Prolog

41 2 0
                                    


Terdengar suara keributan menggema disetiap sudut ruangannya, kebeributan itu bermula dari sang ayah yang memaksa kehendaknya kepada anak gadis sematawayangnya.

Mereka tetap bertahan dengan kehendaknya masing-masing sampai tidak ada yang mau terkalahkan.

“Ayah. Sudah cukup, Aku tidak mau menuruti permintaan konyolmu itu.”

Ya! kau harus menurutinya, aku menyetujui perjodohan ini demi kebahagiaan mu juga,”

Gadis itu tertawa “Demi kebahagianku? Sejak kapan ayah memperdulikan kebahagianku? Apakah kau pernah melihatku bahagia?”

“Ya ... aku akan melihatmu bahagia, setelah kau menerima perjodohan itu. ”

“Cks. Omong kosong.”

Gadis itu sudah muak dengan perdebatan yang telah mereka buat, dan dia memilih berdiri dari kursi yang ia duduki, tanpa basa-basi iapun langsung pergi dari hadapan sang ayah, dengan berjalan ke arah kamarnya.

Sesampainya di tempat tujuan dengan kasar ia menutup pintu kamarnya sampai terdengar dentuman yang cukup keras.

ia berlari kearah kursi yang bersebrangan dengan jendela kaca berbingkai kayu berwarna putih.

Mengingat pernyataan yang dilontarkan oleh sang ayah diruang tamu tadi, membuat gadis itu temenung di kursi yang ia duduki, sambil melihat pemandangan langit malam dari kaca yang menjadi pembatas antara balkon dan kamarnya.

Entah sudah berapa lama gadis itu tetap setia pada posisinya, ia menangis dalam diam sembari memikirkan keputusan apa yang ia akan ambil nantinya.





Selamat datang ...
Selamat membaca :*

El📍

Breastwork [Byun Baekhyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang