1🌻Posesif

805 25 7
                                    

🌻🌻🌻

"Jadi, dimana pacar lo?"

(Namakamu) menggigit permen tangkainya, lalu dia melirik seorang pria yang sedang menatapnya tajam dengan santai. "Nggak tau," (Namakamu) menangkup wajahnya, "Nggak ada ngabarin."

"Bohong banget ada cowok yang nggak ngabarin pacarnya."

"Emangnya lo kira Iqbaal itu kayak cowok alay jaman now, yang bakal ngabarin kemanapun dia pergi," (Namakamu) menguap, "Hell, ya enggak lah!" (Namakamu) tersenyum, "Pacar gue mah beda dari yang lain."

"Lo seharusnya nggak pacaran sama dia!"

"Bastian, ketua OSIS yang terhormat," (Namakamu) menatap Bastian, "Kalau gue nggak pacaran sama Iqbaal, gue harus pacaran sama siapa lagi dong?"

"Kayak nggak ada yang mau sama lo aja!" Bastian menghela, lalu dia duduk di bangku berhadapan dengan (Namakamu). "Lo tau nggak sih, lo itu udah bikin rusuh satu SMA. Mereka minta ke kepala sekolah buat DO elo!"

"Tau," (Namakamu) memejamkan matanya karena mengantuk, "Terus nggak bisa, kan? Karena bokap gue adalah donatur sekolah."

Bastian diam saja, karena jawaban (Namakamu) benar adanya. Jadi, dia memutuskan untuk berdehem dan merubah tatapan matanya menjadi jauh lebih lembut.

"(Namakamu)." Panggilannya.

"Apa?" Tanya (Namakamu).

"Putus dengan Iqbaal," Kata Bastian, "Dia makin nambah pengaruh buruk buat hidup lo."

Hening beberapa menit. Tak lama terdengar bunyi retak dari mulut (Namakamu), rupanya dia menggigit permennya. "Nggak mau."

"Kenapa?"

"Karena ... Alasan putusnya nggak bener," (Namakamu) bangkit, "Gue hanya akan putus dengan Iqbaal, kalau dia ngelakuin dua hal. Yang pertama, dia memang mau putus. Atau yang terakhir, dia itu homo."

Bastian ikut bangkit, "Tapi, (Namakamu)-"

"Keputusan gue mutlak!" (Namakamu) menatap tajam Bastian, "Mau lo ketua OSIS, presiden, bahkan orang tua gue sekalipun. Nggak ada satupun yang bisa ganggu keputusan gue!"

Bastian menatap kepergian (Namakamu), dia lalu menghela dan mencoret tanggal hari ini.

Sudah 173 hari Bastian mencoba, tapi tak seharipun dia mampu merubah sifat (Namakamu) yang sepertinya sudah permanen sekali.

🌛

"Dia yang terakhir?" Iqbaal memiringkan kepalanya menatap sekitar 18 laki-laki yang sudah terkapar didepannya.

"Iya," Kevin mengangguk, "Dia yang terakhir dari cabang geng SMA Jaya."

"Masih cabang?" Iqbaal menaruh kedua tangannya dimasing-masing saku celananya, "Gila, ada berapa cabang itu geng?"

"3 cabang kecil, 2 cabang sedang, dan 1 bagian utama," Kevin berjongkok, "Benar, kan?" Tanyanya pada seorang pria yang setengah sadar.

"Be-benar."

"Begitu, ya?" Iqbaal mengangguk, "Siapa ketua gengnya?" Tanya Iqbaal.

"Agus, Agus apa gitu ... Lupa."

"Ohh."

Kevin menatap Iqbaal, "Lo mau kemana?" Tanya Kevin saat melihat Iqbaal mulai berlalu.

Iqbaal menatap Kevin, "Mau kemana lagi? Sekolah dong."

"Loh," Kevin menyerit, "Tapi kan, ini udah jam 1 siang loh. Bentar lagi juga pulang, kan?"

"Tau kok," Iqbaal tersenyum, "Tapi, ketua OSIS bangsat itu lagi berusaha bujuk pacar gue buat mutusin gue."

"(Namakamu) dari geng cewek SMA elo, ya?"

"Iya."

"Gila, kok bisa ya dia mau sama lo?"

Iqbaal menghentikan langkahnya, dia lalu menarik dagu Kevin. "Bahkan gue bisa bikin cowok suka sama gue."

Kevin menaruh telapak tangannya diwajah Iqbaal, "Jijik bangsat!"

Iqbaal tertawa, "Vin, kok lo tadi cuman nyuruh gue doang buat ngehajar ini bocah-bocah. Padahal lo bisa nyuruh Aldi aja."

"Aldi mah nggak bisa."

"Kenapa?"

Kevin menyerit, "Lo nggak tau, kalau misalnya Aldi masuk penjara gara-gara ketangkap pas tawuran?"

Iqbaal membulatkan matanya, "Ketangkep? Gila aja lo! Nggak mungkinlah Aldi ketangkap."

"Gue aja kaget," Kevin terkekeh, "Dia udah tau polisi udah dekat, tapi dia tetap ngehajar musuhnya yang udah pingsan."

"Jangan-jangan, musuhnya itu ..."

"Iya, Karel. Cowok yang tidurin pacarnya," Kevin mengangkat bahunya, "Tenang aja, paling 3-5 hari lagi dia juga keluar dari penjara. Kan, bokapnya anggota DPR."

"Bangsat, gila benar."

Kevin menepuk bahu Iqbaal, "Kalau gitu gue cabut luan, ya. Lo mau balik ke sekolah, kan?"

"Lo ke basecamp, kan?" Tanya Iqbaal.

Kevin mengangguk, "Yep."

"OK, malam gue kesana."

🌙

"Pacarrr!"

(Namakamu) hafal siapa pemilik suara ini, dia memutarkan kepalanya dan menatap Iqbaal yang sedang tersenyum lebar.

"Peluk rindu sini!" Kata Iqbaal sambil merentangkan kedua tangannya.

"Ogah." Tolak (Namakamu).

Iqbaal cemberut, kecewa karena (Namakamu) menolak memeluknya. "Kok ogah?"

"Tangan lo," (Namakamu) menatap kedua tangan Iqbaal yang dia sembunyikan didalam saku celananya, "Pasti terluka lagi, kan? Obatin dulu sana, baru boleh peluk."

"Tau aja." Iqbaal nyengir, lalu duduk disamping (Namakamu).

"Tumben sendiri aja, anggota geng elo mana?" Iqbaal menatap ke kanan dan ke kirinya.

"Mereka gue tugasin sesuatu," (Namakamu) mengambil kotak rokok dari saku celananya, "Jadi, gue sendiri aja disini."

Iqbaal merebut kotak rokok tersebut, "Oh," Lalu dia menyimpannya didalam saku bajunya. "Tugasin apa emang?" Dan menyodorkan beberapa permen tangkai.

(Namakamu) menerima permen tersebut, "Ngebully Adek kelas yang namanya Lia." Jawabnya.

Iqbaal menyerit, "Lia," Dia lantas melotot, "Lia yang kemarin nembak gue itu?"

"Hm."

Iqbaal menggelengkan kepalanya, "Ya ampun, pacar. Lo tuh ya—" Iqbaal tersenyum, "Kereeen banget! Kenapa nggak di buat masuk RS aja?"

"Maunya gitu, tapi gue kasih kesempatan aja. Kan, dia nggak nyentuh elo."

Iqbaal menempelkan pipinya pada pipi (Namakamu), "Dasar posesif."

"Cuman menjaga aja." Jawab (Namakamu) datar.

                                🌻🌻🌻

Jadi, aku nggak mau buru-buru ngeluarin karakter di cerita ini. Paling satu part satu, atau dua part satu orang. Bahkan lebih, tergantung.

Apa sampai disini kalian udah paham karakter masing-masing tokoh?

Kesan part pertama seperti apa?

Maaf ya kemarin itu belum sempet selesai udah ke publish, jadi yang udah baca, baca ulang ya🙏maaf bgt soal nya kemarin tiba² HP nya eror

Bad Couple❌IDR{17+}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang