17. Assalamu'alaikum

129 19 0
                                    

"Yasudah ayo kita berangkat, kita sudah terlambat"

"Atika ambil kunci rumah dulu"

Sekeluarga Abimana itu berangkat ke pondok Al Wahyu atas undangan yang tak tampak, bermaksud untuk melihat kajian dan juga ta'aruf antara 2 keluarga yang akan bersatu.

Abi dari double A Ashila dan Atika itu keluar rumah dan menuju mobil Ashila yang sudah dihuni Harun dan Husna terlebih dulu.

"Sudah dipanaskan mesinnya Run?" tanya Abi pada menantunya.

Harun yang sedang bermain-main dengan Husna di mobil mengangguk dan memindahkan Husna ke kursi belakang yang sudah ada Ashila.

"Sudah Bi, sekalian nyalain  AC biar dingin" jawab Harun yang hanya di respon Anggukan oleh Abi.

Atika yang terakhir naik mobil, setelah mengunci rumah dan menutup semua ventilasi. Atika duduk di kursi belakang dengan Ashila dan Husna, sedangkan Harun yang menjadi sopir dengan Abi disebelahnya.

"Sudah siap semuanya?" tanya Abi.

"Sudah" dijawab serempak dengan semua yang ada di mobil itu tak terkecuali husna yang paling bersemangat.

*****
Abdurrahman segera memasuki  pelataran masjid karena acara akan dimulai 10 menit lagi, dan jadwalnya akan dimulai dengan sholat magrib berjamaah terlebih dahulu yang dipimpin langsung oleh Abdurrahman.

Ketika Abdurrahman masuk dan duduk didepan podium untuk membacakan tata tertib, semua bersorak karena sang ustadz idaman santri santriwati itu tampak sangat menawan malam ini.

Dan tiba-tiba ada yang menginterupsi dari arah podium samping dimana yang seharusnya dihuni oleh Ibra.

"Sorry telat"

Sontak terdengar lebih riuh lagi para audiens melihat sosok lelaki tampan datang dengan celana kain berwarna coklat muda serta baju koko dan tak lupa peci putih yang senada dengan warna bajunya, dan dialah yang bernama Ibra.

Abdurrahman hanya menggelengkan kepala melihat aksi saudaranya ini, namun jauh pada lubuk hatinya ia merasa gugup dan berdo'a agar calon istrinya belum datang saat ini. Memang dilihat Ibra terlihat lebih keren dan melihat respon para santri, sudah dipastikan ia semakin minder.

Bismillahirrahmanirrohim

Kembali Abdurrahman membacakan tata tertib lalu disusul dengan adzan yang dikumandangkan langsung oleh Ibra, lalu semua mengambil bagiannya untuk sholat magrib. Kali ini imam langsung disambi oleh Abdurrahman.

Disaat semua sedang melaksanakan sholat pada rakaat ketiga, rombongan dari Atika baru saja sampai. Dengan terpaksa mereka sholat di mushola pondok yang letaknya agak jauh dari masjid, karena dipaksakan masukpun rasanya tidak sopan jika melewati banyaknya makmum yang sholat.

Dengan bantuan para panitia, Abi dan anak-anaknya mendirikan sholat sendiri yang diimami oleh Abi.

20 menit kemudian, sholat di masjid sudah rampung dengan do'a-do'a. Kini waktunya memasuki kajian, dan pembicara pertama dipegang oleh Ibra selaku pemateri tamu yang diinginkan memberi pengalamannya belajar diluar negeri.

Saat yang menegangkan bagi Abdurrahman ketika Ibra mulai luwes dengan penuturan-penuturannya, bukan karena iri hanya saja ia menakutkan calon istrinya berlain hati.

'Astagfirullah Abdullah.. kamu ini kenapa? Sejak kapan rasa dengki ini dihatimu? Ingat, Ibra adalah sudaramu. Dan siapapun perempuan itu, jika dia jodohmu akan menjadi jodohmu' batin Abdurrahman dan sekarang ia merasa lebih rileks.

Sedangkan yang di khawatirkan oleh Abdurrahman kini sibuk merangkai kata untuk sang Khaliq, Atika sedang berdo'a.

'Ya Allah, belum pernah hamba segugup ini mengkhawatirkan sesuatu yang akan berada di masa depan hamba. Jika memang dia adalah jodohku tolong dekatkan, jika memang bukan jodohku tolong Engkau jauhkan secara perlahan dan tolong jangan sampai ada pihak yang tersakiti. Hamba percaya pada pilihan Abi, namun hamba kembali serahkan ini padaMu ya Allah. Dan tolong jagalah hati hamba, serta persiapkan hamba atas jawabanMu nanti. Aamiin' do'a Atika didalam hati sambil menengadahkan kedua telapak tanggannya keatas.

Abdurrahman X Atika Zaman NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang