Dendam_Pernikahan
Part. 10💔💔💔
Dikhianati oleh orang terdekat, seakan sudah menjadi hal biasa bagi Daffa. Namun, menerima kenyataan bahwa sahabat sendiri telah berani menikam, rasanya begitu sulit dan tidak bisa diterima oleh nalar. Bagaimana mungkin setelah sekian lama bersama, tapi tidak paham ego masing-masing?
Daffa membuka kulkas dan mengambil air putih di botol. Meneguknya setengah lalu membawanya ke meja makan. Mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan mencari keberadaan Aira. Niat ingin makan, ia urungkan dan mulai berjalan ke lantai atas.
“Aira!” serunya memanggil saat sampai di kamar. Sama sekali tidak ada sahutan, juga tidak ada kemunculan Aira.
Daffa menghempaskan tubuh ke ranjang bersama helaan napas berat. Ke mana perginya Aira? Tidak biasanya istrinya itu pergi tanpa pamit. Seketika ia teringat kejadian siang tadi saat Aira meminta izin menginap di rumah Fida.
“Ya Tuhan!” Daffa mengusap wajah serta rambut secara kasar. Seolah dengan begitu mampu mengurangi beban pikirannya. Ia bangun, dan merogoh ponsel di saku celana. Segera mencari nomor Aira dan menelponnya.
“Aira kamu di mana?” sahutnya langsung saat sambungan telepon terhubung.
“Assalamualaikum, Bang.”
“Waalaikumussalam. Kamu di mana sekarang?”
“Aira di rumah Teh Fida. Maaf karena tidak pamit lebih dulu.”
“Kan sudah dibilang jangan menginap di rumah orang, meski rumah saudara sendiri.”
“Aira tidak menginap kok, Bang. Insya Allah nanti pulang.”
“Pulang sekarang. Aku … lapar.”
“Lho, Abang belum makan?”
“Belum. Lagi ada masalah. Makanya pulang sekarang.”
“Iya iya. Aira pulang sekarang. Assalamualaikum.”
“Waalaikumussalam.”
Daffa menghela napas lega dan melempar ponsel ke ranjang. Berdecak sambil menjambak rambut sendiri. Mencoba untuk memahami situasi ini, tapi rasanya begitu sulit.
Ditinggal dan dikhianati Nada, wanita yang menjadi kekasihnya selama lima tahun. Sekarang, hal sama terjadi lagi. Persahabatan yang terjalin selama sebelas tahun, seakan lenyap karena pengkhianatan. Mereka yang sudah bertahun-tahun bersama saja, bisa dengan mudah mencampakkan, apalagi dengan Aira? Wanita yang belum lama ia kenal. Akankah wanita itu juga melakukan hal yang sama nantinya?
Adakah yang salah dengan dirinya sehingga banyak yang tidak menyukai dan mengkhianati?
Daffa kembali menghempaskan tubuh, menatap langit-langit kamar. Mencoba mencari jawaban atas semua pertanyaan dari semua kejadian. Juga belajar untuk lebih tenang dalam menyikapi sebuah masalah.
💔💔💔
“Abang … bangun.” Suara jernih dan lembut itu perlahan membangunkan dari alam mimpi. Daffa menggeliat dan mengerjap pelan.
“Sudah Maghrib, Bang. Bangun dulu, ya. Abang tidak mau sholat? Mandi, sholat, terus makan. Aira sudah masak tadi.”
Daffa membuka mata dan seakan masih setengah sadar, ia hanya memandangi wajah bersih Aira dibalut mukenah putih. Daffa tersenyum dalam hati. Wanita seperti Aira, mana mungkin meninggalkannya saat terpuruk? Namun, sepertinya ia memang tidak perlu membawa kasus penipuan Andreas ke jalur hukum. Entah mengapa, Daffa justru bersyukur, dengan begini ia memiliki alasan untuk menguji kesetiaan Aira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Pernikahan (Selesai)
Ficção GeralDaffa Rayhaan Shakeil, lelaki 30 tahun yang baru saja menikahi seorang gadis 24 tahun bernama Humaira Chandani. Kisah rumah tangga baru yang penuh lika-liku karena sang suami masih terjerat rasa oleh mantan kekasih yang meninggalkannya untuk menikah...