TAKE 4: Step by Step
Riley (POV)
Pukul sepuluh pagi dan aku sudah bersiap-siap untuk pulang. Hari ini aku tak memiliki semangat untuk bekerja, dan kalian pasti tahu siapa yang membuat keadaanku seburuk ini. The most famous dumbass in the city, Josh Wilford.
Argh, terkutuklah makhluk satu itu!
Aku membanting kertas-kertas kosong yang awalnya hendak kugunakan untuk menulis ide. Sebenarnya aku sedikit memaksakan diri meskipun aku luar biasa kesal. Yah, tuntutan pekerjaan, begitulah.
Kudengar pintu diketuk dengan halus. Karena aku satu-satunya orang yang berada di dalam ruangan dan mengunci pintu dari dalam, dengan berat hati aku beranjak dan hendak membukakan pintu, sebelum…
“Hei, aku mau minta maaf!”
… mendengar suara makhluk bedebah satu itu. Hah, aku segera berbalik dengan malas dan memilih duduk kembali.
“Hei! Aku tahu kau di dalam sana!”
Josh benar-benar berisik. Apakah dia tidak tahu kalau orang yang sedang bad mood itu seharusnya dibiarkan dulu, bukannya diteror seperti ini? Aku hanya melengos dan menatap kertas-kertas kosong dan masih bingung luar biasa hendak menulis apa. Write block.
“Norwood! Damon bilang kau ada di dalam sini!”
Apakah aku harus menanggapinya? Opsinya adalah: tidak, tidak, tidak, tidak, dan tidak.
“Kalau kau tak keluar, aku akan mendobrak pintunya!”
Wow, tindakan yang sungguh heroik. Dobrak saja, aku benar-benar berharap melihatnya mendobrak pintu, kemudian mematahkan tulangnya sendiri. That’ll be so cool.
“Heeei! Kau tidak tiba-tiba tuli atau bisu, kan?”
Oh, betapa aku berharap untuk menjadi tuli saat ini.
“God! Riley, dengar! Aku mau MINTA MAAF!”
Rupanya aku belum tuli. Mungkin sebentar lagi setelah mendengar suara Josh yang terus menerus berteriak dengan lantang. Menyebalkan.
“For the queen shake, RILEY NORWOOD BUKA PINTUNYA!”
Aku marah. Emosiku membuncah.
“For God shake, KAU BERISIK SEKALI, JOSH WILFORD!”
GOD.
SHIT.
Aku baru saja menanggapi teriakannya.
Sekarang kudengar dia memekik kegirangan di luar sana dan semakin bersemangat menghajar pintu yang menjadi batas kami. Semoga saja pintu itu kuat menghadapi serbuan maut Josh.
“Nah, kau dengar, kan? Norwood keluarlah!”
Aku menggelengkan kepala dan mengacak rambutku, “Di mimpimu!”
“Hei!” Dia memekik kesal dan semakin beringas menggedor pintu. “Kau tahu maksudku baik! Aku mau minta maaf!”
“Aku tak akan memaafkanmu kalau kelakuanmu seliar itu!”
“Aku melakukan ini karena kau mengurung dirimu sendiri!”
“Aku mengurung diri karena kau selalu menggangguku!”
“Aku tak pernah secara sengaja mengganggumu, mengerti?”
God, aku putus asa. Berdebat dengannya hanya akan membuat kepalaku makin pening. Sekarang perutku terasa mual dan pandanganku sedikit berkunang-kunang. Aku menjadi lemas dan kembali menghempaskan tubuhku pada kursi. Bertekanan darah rendah benar-benar melelahkan. Aku tak bisa membalas teriakannya karena kepalaku benar-benar terasa pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Camera, Rolling, and ACTION!
RomanceRiley, seorang script dan scenario writer memasuki tempat kerja baru, yaitu RWM Studio. Di sana dia bertemu dengan banyak makhluk aneh bin ajaib. Mulai dari Damon sang sutradara yang cuek, Sean si Graphic Artist yang dingin sekaligus hangat, hingga...