diantara Rubber Band lainnya. Ada gelang padatnya juga.” Hanbin kecil tersenyum dan menunjuk kearah rubber band yang dia berikan pada Jinhwan kecil. Ada gelang yang sama, hanya saja itu bukan karet.
“Gomawo.. Mereka lebih bercahaya daripada rubber band lainnya..” ucap Jinhwan kecil tulus, tangannya segera memakai 3 rubber band ke tangan kirinya.
Hanbin kecil tersenyum, “Khusus untuk adek, hadiah yang bersinar terang, untuk orang yang lebih bersianar. Abang sayang adek~”
+
"Bang, mau kemana?" Hanbin menghentikan sepeda kayuhnya yang akan dia bawa keluar pagar rumah. Si kecil menoleh, mendapati sang ibu yang tengah menyiram tanaman dijam 9 pagi. "Mau ke rumahnya adek Jinan, ma!"
"Ngapain kerumahnya adek Jinan, bang?" Tanya Hyekyung, mama Hanbin.
"Mau beli rubber band lagi ma, terus kerumah pohon. Abang pergi ya ma!"
"Bang, tunggu!" Hyekyung manggil lagi. Hanbin yang akan mengayuh sepeda berhenti, "Ada apa ma? Mau nitip buat tante Yuri?"
"Enggak bang. Mama cuma mau tanya. Emang abang nggak di kasih tau adek kalo keluarganya pindah jam 7 tadi?"
**
Lunatic udah Discontinued ya^^ Penggantinya Minta Di Ena-ena ini. Semoga suka~
Dan pengen kasih tau ke kalian kalo aku terinspirasi dari FF kak Ayi letbeyours, tpi lupa yang mana 😅
Xoxo