23. Kehancuran

3.7K 167 0
                                    

Mendekati larangan Allah hanya akan menyesatkanmu
Jika terlanjur jatuh kedalamnya, bersiaplah menerima hukuman-Nya

☆AWSKH☆

Bara masih saja mengganggu hidup Kamil. Padahal Kamil sudah tak mau lagi berteman dengan Bara dan kedua teman lainnya, mereka masih berusaha menyeret Kamil ke dalam keburukan.

Masa jahiliah Kamil telah berakhir, Kamil sudah mantap berhijrah. Dia tidak lagi meminum alkohol, sekedar menyentuhnyapun tidak berani, dia juga sudah berhenti merokok.

Kamil takut dengan Allah, dia cukup bahagia menjalani hidupnya sebagai Kamil yang lebih baik. Kedekatannya dengan Allah membuat dia jauh lebih baik.

Pukul 23:00, Bara meneleponnya saat Kamil tertidur pulas. Dering ponselnya membangunkan Kamil dari tidurnya. Tangan Kamil mencari ponsel yang dia letakan tidak jauh dari kepalanya, matanya masih terpejam.

Dia berhasil meraih ponselnya, sekilas terlihat nama Bara di layar panggilan, dia menggeser tombol jawab, dia menjawab telepon dari Bara antara sadar dan tidak sadar.

"Hallop?"kata Kamil.

"Mil, tolongin gue dong, gue butuh bantuan luh."kata Bara, terdengar panik.

"Luh kenapa?"Kamil langsung membuka matanya.

"Gue butuh bantuan luh mil, gue digebukin sama orang karena belum bisa bayar hutang. Tolongin gue Mil."ucap Bara terdengar serius.

Suara meja yang ditendang membuat Kamil kaget, terlebih teriakan Bara yang cukup keras.

"Awwwwwwwww.... ampun Bang. Kamil tolong gue, datang sekarang ke rumah gue."Bara meneriakan kalimat itu.

"Hallo Bar?"

"Hallo?"

"Bara.."

Tidak ada jawaban dari Bara, teleponya mendadak terputus. Seburuk apapun Bara, sebagai sesama manusia, Kamil wajib membantunya. Kamil bergegas mencari kunci mobilnya, dia juga tak lupa mengenakan jaket.

Kamil meluncur ke rumah Bara menggunakan mobilnya, dia sampai di rumah Bara sangat cepat karena ngebut di jalanan. Kamil langsung mengetuk pintu rumah Bara beberapa kali, dari luar terdengar suara alunan musik sangat keras yang membuat telinganya penat.

Kamil akhirnya masuk ke dalam karena tidak ada yang membukakan pintu. Keadaan rumah Bara membuat dia menggelengkan kepala. Di rumah ini sedang ada pesta alkohol, beberapa temannya menghisap barang haram yang mulai Kamil tinggalkan.

Bara telah membohonginya. Harusya Kamil tidak datang kesini, bagaimana mungkin seorang Bara anak konglomerat mempunyai banyak hutang, orang tuanya yang ada di luar negeri selalu mengirimkan uang yang sering Bara habiskan untuk foya-foya.

Lian menyadari kedatangan Kamil, suara kencangnya membuat yang lain ikut menyadari kedatangan Kamil.

"Eh, Kamil. Akhirnya tamu istimewa kita datang juga."ucapnya sangat lantang.

Bara berjalan tak karuan karena mabuk berat, dia menarik tangan Kamil agar masuk ke rumahnya, pintu rumahnyapun langsung ditutup kembali.

Ahlan Wa Sahlan Kekasih HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang