~7~

52 5 0
                                    

Nura melangkahkan kakinya memasuki kelas, sampai disana ia sudah ditarik untuk duduk oleh fika.

"Makin nempel kaya lem lu berdua,"

"berdua sama sapa?" heran Nura menjawab perkataan Fika.

"Tuh si Ketos mulut cabe,"

Nura menggelengkan kepala mendengar omongan Fika terhadap Salman.Memang kenyataannya bener sih.

"Gara-gara telat senin kemaren jadinya gue bareng terus sama dia,"

"Modus itu mah Nur," Nadin yang baru datang langsung duduk disamping Nura begitupun dengan Sela yang kini duduk disamping Fika.

"Lu dateng-dateng langsung nyeplos aja din," Nadin hanya menyengir dengan pelototan Nura.

Nura sebenarnya ingin berbicara dan menjelaskan tapi bel masuk berbunyi dan dengan segera ia menyiapkan buku karena sebentar lagi akan ada ulangan harian.

🌸🌸

"Gila! Hampir copot otak gue ngerjain tuh mtk,"

Kini Nura, Nadin, Sela, dan Fika berada di kantin setelah mengerjakan ulangan mtk selama 3 jam.

"ho'oh, mana essay semua," keluh Fika.

"Untung kemaren belajar," ujar Nura terkekeh melihat muka masam sahabatnya.

"Kalo aja kemaren gue gak youtobean sampe tengah malam mungkin masih bisa gue belajar,"

"Mampus! Suruh siapa nontonin bts mulu padahal di video yang udah disimpan ada tapi nontonnya di youtobe terus," ucap Nura kepada Sela.

Dan Sela hanya bisa menyengir sebagai respon.

"Nur Nuraaa,"

"Eh Dewi kenapa lari-lari," Kaget Nura dan melangkah mendekati Dewi yang kini sibuk mengatur nafasnya.

"Itu si salman,"

"Mending nafas yang bener dulu baru ngomong," ia melihat Dewi yang seperti orang sesak nafas, setelah dirasa mendingan Dewi langsung menarik tangan Nura untuk berlari.

Nura hanya pasrah mengikuti langkah kaki Dewi seperti mengarah ke... Belakang sekolah?

Belum sempat Nura bertanya kini pandangannya terarah kepada Salman yang sedang meninju seseorang.

Ia mematung melihat pemandangan di depannya, yang kini terlihat seseorang dengan pakaian yang berantakan terus memukuli lawan tanpa ampun.

Entah mengapa kakinya menyeretnya untuk mendekat, sebelum pukulan itu mengenai lawan Nura menahannya membuat Salman menoleh kaget.

"Lo ngapain disini?!" Nura terlonjak mendengar bentakan itu, ia mundur dua langkah dengan gemetar.

Salman yang baru sadar jadi merasa bersalah dan memandang Nura dengan tatapan sendu.

Nura menutup mata dan menghela nafas sedalam-dalamnya, ia hanya terkejut dengan bentakan itu dan belum mempersiapkan hati untuk berdebat dengan Salman.

"Jangan berantem man, inget lu itu ketua osis disini, kasih contoh yang baik buat yang lain," Mendengar perkataan Nura Salman bungkam walau pelan tapi Salman masih bisa menangkap apa yang dibicarakan Nura.

"Gue tunggu di uks," Pesannya sebelum melangkah meninggalkan dua manusia yang masih di sana dan menarik Dewi yang sedari tadi diam.

"Gak nyangka gue ternyata lu bucin juga ya haha,"

Salman yang mendengar itu hanya memasang wajah datar.

"Gebetan lu man?"

"Bacot! Jangan sok akrab," Setelah mengucapkan kalimat yang begitu menusuk hati Salman meninggalkan tempat itu meninggalkan seseorang yang kini mengepalkan tangan kuat-kuat menahan amarah.

🌸🌸🌸

Setelah dari toilet untuk mencuci muka dan merapihkan baju kini Salman berjalan melewati koridor menuju uks.

Untungnya sekolah sepi karena pelajaran sudah dimulai dan rata-rata guru sma jaya bangsa masuk tepat waktu dengan alasan 'guru merupakan percontohan untuk para murid' dan itulah mengapa para guru harus rajin dan tepat waktu.

Dibukanya pintu uks dan melihat Nura yang sedang mencari kotak p3k di lemari.

Salman yang melihat Nura kesusahan mencapai kotak p3k di lemari paling atas mencoba membantu dan berdiri tepat di belakang Nura.

Nura yang terkejut karena ada tangan yang mengambil kotak itu duluan segera membalikkan badan dan saat itu lah matanya bertemu dengan mata cokelat terang milik Salman.

1detik, 2detik, 3detik, rasanya waktu begitu lambat saat mata tajam itu menyorot dari jarak dekat,bahkan Nura hampir sesak karna menahan nafas terlalu lama.

Secara refleks tangan Nura mendorong dada bidang Salman dan membuat suasana menjadi canggung.

"ehm lu duduk di kasur aja dulu man,"

Salman lantas mengangguk dan membalikkan badan, baru dua langkah salman berbalik dan melihat Nura yang masih memperhatikannya.

Nura yang ketahuan memperhatikan seketika mati kutu, wajahnya memerah menahan malu. Melihat gelegat Nura salman ingin sekali tertawa tapi itu akan menambah malu Nura.

"Gue saranin mending lu banyakin renang biar tinggi," kalimat itu seperti menyindir tubuh Nura dan membuatnya kesal, mukanya tambah merah karena ditambah dengan rasa kesal tingkat tinggi.

Nura menghampiri Salman dan mulai membuka kotak p3knya, dengan hati-hati Nura mengobati pipi salman yang lebam.

"Gue gak nyangka kalo lu bisa nonjok orang sampe begitu," ujar Nura memecahkan keheningan. Mendengar itu Salman mendengus.

"gue cowok ra dan gue juga normal, gue gak se alim itu," jawab Salman yang terus menatap Nura, Nura berusaha untuk fokus kearah luka Salman walau tatapan Salman mengusiknya.

"Jangan natap gue kaya gitu Salman," mendengar perkataan Nura salman menaikkan sebelah alisnya seakan bertanya.

"Gue juga cewek normal, siapa yang gak salah tingkah kalo cara pandang lu ke gue kaya gitu," Ucap Nura mencoba menatap balik Salman.

Salman merasakannya, merasakan sesuatu didalam tubuhnya bahkan sampai membuat jantungnya berdetak hilang kendali.

Salman mengumpulkan keberanian sebelum membawa Nura kedalam pelukannya, Nura? Ya jelas Nura terkejut bukan main.Ini dia dipeluk loh! Bayangin!dipeluk!sama salman?! Oh my..

TBC...

Teruntuk
arsya2409

Ketos KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang